Naya menyiapkan sarapan buat Hanif. Suaminya itu masih tertidur. Habis melaksanakan solat subuh, Hanif kembali tidur.
Telah satu bulan, Hanif menjalankan profesi barunya. Awalnya dia hanya bermain dalam drama mini seri, karena aktingnya yang bagus, dilanjutkan dengan sinetron kejar tayang.
Seminggu ini, Hanif selalu pulang larut malam, bahkan hingga pagi dini hari. Hanif kembali disandingkan dengan Citra dan Kenzo.
Setelah sarapan selesai dihidangkan, Naya masuk ke kamar untuk membangunkan suaminya itu.
"Mas, bangun. Sarapan dulu. Nanti keburu dingin." Naya mengguncang lengan suaminya pelan untuk membangunkan pria itu.
Beberapa kali mencoba, barulah Hanif membuka matanya. Tampaknya Hanif sangat kelelahan, sehingga sulit dibangunkan.
"Ada apa, Sayang."
"Sarapan dulu,Mas. Nanti Mas nggak sempat sarapan lagi seperti kemarin."
"Aku masih ngantuk, sarapan di lokasi aja. Citra juga sering bawakan bekal buat sarapan," ucap Hanif.
"Citra? Mas sering dibawakan makanan sama Mbak Citra?" tanya Naya.
Namun pertanyaan Naya tidak dijawab Hanif. Suaminya itu telah kembali lelap. Naya berjalan keluar dari kamar dan menyantap sarapan seorang diri.
"Pantas satu minggu ini Mas Hanif nggak sarapan di rumah. Ternyata Mbak Citra selalu bawakan sarapan buatnya," gumam Naya dengan dirinya sendiri.
Setelah sarapan, Naya menonton televisi, dan kebetulan ada tanyangan gosip. Dimana Hanif suaminya yang diberitakan sebagai pendatang baru yang cukup terkenal dan sedang dekat dengan salah seorang aktris, yaitu Citra.
Naya kaget dan tidak bisa berkedip melihat serta mendengar berita gosip itu. Di mana pembawa acara mengatakan jika mereka terlibat cinta lokasi.
Naya memegang dadanya yang terasa sesak mendengar semua berita itu. Tanpa disadari air matanya jatuh membasahi pipi.
"Itu pasti tidak benar. Pasti hanya gosip. Mas Hanif tidak mungkin secepat itu jatuh cinta dan melupakan pernikahan kami. Mas Hanif tidak mungkin melakukan hal yang akan menyakiti hatiku," gumam Naya lagi.
Naya menghapus air matanya. Dia tidak ingin Hanif melihatnya sedang menangis. Naya tidak mau Hanif tahu jika dirinya cemburu hanya karena berita itu.
Naya melihat di dinding. Jam menunjukan pukul setengah sembilan. Naya ingat Hanif mengatakan jika dia akan shoting pukul sembilan.
Naya langsung berdiri dan berlari menuju kamar. Naya membangunkan Hanif beberapa kali dengan mengguncangkan tubuh suaminya itu. Akhirnya Hanif membuka matanya.
"Ada apa, Naya?"
"Maaf,Mas. Aku telat membangunkan. Udah jam setengah sembilan," ucap Naya. Hanif langsung bangun dan duduk.
"Setengah sembilan, kamu tau'kan aku harus sampai di lokasi jam sembilan. Perjalanan aja memakan waktu satu jam. Aku hanya meminta dibangunkan jam delapan, itu aja kamu tidak becus," ucap. Hanif dengan suara keras.
"Maaf, Mas. Aku salah," ucap Naya.
Hanif tidak pedulikan ucapan Naya. Dia langsung masuk kamar mandi. Naya menarik napas dalam. Baru kali dia di bentak, dan itu dilakukan suaminya. Rasanya sangat sesak di dada.
Hanif bergegas mengganti pakaiannya setelah mandi dan langsung keluar dari kamar tanpa pedulikan Naya.
Naya mengikuti langkah Hanif hingga pria itu masuk mobil dan langsung tancap gas tanpa menoleh sedikitpun dengan Naya.
Biasanya saat akan berangkat kerja, Hanif akan mengecup dahi istrinya itu. Naya hanya bisa memandangi mobil suaminya hingga hilang dari pandangannya.
Setelah mobil menjauh, barulah Naya masuk dan duduk di sofa depan televisi. Kembali air matanya jatuh.
"Ini salahku. Mas Hanif pantas marah. Kenapa aku cengeng?" ucap Naya dan mengusap air matanya.
"Aku hanya tidak pernah mendengar suara orang membentak diriku."
Naya menghapus air mata yang mengalir membasahi pipinya. Dia masuk ke kamar dan membaringkan tubuhnya.
...----------------...
Hingga malam, Naya tidak juga menerima kabar dari suaminya itu. Naya mulai kuatir. Sudah beberapa kali Naya mencoba menghubungi tapi tidak ponselnya Hanif tidak aktif.
"Sudah jam sembilan malam. Kenapa Mas Hanif tidak ada memberikan kabar. Biasanya Mas Hanif selalu menghubungi aku. Mana ponselnya tidak aktif lagi."
Naya mengambil dompet dan pesan taksi. Saat ini dirinya sedang dalam perjalanan menuju lokasi shoting.
Naya turun dari mobil dan langsung berlari menuju lokasi. Namun, lokasi pengambilan gambar sinetron yang dibintangi suaminya itu telah sunyi.
Naya bingung harus melakukan apa. Pikirannya makin tidak menentu. Naya berjalan mengelilingi lokasi, tidak ada satupun kru film yang masih berada dilokasi.
"Kamu cari siapa?" tanya suara seseorang yang membuat Naya Kaget.
"Kak Kenzo, kemana yang lainnya. Mas Hanif, kemana?" tanya Naya kuatir.
"Apa suamimu tidak mengatakan jika dia akan ke luar kota?" tanya Kenzo.
"Jadi Mas Hanif lagi ke luar kota!" gumamnya pada diri sendiri namun, masih dapat di dengar Kenzo.
"Keterlaluan banget sih suami Lo. Masa ke luar kota tidak mengabari istrinya," ujar Kenzo.
"Pasti Mas Hanif pergi tergesa sehingga lupa mengabari." Naya masih menutupi kesalahan suaminya.
...****************...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
Hanif mulai curang
2024-08-31
0
linamaulina18
dah mulai deh bermain api si hanif
2023-05-28
0
novi 99
Citra sesama perempuan tapi mengharapakan suami orang dengan memberi perhatian lebih ...
Hanif berniat poligami agar bisa menikahi citra ...
menikahi Janda tapi membuat istrinya menjadi janda sama aja dosa ...
poligami klo istri setuju dan ikhlas tanpa paksaan gak masalah.
2023-04-09
0