Hanif dan Citra belum menyadari kehadiran Naya dan Kenzo. Mereka berdua masih asyik tertawa.
Kenzo melihat ke arah Naya. Tampak wajah Naya yang masih kaget dan sedikit gugup.Wanita itu tampak menarik napas dalam sebelum melanjutkan melangkah mendekati Hanif.
Aku tak boleh cengeng. Bukankah wanita itu hanya lawan main mas Hanif. Aku sampai saat ini masih percaya dengan Mas Hanif, namun jika nanti terbukti Mas Hanif mengkhianati pernikahan kami, aku akan memilih mundur.
Naya membuka kotak kue yang dibawanya dan melangkah kehadapan Hanif serta Citra.
"Selamat Ulang Tahun, Mas Hanif," ucap Naya.
Hanif dan Citra tampak kaget dengan kehadiran Naya. Hanif langsung berdiri dan memeluk Naya.
"Terima kasih, Sayang. Kamu juga ingat ulang tahun, Mas."
"Semua tentang Mas, aku ingat."
"Sini duduk. Kamu udah kenal'kan dengan Citra."
"Siapa yang tak mengenal artis cantik seperti mbak Citra," ucap Naya sambil tersenyum.
Hanif membawa Naya duduk. Kenzo yang melihat itu menarik tangan Citra untuk segera berdiri.
"Mbak Citra , ikut aku aja. Ada yang ingin aku katakan."
"Kamu mau ngomong apa? Ngomong aja." Citra masih tetap duduk di kursi samping Hanif.
"Ikuti aku. Kita bicara berdua saja."
Kenzo kembali menarik tangan Citra, sehingga wanita itu akhirnya berdiri dan mengikuti langkah Kenzo.
Setelah Kenzo dan Citra menjauh, Naya lalu mengucapkan kata ulang tahun untuk suaminya itu.
"Kamulah suami idaman setiap perempuan. Kamu adalah teman hidup yang tiada duanya. Dan hanya kamu yang aku inginkan untuk habiskan waktu-waktu bersama. Terima kasih untuk segalanya. Terima kasih sudah mencintaiku. Selamat ulang tahun, Mas. Aku selalu bersyukur atas apa-apa yang terjadi dalam hidupku. Memiliki teman yang selalu ada, kesehatan yang prima, dan keluarga yang selalu menemani. Namun hal yang paling aku syukuri adalah kesempatan untuk dapat hidup bersamamu. Kamu adalah hadiah paling sempurna yang pernah Tuhan ciptakan untukku. Selamat ulang tahun, Sayangku!"
"Terima kasih, Sayang. Mas bahagia banget. Di hari ulang tahun kali ini, banyak yang Mas dapatkan. Pertama kehadiran kamu di hidup Mas, setelah itu karier yang mulai naik. Semua impian Mas, rasanya akan terwujud."
"Jangan lupa terus bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Jangan sampai Mas jadi lupa segalanya saat diberi kenikmatan."
"Iya, Sayang. Kamu mau menunggu hingga selesai shooting. Atau pulang."
"Aku ingin malam ini kita makan malam untuk merayakan ulang tahun kamu, Mas."
"Rencananya malam besok mau makan malam khusus kita berdua. Malam ini Mas udah janji dengan pemain dan sutradara, makan malam bersama. Apa kamu mau ikut juga? Kamu nggak keberatan'kan kalau malam ini kita makan malam bersama."
"Nggak apa, Mas."
"Baiklah. Kamu tunggu di sana dulu. Bisa sambil rebahan. Mas mau pengambilan gambar buat sesi terakhir."
"Aku boleh lihat ke sana."
"Tentu aja, Sayang."
"Ini Mas, aku ada kado buat kamu."
Naya menyerahkan kado yang tadi dia beli. Sebuah jam tangan yang dulu pernah Hanif inginkan.
Naya membeli dengan uang tabungannya. Sengaja menghemat uang belanja yang Hanif berikan. Naya tidak pernah jajan di luar jika bukan karena terpaksa.
Hanif membuka kado itu, dan kaget melihat jam tangan yang Naya berikan.
"Kamu masih ingat jika Mas pernah inginkan jam ini."
"Iya, Mas. Aku sengaja menabung uang jajan ke kampus yang ayah dan ibu berikan, juga yang mas beri. Aku ingin membeli jam ini sejak Mas mengatakan pengin memilikinya."
"Terima kasih ya, Sayang." Hanif mengecup dahi istrinya itu.
Setelah Hanif dan Naya makan kue, suaminya itu mengajak Naya ke lokasi shooting. Naya melangkah mengikuti suaminya.
Di ruangan lain, tampak Citra yang sedang mengomel dengan Kenzo.
"Katanya ada yang ingin diomongin. Emangnya apa?" tanya Citra.
"Aku lupa. Mbak Citra kelamaan berdirinya."
"Kamu hanya pura-pura. Kamu hanya ingin mbak pergi dari sana'kan?"
"Itu Mbak Tau. Biar aja Hanif dan istrinya berdua. Kita hanya mengganggu."
"Mereka masih bisa berduaan di rumah. Bukan di tempat kerja."
"Mbak yang bukan istrinya aja, berduaan terus di tempat kerja."
"Aku beda. Aku emang kerja berdua. Di tuntut selalu bersama," ucap Citra sedikit naik darah.
"Baiklah. Aku lupa. Aku mau ganti pakaian. Waktunya kerja."
Kenzo berjalan meninggalkan Citra yang masih tampak kesal karena dirinya yang ditipu. Kenzo memang sengaja menjauhkan Citra dari Hanif, untuk memberikan waktu bagi Naya berdua dengan suaminya itu.
...****************...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
Citra saja tidak sedar diri tu....mahu dekat dengan Hanif 😠
2024-08-31
0
Nuning Nuno
untung ada kenzo😍😍
2023-02-23
1
Dedew
ustad ini agak Laen ya guys yakk🥴
2022-12-30
1