Mama Amber

Di dalam kamarnya, Aara bercerita pada Arion tentang kegiatannya selama berada di sekolah. Meski hal-hal yang ia ceritakan sulit dipahami, namun Arion dengan sabar mendengarkannya.

Setiap kali pulang sekolah, Aara sering mengeluh karena tidak sekalipun Claire pernah datang untuk melihatnya. Gadis kecil itu merasa iri dengan teman-temannya yang setiap hari bisa pergi dan pulang sekolah bersama ibu mereka. Sementara Claire, jadwal kegiatan dan pekerjaannya tidak bisa dengan mudah ditinggalkan. Maka wanita itu dengan berat hati harus meminta sang anak untuk mengalah.

"Mulai hari ini, Aara bisa pergi dan pulang sekolah bersama Miss Amber. Aara mau?" tanya Arion.

"Mau, mau!"

"Tapi Aara janji tidak boleh nakal, ya?"

"Janji." Aara mengangkat jari kelingkingnya. Arion tersenyum, mereka mengikat jari kelingking bersama untuk membuat janji.

"Tapi, Daddy. Apa Aara boleh panggil Miss Amber Mama?"

"Tapi, Sayang. Miss Amber itu bukan ...." Arion tidak melanjutkan kalimatnya. Ia menarik napas dalam-dalam dan menatap gadis kecilnya.

Setelah berpikir untuk beberapa saat, Arion berdiri. Ia berbalik dan ganti menatap Amber dengan lekat.

"Apa kau tidak keberatan jika Aara memanggilmu dengan sebutan Mama, Nona Amber?"

Amber terdiam, memperhatikan Aara yang menatapnya dengan penuh harap.

"Tentu," jawab Amber singkat. Tidak apa anak itu memanggilnya dengan sebutan mama. Toh, itu hanya sebuah panggilan dan tidak memberikan arti apa-apa.

"Yeay!" Aara berteriak senang.

"Gantikan Aara pakaian sebelum jam makan siang. Aku menunggu di ruang makan," ucap Arion sebelum bergegas pergi.

Kini hanya tinggal Amber dan Aara di kamar itu. Aara dengan begitu cerewetnya menceritakan tentang kegiatan sekolahnya, termasuk tentang teman-teman dan gurunya.

Dengan senang hati Amber menjadi pendengar yang baik. Sesekali ia tertawa kecil karena cerita Aara yang terbolak balik.

Sesuai perintah Arion, Amber dan Aara menuju ruang makan saat seorang pelayan datang memanggil mereka. Keduanya keluar dari kamar bergandengan tangan dan menuruni anak tangga bersama.

Di meja makan, Arion sudah duduk menunggu. Laki-laki itu memperhatikan Amber dari kejauhan, hingga wanita itu sampai di hadapannya.

"Duduklah," pinta Arion.

"Tidak, aku akan makan setelah kalian selesai," tolak Amber. Rasanya tidak sopan jika ia makan dalam meja yang sama bersama majikannya.

"Kau harus menemani Aara makan, Nona Amber."

"Ya, Mama. Aara mau makan sama Mama," sela Aara.

Mau tidak mau, Amber duduk di samping Aara dan makan bersama dengan Arion.

Amber dengan penuh kasih sayang menawarkan Aara dengan lauk pauk serta sayuran yang tersaji di hadapan mereka. Namun Aara menolak memakan segala sayur yang ada.

"Aara tidak suka sayur," ujar Arion memberi tahu.

"Aara, Aara kan anak pintar anak baik. Makan sayur itu penting. biar Aara makin sehat, makin pintar dan tidak gampang sakit," bujuk Amber. Arion hanya memperhatikan wanita itu dalam diam.

"Tidak mau!" tolak Aara sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Lihat, ini namanya brokoli. Warnanya hijau, kan, rasanya juga enak," ujar Amber sambil menggigit brokoli kukus di tangannya.

"Mau coba?" tawarnya pada Aara.

Aara terdiam beberapa saat, memperhatikan mulut Amber yang sibuk mengunyah brokoli dengan wajah yang menunjukkan ekspresi suka.

"Mau," jawab Aara. Ia pelan-pelan membuka mulut dan Amber memintanya untuk menggigit sedikit agar ia bisa mengetahui rasanya terlebih dahulu.

"Enak," ucap Aara. Amber tersenyum dan memberinya tepuk tangan kecil. Diam-diam Arion tersenyum samar. Sedikit demi sedikit ia paham, mengapa Aara begitu menyukai Amber. Wanita itu lemah lembut dan penuh perhatian. Ia punya seribu cara untuk membuat Aara menuruti ucapannya tanpa memaksa.

Setelah makan siang selesai, Amber dan Aara bermain di halaman belakang rumah beberapa saat sebelum tidur siang.

Pukul dua siang, Aara sudah tertidur dengan pulas dalam pelukan Amber.

Dari celah pintu yang sedikit terbuka, Arion melihat putrinya berada dalam dekapan wanita yang sedang menjadi pusat perhatian di kepalanya.

"Nona Amber," ucap Arion sedikit berbisik.

"Ya?" Amber bangun dengan cepat, merapikan rambut dan pakaiannya.

"Bisa kita bicara sebentar? Datang ke ruang kerjaku," pinta Arion. Ada beberapa hal yang harus ia bahas terkait kebiasaan Aara dan apa yang anak itu suka dan tidak suka.

Amber segera mengikuti langkah kaki Arion ke ruangan yang terletak bersebelahan dengan kamar Aara.

...🖤🖤🖤...

Terpopuler

Comments

HNF G

HNF G

baru nyadar ternyata triple A. Arion, Amber, Aara🥰

2024-12-09

0

HNF G

HNF G

hey pak, elu gak ngantor? koq di rmh mulu, apa pengen liat miss amber trs? 🤭

2024-12-09

2

Irma Dwi

Irma Dwi

awas di apa2in y amber

2024-10-12

1

lihat semua
Episodes
1 Penawaran Anak Kecil
2 Arion Maverick
3 Ucapan Terima Kasih
4 Mencari Pengasuh
5 Serangan Tiba-Tiba
6 Jangan Lakukan!
7 Menerima Tawaran
8 Izinkan Aara Memanggilnya Mama?
9 Mama Amber
10 Kau Cantik
11 Sebatas Itu
12 Penggoda
13 Tak Tergoda
14 Minum Bersama
15 Obrolan Menyenangkan
16 Sebuah Trauma
17 Tamu Tak Diundang
18 Protes Dayana
19 Rindu Mommy
20 Mempertahankan Diri
21 Kekesalan Dayana
22 Tertarik Padanya?
23 Cinta Tak Bisa Dipaksa
24 Saling Mengenal
25 Trauma Hubungan
26 Masih Gadis
27 Melebihi Kesepakatan
28 Menemui Claire
29 Bertemu Claire
30 Memanjakan Diri
31 Mimpi Mommy
32 Membalas Perkataannya
33 Sikap Angkuh Caroline
34 Apa Tujuannya?
35 Prasangka Buruk
36 PENGUMUMAN
37 Es Krim Bertiga
38 Memilih Pakaian Untuknya
39 Meminta Izin Darinya
40 Buah Kesabaran
41 Bertemu Mommy Aara
42 Jika Kau Menyukainya
43 Rasa Terima Kasih
44 Lepas!
45 Menghindarinya
46 Memohon Maaf
47 Ungkapan Perasaan
48 Rasa Tulus
49 Peringkat Kedua
50 Tentang Rasa Sayang
51 Hanya Belum Siap
52 Sebuah Rencana
53 Jatuh Cinta Berkali-kali
54 Melamarmu!
55 Siapakah?
56 Murka Dayana
57 Keputusan Terakhir
58 Persiapan Pernikahan
59 Pesta Pernikahan
60 Kejutan
61 Aku Mencintaimu!
62 Finally!
63 Kabar Baik?
64 Kabar Baik dan Buruk
65 Biarkan Kami Bahagia
66 Pada Akhirnya~
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Penawaran Anak Kecil
2
Arion Maverick
3
Ucapan Terima Kasih
4
Mencari Pengasuh
5
Serangan Tiba-Tiba
6
Jangan Lakukan!
7
Menerima Tawaran
8
Izinkan Aara Memanggilnya Mama?
9
Mama Amber
10
Kau Cantik
11
Sebatas Itu
12
Penggoda
13
Tak Tergoda
14
Minum Bersama
15
Obrolan Menyenangkan
16
Sebuah Trauma
17
Tamu Tak Diundang
18
Protes Dayana
19
Rindu Mommy
20
Mempertahankan Diri
21
Kekesalan Dayana
22
Tertarik Padanya?
23
Cinta Tak Bisa Dipaksa
24
Saling Mengenal
25
Trauma Hubungan
26
Masih Gadis
27
Melebihi Kesepakatan
28
Menemui Claire
29
Bertemu Claire
30
Memanjakan Diri
31
Mimpi Mommy
32
Membalas Perkataannya
33
Sikap Angkuh Caroline
34
Apa Tujuannya?
35
Prasangka Buruk
36
PENGUMUMAN
37
Es Krim Bertiga
38
Memilih Pakaian Untuknya
39
Meminta Izin Darinya
40
Buah Kesabaran
41
Bertemu Mommy Aara
42
Jika Kau Menyukainya
43
Rasa Terima Kasih
44
Lepas!
45
Menghindarinya
46
Memohon Maaf
47
Ungkapan Perasaan
48
Rasa Tulus
49
Peringkat Kedua
50
Tentang Rasa Sayang
51
Hanya Belum Siap
52
Sebuah Rencana
53
Jatuh Cinta Berkali-kali
54
Melamarmu!
55
Siapakah?
56
Murka Dayana
57
Keputusan Terakhir
58
Persiapan Pernikahan
59
Pesta Pernikahan
60
Kejutan
61
Aku Mencintaimu!
62
Finally!
63
Kabar Baik?
64
Kabar Baik dan Buruk
65
Biarkan Kami Bahagia
66
Pada Akhirnya~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!