12

"Lepaskan aku!" Margaretha berusaha melepaskan diri, tetapi Wibisono dengan cepat mencekal tangan gadis itu. "Aku mohon ... lepaskan aku!"

"Kenapa aku harus melepaskan makanan yang sudah di depan mata." Tatapan Wibisono terlihat sangat menyeramkan bagi Margaretha hingga tubuh gadis itu beringsut takut. Jantung Margaretha berdebar tidak karuan saat jemari Wibisono mengusap dagunya secara perlahan. Memberi sentuhan yang membuat tubuh gadis itu terasa meremang.

"Aku mohon ... jangan nodai aku." Air mata Margaretha sudah mengalir membasahi wajahnya, tetapi itu tidak membuat Wibisono menghentikan gerakan tangannya yang saat ini sudah membuka kemeja yang dikenakan hingga tampaklah tubuh kekar lelaki itu.

Jika dulu Margaretha terkagum-kagum saat melihat lelaki bertubuh sixpack seperti itu, tetapi saat ini dirinya justru merasa ketakutan yang teramat hebat. Wajahnya sudah terlihat memucat. Tidak ada yang bisa dilakukan gadis itu selain menangis karena dirinya sudah tidak mungkin bisa melepaskan diri.

"Kenapa kamu diam saja, Nona."

Tubuh Margaretha meremang saat hangat napas Wibisono menerpa belakang telinga karena baru kali ini dirinya berjarak sedekat itu dengan lawan jenis.

"Melawanlah, semakin kamu melawan itu akan semakin membuatku tertantang, Nona."

"Ahhh." Margaretha tanpa sadar mendes*h karena tak kuasa menahan rasa geli saat bibir Wibisono menyentuh lehernya. Bahkan, dia merasakan leher itu dihisap hingga menciptakan sebuah tanda kepemilikan di sana. Air mata Margaretha makin mengalir deras dan mengumpati dirinya sebagai gadis kotor.

"Bunuh aku saja. Tapi jangan nodai aku." Margaretha berbicara memelas di tengah desiran-desiran yang makin gencar dia rasakan saat Wibisono terus saja menghujami lehernya dengan ciuman dan banyak menciptakan banyak tanda kepemilikan di sana.

"Hahaha. Aku tidak akan semudah itu membunuhmu. Akan kuberi tahu seperti apa surga dunia itu sebelum kamu merasakan tinggal di neraka." Wibisono melepas sabuk yang dikenakan lalu dia gunakan untuk mengikat kedua tangan Margaretha.

Tangis Margaretha makin kencang saat dia menyadari tidak bisa lagi melepaskan diri. Dengan gerakan cepat Wibisono merobek baju yang dikenakan oleh Margaretha hingga gadis itu hanya menggunakan bra saja. Senyum Wibisono terlihat merekah sempurna dan menatap Margaretha penuh napsu. Kulit putih Margaretha yang halus dan buah dada yang masih ranum seketika membuat tubuh Wibisono memanas dan tidak sabar ingin segera mencicipi gadis itu.

Wibisono pun mulai menyentuh tubuh Margaretha hingga gadis itu benar-benar merasa tidak karuan. Terus menggeliat saat tangan Wibisono sudah mengusap sampai ke bawah pinggangnya. Margaretha hanya bisa menangis dan tidak tahu lagi harus berharap bantuan akan datang. Untuk saat ini, dirinya hanya bisa pasrah.

Namun, Dewi Fortuna sepertinya sedang berpihak padanya. Ketika Wibisono hendak membuka pengait bra milik Margaretha. Ponsel lelaki itu berdering keras. Wibisono pun menggeram marah dan berusaha untuk tidak peduli. Namun, menyadari nada tersebut berbeda dari yang lain, Wibisono pun segera menghentikan sentuhan di tubuh Margaretha dan dengan segera menerima panggilan itu.

"Hallo, Nona Muda." Wibisono terlihat bermalasan.

"Bison! Apa Papa ke luar kota bersama kamu? Kenapa nomornya tidak aktif?" Suara cempreng dari seberang telepon seketika membuat Wibisono mengembuskan napas kasar.

"Tuan sedang beristirahat, Nona."

"Cepat! Temui Papa! Bilang pada dia kalau aku sangat merindukannya."

"Tapi, Nona ..."

"Aku tidak butuh penolakanmu, Bison!" Agnes berbicara ketus.

"Baiklah. Tunggu sebentar." Wibisono pun mematikan panggilan tersebut dan memakai kembali kemejanya. Dia menatap Margaretha yang masih menangis di atas lantai. "Kita lanjutkan nanti, Sayang. Hahaha."

Margaretha menangis tergugu saat Wibisono sudah keluar dari sana dan pintu sudah terkunci rapat. Rasa takut pada lelaki itu kini berubah menjadi rasa benci pada dirinya sendiri dan merasa kalau tubuhnya sudah sangat kotor. Margaretha tidak tahu lagi harus berbuat apa karena dia merasa yakin tidak akan ada yang bisa menolongnya saat ini.

"Papa ... Mama ... tunggu aku akan datang sebentar lagi." Margaretha bergumam lirih di tengah isak tangisnya.

***

Ketika sedang berada dalam perjalanan menuju ke rumah Opa Jo, suasana di mobil Patricia terasa senyap karena mereka sama-sama diam. Beberapa kali Patricia melirik Andra yang sudah terlihat begitu frustrasi. Patricia sungguh merasa tidak tega melihat sahabatnya yang tampak sedih seperti itu.

Mereka terkejut, saat mendengar bunyi ponsel Margaretha yang berdering di sana. Dengan segera Andra mengambil ponsel tersebut untuk melihat siapa yang sedang menghubungi. Ternyata Zety. Andra pun merasa bingung harus menerima panggilan tersebut atau tidak.

"Terima saja. Justru kita bisa meminta bantuan pada mereka. Semakin banyak orang, aku yakin akan semakin cepat ditemukan." Patricia memerintah. Andra pun hanya mengangguk dan segera menerima panggilan tersebut.

"Mar! Lu di mana? Kita lagi kumpul di rumah Kurap." Suara Zety dari seberang telepon terdengar tanpa basa-basi. "Mar! Kenapa lu diem aja."

"Zet, ini aku ... Andra."

"Andra? Markonah ke mana?"

"Margaretha diculik."

"Apa!"

Andra menjauhkan ponselnya saat teriakan Zety seperti hendak memecahkan gendang telinganya.

"Ndra! Lu jangan bercanda!"

"Beneran, Zet. Aku sedang mencari bantuan." Suara Andra terdengar lirih dan bingung.

"Kalau begitu, katakan lokasi lu di mana sekarang. Gue bakal langsung ke sana."

Andra pun memberi tahu alamat rumah Opa Jo, agar mereka nanti berkumpul di sana. Setelahnya, panggilan itu pun terputus begitu saja. Andra menyandarkan kepala dan mengusap wajahnya secara kasar. Untuk saat ini Andra hanya bisa berdoa dan berharap semoga dirinya masih bisa menemukan Margaretha.

Maafkan aku, Ayah. Aku gagal menjaga Nona Muda. Tapi aku akan berusaha agar bisa segera menemukannya.

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉

𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉

sukur deh agnes nyelametin markonah...semoga andra dkk cepet nemuin markonah

2022-10-09

0

Itarohmawati Rohmawati

Itarohmawati Rohmawati

thor ...jangan kejem kejem ma markonah

2022-09-09

0

bunda s'as

bunda s'as

kalo si agnes itu anak mama nya si markonah yang katanya di tinggalin berarti agnes ama markonah adik kaka beda bapa yah?

2022-09-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!