Naya terdiam tanpa bisa berkata lagi. Dia masih berpikir, kenapa Hanif bisa lupa mengabarkan dirinya jika akan ke luar kota.
Naya berjalan perlahan tanpa pedulikan Kenzo. Dia ingin pulang. Sementara waktu telah menunjukkan pukul sebelas malam.
Kenzo mengikuti langkah Naya tanpa wanita itu sadari. Saat ini Naya telah tiba di jalan raya. Pandangannya masih kosong.
"Kamu mau pulang?" tanya Kenzo akhirnya melihat Naya yang masih bingung.
"Iya, Kak. Aku menunggu taksi yang lewat."
"Biar aku antar. Ini udah larut malam. Tak baik wanita muda seperti kamu menggunakan taksi. Kamu tunggu sebentar."
"Iya, Kak."
Naya duduk di bangku yang ada di tepi jalan itu. Pikirannya masih diisi pertanyaan, kenapa Hanif tega melakukan ini dengannya.
Kenzo menghentikan mobilnya tepat di depan Naya. Pria itu membuka kaca mobilnya. Kenzo juga membuka pintu mobil depan.
"Masuklah!" perintah Kenzo.
"Maaf, Kak. Aku duduk di belakang aja ya?" tanya Naya.
"Kamu pikir aku ini supir?"
Naya yang akan membuka pintu mengurungkan niatnya. Akhirnya Naya memilih duduk di depan.
Sepanjang perjalanan Naya hanya diam. Tanpa bisa di tahan, air matanya jatuh membasahi pipi. Kenzo yang memperhatikan itu jadi salah tingkah. Baru kali ini dia melihat wanita yang benar-benar menangis bukan karena akting.
"Kenapa kamu menangis?" tanya Kenzo dengan suara pelan.
"Aku nggak menangis. Tadi cuma kemasukan debu." Naya berbohong karena tidak ingin Kenzo tau dia menangis.
Sampai di rumah Naya, langsung turun dari mobil.
"Terima kasih, Kak. Udah repot mengantarku. Aku pamit. Maaf, aku tidak bisa mengajak mampir. Suamiku tidak di rumah."
"Oke. Santai aja. Jangan menangis. Seperti katamu tadi. Mungkin Hanif hanya lupa mengabari kamu. Kemungkinan besok sore baru selesai shoting di sana."
"Terima kasih informasinya. Bukannya aku mengusir, tapi ini udah tengah malam. Aku nggak mau ada fitnah. Kak Kenzo pulanglah. Aku mau masuk."
"Kamu yang masuk, biar nanti setelah kamu tutup pintu, aku pergi."
"Baiklah. Terima kasih sekali lagi. Aku masuk dulu. Kak Kenzo hati-hati. Udah larut malam."
Naya berjalan masuk setelah mengucapkan itu. Kenzo melihatnya hingga Naya padamkan lampu ruangan dalam rumahnya. Setelah itu barulah Kenzo menjalankan mobilnya kembali.
Kasihan banget Naya. Kenapa Hanif sampai lupa mengabari Naya. Bukankah rencana pengambilan adegan di luar kota udah ada pemberitahuan dua hari lalu.
Sementara itu di dalam kamar, Naya sedang melakukan solat malam. Hatinya masih belum tenang karena masih memikirkan Hanif.
Setelah solat malam, Naya berdoa sambil berurai air mata.
"Ya Allah, dimanapun saat ini Mas Hanif berada, lindungi dia dari segala bahaya dan hal buruk. Aku percaya pada Mas Hanif. Aku yakin dia tidak mungkin melakukan kesalahan. Kuatkan keyakinanku ini Tuhan. Aku percaya, dia jodoh terbaik yang Engkau berikan untukku," ucap Naya di dalam doanya.
"Dalam satu pernikahan, Allah mengatakan bahwa pasanganmu ibarat pakaian untukmu. Sebuah pakaian bisa jadi pas atau kurang pas. Mungkin, Mas Hanif pakaian yang kurang pas untukku. Namun bukan berarti tidak cocok. Namun, bagaimanapun juga, pakaian akan menutupi, melindungi dan mempercantik ketidaksempurnaan. Allah selalu punya skenario terindah untuk hamba-Nya. Kita hanya perlu bersabar dan ikhlas dalam menanti. Bersyukur atas semua kebaikan dan ujian yang Allah berikan pada kita. Kita hanya perlu menjadi hamba-Nya yang taat. Semoga ujian kecil dalam Rumah tangga kami ini dapat kami lewati bersama." Doa Naya.
Setelah lelah menangis akhirnya Naya tertidur juga. Pagi harinya Naya ke kampus. Dengan bus, wanita itu berangkat kuliah.
Naya yang merasa lapar, langsung menuju kantin, dan memesan nasi goreng. Naya menyantap nasi goreng tanpa peduli orang yang ada di kantin.
"Pasti perut kamu lapar setelah menangis semalaman," ucap seseorang yang membuat Naya kaget. Naya mengangkat wajahnya dan makin kaget melihat siapa yang menyapa.
"Kak Kenzo mengikuti aku?" tanya Naya.
"Jangan geer. Aku juga kuliah di sini."
"Kok aku nggak pernah lihat Kak Kenzo selama ini?"
"Aku pindahan. Baru enam bulan di sini."
"Oh pantas. Kak Kenzo mau sarapan. Maaf, aku lapar. Aku lanjut makannya."
"Silakan! Mata kamu bengkak, pasti menangis semalaman. Hanif itu shoting hingga sore. Malam nanti pasti pulang. Kenapa menangis. Dia belum mati," ucap Kenzo.
"Astagfirullah, Kak. Jangan ngomong gitu. Siapa yang mengatakan aku menangis karena kak Hanif meninggal?"
"Aku juga nggak mengatakan Hanif meninggal!"
"Maaf, Kak. Aku mau lanjut makan. Sebaiknya Kak Kenzo pergi. Lihatlah, banyak mata memandangi kita. Nanti bisa terjadi fitnah. Apa lagi Kak Kenzo seorang Aktor terkenal."
"Aku juga mau pergi. Selamat Pagi. Semoga hatimu menyenangkan," ucap Kenzo sebelum pergi meninggalkan Naya.
Naya memberikan senyum pada teman-temannya yang tadi memperhatikan dirinya dan Kenzo. Salah seorang teman mendekati Naya.
"Apakah kamu kenal Kenzo?" tanya teman Naya yang bernama Santi itu.
"Aku kenalan saat mengantar suamiku shoting. Kebetulan Kak Kenzo juga pemainnya."
"Jadi suami kamu aktor juga, Nay?"
"Baru satu bulan Mas Hanif jadi aktor."
"Siapa nama suami kamu, Nay? Yang mana? Semua film dan sinetron yang dibintangi Kenzo aku tau."
"Mas Hanif suamiku dan Kak Kenzo main dalam sinetron terbarunya Kenzo. Mas Hanif sebagai Ustad itu."
"Aku tau sekarang. Jadi Ustad Hanif itu suami kamu. Idola aku juga itu sekarang.Tapi ...." Santi menghentikan ucapannya.
"Tapi apa, Santi?" tanya Naya penasaran.
"Bukankah yang berperan jadi Ustad itu digosipin pacaran dengan Citra. Kamu pasti kenal'kan Citra. Aktris sensasional. Selalu aja diterpa kabar miring."
"Itu hanyalah gosip. Mas Hanif sudah mengatakan padaku."
"Namun, kamu harus hati-hati Naya. Terkadang semua berawal dari gosip dan akhirnya jadi kenyataan. Suami kamu itu ganteng dan saat ini mulai jadi idola. Aku dan ibu aja fans suami kamu sekarang."
"Semoga saja Mas Hanif bisa menjaga kepercayaanku. Aku percaya dengan Mas Hanif."
"Jangan naif Naya. Suami kamu lebih banyak menghabiskan waktu bersama Citra. Tidak kemungkinan jika nanti akhirnya jatuh cinta. Apa lagi saat ini peran mereka sebagai suami istri. Harus selalu dekat agar tidak canggung saat berperan. Banyak artis yang terlibat cinta lokasi. Kamu harus hati-hati. Ingatkan terus suami kamu agar tidak terjadi cinta lokasi."
"Iya, Santi. Aku akan selalu mengingatkan s Hanif. Terima kasih atas sarannya."
"Aku duluan ke kelas. Kamu lanjutkan sarapan. Lain kali kenalin aku dengan Kenzo dan suami kamu. Aku fans mereka."
"Insya Allah. Lain kali aku kenalkan."
"Oke. Terima kasih."
Santi meninggalkan Naya seorang diri. Wanita itu kembali termenung mengingat kata-kata Naya.
...****************...
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
betul tu Naya
2024-08-31
0
Nuning Nuno
kq nyesek ada suami kaya hanif biarpun cm novel tp gething aq..
2023-02-23
1
Jasmine
takkan ada yg abadi, dmn di awal dibekali kepercayaan dr naya kini hanif lupa dan merusak kepercayàan tsb
2022-11-14
0