Hanif dan Naya akhirnya sepakat bertemu dengan pak Irawan di salah satu restoran siang ini.
Hanif dan istrinya berjalan masuk dengan santai menuju sebuah ruangan VIP tempat mereka janjikan.
Saat masuk ke ruangan tampak pak Irawan dengan seorang pria seusia dengan pria itu. Hanif dan Naya berjalan mendekati meja tempat mereka berada.
Pak Irawan yang melihat kedatangan Hanif dan istrinya berdiri menyambut mereka. Hanif memyalami kedua pria itu.
"Selamat siang Pak Irawan," sapa Hanif.
"Selamat Siang Bang Hanif. Silakan duduk, Bang."
"Maaf jika harus menunggu," ucap Hanif lagi.
"Tidak apa, Bang. Kami juga belum lama sampai."
Pak Irawan lalu memesan makanan, sambil menunggu makanannya datang, pria itu bicara mengenai kerjasama untuk produksi filemnya. Pak Irawan memperkenalkan pria yang bersama dengannya, Coki berprofesi sebagai sutradara.
"Bagaimana Bang Hanif, apakah Abang tertarik dan bersedia ikut produksi Film kami?"
"Bagaimana Sayang, apakah Mas boleh ikut main di film garapan pak Irawan ini?" tanya Hanif pada Naya istrinya.
"Aku terserah Mas aja. Jika Mas tertarik, aku akan mendukung."
"Terima kasih, Sayang," ucap Hanif sambil tersenyum manis dengan Naya istrinya.
"Karena istri saya tidak keberatan, saya bersedia. Saya tertarik karena peran saya di Film garapan Bapak juga tidak jauh berbeda dengan kehidupan sehari-hari saya. Namun, saya harap bimbingannya, karena ini pertama kali saya bermain film."
"Baik, Bang. Jadi nanti kita bisa bicarakan mengenai kontrak kerja sekalian," ucap Pak Irawan.
"Saya rasa Bang Hanif tidak akan sulit memerankan tokoh ini. Saya melihat dari cara Abang bicara dan bersikap," ucap Coki sang sutradara
Setelah makan, Hanif dan Pak Irawan bicara mengenai kontrak kerja. Setelah ada kesepakatan, mereka mengakhiri pertemuan ini.
"Semoga kerja sama kita nantinya akan berlanjut," ucap Pak Irawan.
"Semoga saja, Pak. Jika kerjanya sesuai, saya pasti akan bersedia melanjutkan."
Hanif dan Pak Irawan bersalaman sebelum pulang. Atas kesepakatan tadi, Hanif akan ikut terlibat satu garapan webseries produksi pak Irawan. Jika kerjanya sebagai pemain film sesuai dengan yang Hanif pikirkan, dia akan bekerjasama dengan Pak Irawan untuk seterusnya.
Dalam perjalanan pulang, Hanif mengajak istrinya mengobrol.
"Naya, Mas setuju mengambil kerja itu karena kebetulan kamu juga akan melanjutkan kuliah ke kota. Jadi kita tidak perlu bolak balik. Kita menetap di kota aja. Mas bisa bekerja dari rumahkan."
"Iya, Mas. Aku juga senang. Padahal rencananya aku mau pindah kuliah. Karena Mas juga akan tinggal di kota, aku bisa meneruskan kuliahku."
Hanif memiliki usaha online yang cukup terkenal dan besar. Dia dapat bekerja dari rumah saja.
"Mas, ingin mencoba menjadi aktor karena penghasilannya cukup buat kita membangun usaha yang lebih besar nantinya. Untuk masa depan anak-anak kita kelak," ucap Hanif.
"Aku akan mendukung apapun keputusanmu,Mas. Asal itu baik bagimu."
Hanif menggenggam tangan kanan istrinya dan mencium tangan Naya.
"Aku mencintai kamu. Kamu selalu aja mendukung semua keputusan yang aku ambil. Semoga kita akan terus bersama hingga menua. Aku ingin memiliki banyak anak dari rahimmu yang akan memenuhi rumah kita dengan suara tawa dan tangis mereka."
"Aku juga sangat mencintai kamu, Mas. Cinta kita adalah cinta yang terbaik karena engkau telah membuat imanku meningkat, juga membantuku di dunia ini. Karena itulah, aku ingin berjumpa kembali denganmu di surga," ucap Naya pelan.
"Kamu tau Naya, Jika surga itu setangkai bunga, aku akan memetiknya untukmu. Jika surga itu seekor burung, aku akan menangkapnya untukmu. Jika surga itu sebuah rumah, aku akan membangunnya untukmu. Tapi, karena surga adalah tempat yang belum pernah dilihat oleh siapa pun, maka aku akan berdoa kepada Allah supaya menyiapkan surga itu untukmu, karena bagiku kamu adalah surgaku. Aku beruntung memiliki kamu," ujar Hanif.
"Mas bisa juga ngegombal. Pantas banyak remaja putri mengagumi kamu ,Mas."
"Aku gombal dengan istriku aja. Tidak pernah dengan gadis manapun, Naya."
"Apa Mas udah mengatakan dengan Abi dan Umi jika Mas akan main film."
"Sampai rumah nanti Mas akan langsung bicara. Semoga Abi dan Umi setuju."
"Semoga aja,Mas."
"Mas rasa Abi setuju, karena Mas juga berperan sebagai Ustad di Webseries nanti."
"Iya, Mas," ucap Naya.
Hanif kembali berkonsentrasi menyetir menuju rumah kediaman orang tuanya. Selama ini Hanif dan Naya masih tinggal bersama kedua orang tua suaminya itu.
Dua bulan pernikahan mereka, Naya merasa bahagia, tidak pernah Hanif berkata kasar dan selalu lembut serta perhatian dengannya. Naya sangat bersyukur memiliki suami seperti Hanif.
Wanita itu seperti bunga, ia harus diperlakukan dengan lembut, baik hati, dan penuh kasih sayang. Seorang suami yang dianugerahi istri yang salihah, berarti ia telah dibantu pada setengah agamanya, maka hendaklah ia bertakwa pada Allah untuk setengah yang tersisa.
Suami yang paling beruntung adalah dia yang memiliki istri yang baik, menyenangkan dan perhatian, iman memenuhi hatinya, kelembutan menghiasi tutur katanya, dan berbuat kebaikan menjadi motto hidupnya. Apabila suami datang dia segera menyambutnya. Dan apabila suami bepergian, dia senantiasa menjaga rumah tangganya." – Dr. Abdul Malik Al-Qasim
...****************...
Bersambung
Selamat siang semuanya. Mohon Dukungannya untuk Novel-novel mama. 💓💓💓💓.
Bonus visual.
Hanif
Naya
Terima kasih
Kutipan di ambil dari google
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
pegang ucapan mu Hanif
2024-08-31
0
Yunerty Blessa
kalau keputusan yang tidak baik buat apa disokong
2024-08-31
0
Siarsazkia Siarsazkia
babang Kenzo mana nich
2023-07-01
0