Baru saja Naya akan menjawab ucapan Kenzo, tampak Hanif mendekati mereka. Hanif tersenyum pada Kenzo.
"Hai, Selamat Pagi. Kamu Kenzo pemain film yang sedang viral itu'kan?" tanya Hanif.
"Ya, saya Kenzo," balas Kenzo sambil mengulurkan tangannya.
"Saya Hanif," balas Hanif.
"Mas, udah bertemu Pak Irawan-nya?" tanya Naya.
"Sudah. Mas akan langsung shooting. Apa kamu nggak keberatan menunggu di sini. Atau mau pulang? Mas pesankan taksi."
"Aku menunggu aja, Mas."
Kenzo diam-diam mendengarkan perbincangan suami istri itu. Matanya terus saja melirik ke arah Naya.
"Maaf, apa kamu juga terlibat dalam produksi kali ini. Kamu pemain baru?" tanya Kenzo.
"Ya, kebetulan saya yang akan berperan sebagai ustadnya."
"Jadi kamu lawan main saya," gumam Kenzo, namun suaranya masih dapat di dengar Hanif dan Naya.
"Saya pamit dulu. Sebentar lagi pengambilan gambar. Kalian suami istri?" tanya Kenzo lagi.
"Ya. Ini istri saya. Naya."
"Saya pikir istri kamu ini masih anak sekolah. Wajahnya masih imut."
"Kamu bukan orang pertama yang mengatakan itu. Emang banyak yang mengira begitu. Iya'kan Sayang?" tanya Hanif.
"Mungkin karena badan aku kecil,Mas."
"Naya ini sebentar lagi udah mau wisuda. Udah 22 tahun usianya."
"Oh. Pengantin baru ya?" tanya Kenzo lagi. Sepertinya dia sangat tertarik dengan kehidupan suami istri itu.
"Sudah hampir tiga bulan menikah. Masih tergolong barulah."
"Semoga bahagia. Aku pamit," ucap Kenzo. Dia berjalan meninggalkan suami istri itu.
Hanif duduk di samping Naya sambil menggenggam tangan istrinya itu.
"Kamu yakin mau menunggu aku di sini. Kata Pak Irawan, pengambilan gambar jam-nya tidak menentu. Kadang bisa selesai malam. Nanti kamu capek hanya duduk di sini menunggu."
"Untuk hari ini tidak apa, Mas. Aku juga sudah terlanjur ikut. Mas, siapa yang berperan sebagai istri kamu nanti."
"Kamu tau Citra. Pemain Film X itu?" tanya Hanif.
"Aku tau, Mas. Cantik banget itu artis. Dia baru cerai dengan suaminya, Mas. Baru lima bulan kalau nggak salah."
"Mas kurang tau masalah keluarganya. Tadi Mas udah dikenalkan. Orangnya ramah walau pemain senior. Kenzo tadi juga ramah. Padahal aktor ternama."
"Iya, Mas."
"Kenzo itu aktor idola kamu'kan?" Hanif mencubit pelan hidung istrinya.
"Dari mana Mas tau?"
"Waktu kita mau nikah, saat mengobrol idola. Kamu yang mengatakan jika Kenzo salah satu idola kamu. Sayang Kenzo sempat terlibat kasus penyalahgunaan obat terlarang."
"Mas masih ingat?"
"Tentu saja. Nanti kalau Mas udah dekat dengan Kenzo, Mas minta foto bareng dan tanda tangannya untukmu."
"Mas apaan sih? Itu dulu. Idola aku saat ini kamu, Mas. Kamu suamiku. Idolaku." Hanif tersenyum dan mengecup pucuk kepala Naya.
Terdengar suara seseorang memanggil Hanif. Mereka berdua serempak memandang. Ternyata Bang Coki sang sutradara memanggil Hanif.
"Sayang, Mas ke sana dulu. Mungkin giliran Mas yang akan diambil gambarnya. Kamu duduk di sini aja. Atau mau melihat akting suamimu ini."
"Aku boleh duduk dekat sana juga, Mas."
"Boleh, ayo ikut Mas."
Hanif menggenggam tangan Naya berjalan mendekati lokasi pengambilan gambar. Hanif diminta buat adegan awal. Hanif telah membaca dan mempelajari skenario serta naskah dari kemarin yang diberikan Irawan dan Coki.
Saat pengambilan adegan, Hanif melakukan kesalahan. Sebagai pemula itu wajar. Hingga akhirnya Hanif dapat melakukannya setelah diulang beberaa kali.
Hingga siang baru adegan Hanif sebagai penceramah yang bisa di ambil. Tibalah saatnya semua pemain dan kru istirahat buat makan siang.
Hanif mengambilkan satu kotak nasi buat istrinya. Mereka duduk sedikit menjauh dari aktor dan aktris yang terkenal. Hanif masih merasa kurang percaya diri.
Setelah solat zuhur, Hanif dan Naya menyantap nasi yang tadi diambilnya.
"Mas, akting Mas tadi bagus banget. Sudah seperti aktor ternama aja."
"Itu menurut kamu. Tapi sutradara berkata lain. Buktinya adegan beberapa kali di ulang."
"Tapi bagi pemula, itu sudah sangat bagus menurut aku. Pasti Mas nanti bisa jadi aktor terkenal. Jika udah terkenal, jangan sombong. Jangan lupakan aku istrimu ini."
"Kamu ngomong apa sih, Naya. Mana mungkin Mas melupakan kamu, istrinya Mas."
"Aku juga cuma bercanda Mas."
Hanif dan Naya makan dengan lahap. Sesekali Naya menyuapi nasinya ke Hanif karena lauk yang berbeda dari suaminya itu.
"Enak'kan Mas lauk yang aku dapat," ucap Naya.
"Enak. Coba lauk Mas ini. Juga enak," balas Hanif menyuapi Naya.
Tanpa mereka sadari Kenzo memperhatikan semua yang mereka lakukan.
Beruntung banget suaminya. Dapat istri cantik dan lembut begitu. Aku juga ingin istri yang berpakaian tertutup seperti Naya. Pasti adem melihatnya terus.
Mata Naya beradu dengan kenzo saat dia mengangkat wajahnya. Naya memberikan senyuman dan kembali menunduk.
Setelah menyantap makanan dan istirahat setengah jam, saatnya pengambilan adegan dan gambar buat Hanif. Kali ini pengambilan adegan saat Hanif bertemu Citra.
Naya hanya menunggu di tempat dia duduk tadi. Karena adegan di ambil dekat jalan raya. Naya mengambil Al-quran saku yang tadi dibawanya. Membaca dalam hati.
"Hhhmmm,".dehem Kenzo. Naya memandangi Kenzo dan tersenyum.
"Boleh aku duduk di sini." Tunjuk Kenzo pada bangku di seberang Naya.
"Silakan, Kak."
"Kamu panggil aku, Kak. Usiaku baru 23 tahun. Cuma selisih satu tahun darimu."
"Aku memanggil Kakak karena rasa hormatku. Lagi pula walau satu tahun, tetap kakak lebih tua dariku," balas Naya.
"Terserah kamu aja."
"Maaf Kak. Aku mau melanjutkan baca Al-quran ini."
"Silakan! Aku juga hanya ingin istirahat sebentar."
Naya kembali membaca Al-quran yang dipegangnya. Kenzo kembali menatap kagum pada wanita itu.
...****************...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Jasmine
wah bakalan cinlok nih
2022-11-14
0
Alivaaaa
terpesona Kenzo terpesona 💃💃😂
2022-10-21
0
Benazier Jasmine
kenzo terpesona melihat naya
2022-10-15
0