03

Margaretha yang sudah bangun, segera keluar kamar untuk membangunkan Andra. Namun, dia terheran saat melihat Andra yang sudah berdandan rapi dan bersiap untuk pergi.

"Lu mau ke mana, Ndra?" tanya Margaretha.

"Aku ada urusan. Kamu jangan pergi-pergi." Andra menatap Margaretha tajam seolah memberi peringatan. Margaretha yang melihat itu pun hanya mengangguk mengiyakan. Jika dilayani, yang ada dirinya akan berdebat dengan lelaki itu.

Setelah memastikan Margaretha aman, Andra pun bergegas pergi. Meninggalkan Margaretha sendirian. Ketika bayangan Andra telah lenyap, Margaretha pun segera menutup pintu rapat. Lagi dan lagi dirinya harus merasakan kesepian. Margaretha berusaha mengirim pesan di grup, siapa tahu ada yang bisa menemaninya, tetapi sampai sepuluh menit lebih, tidak ada satu pun balasan.

"Pasti mereka lagi sibuk sama suami masing-masing. Hah!" Margaretha mengembuskan napas secara kasar. Tidur telentang dan menatap langit-langit kamar. Tanpa terasa, air mata Margaretha mengalir saat teringat kepergian kedua orang tuanya. Margaretha benar-benar rindu dengan mereka. Namun, saat ini yang bisa Margaretha jadikan pengobat rindu hanyalah doa-doa.

Margaretha terkejut saat ponselnya tiba-tiba berdering. Keningnya mengerut dalam saat melihat nomor asing sedang memanggil saat ini. Sadar atau tidak, jantung Margaretha berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya. Margaretha ragu saat hendak menerima panggilan tersebut. Dia pun hanya mendiamkannya sampai panggilan tersebut mati dengan sendirinya. Namun, seolah tanpa lelah ponselnya terus saja berdering hingga membuat Margaretha mencebik kesal. Dia pun mematikan ponselnya.

"Orang kagak jelas banget!" umpat Margaretha. Menaruh ponselnya secara sembarang.

Tiba-tiba dia teringat sesuatu, Margaretha beranjak bangkit dan membuka lemari pakaian miliknya. Senyumnya merekah saat menyentuh sebuah foto yang terletak di tumpukan baju paling bawah. Margaretha pun segera mengambil foto tersebut. Meniup debu yang mungkin saja menempel di sana. Lalu, dia kembali merebahkan diri dan menatap foto tersebut lekat.

Di foto tersebut terlihat jelas gambar mama dan papanya. Foto yang sangat mesra meskipun semua kini tinggal kenangan. Margaretha membalik foto tersebut. Membaca tulisan yang tertulis di sana meskipun mulai terlihat memudar.

Jika harus memilih antara napas dan cinta. Maka aku akan memilih napas terakhir untuk mengatakan kalau 'Aku Cinta Padamu'

_Faisal Affandra & Gelista Anjani_

"Romantis sekali papa dan mama. Mereka benar-benar menghabiskan napas bersama." Margaretha mengusap perlahan foto tersebut.

Margaretha Adzakia Affandra adalah nama asli gadis itu. Affandra adalah nama belakang sang papa yang juga menjadi nama belakangnya. Namun, sejak kematian kedua orang tuanya, Margaretha memilih untuk menghapus nama Affandra dari belakang namanya karena tidak ingin siapa pun tahu. Dia tidak ingin orang lain mengetahui kalau dirinya adalah keturunan Affandra.

Jika teringat masa kecilnya, Margaretha tiba-tiba terisak cukup kencang. Segala kenangan bersama orang tuanya kembali terngiang hingga membuat rasa rindu makin menggebu. Margaretha mendekap foto tersebut erat agar rindu itu bisa terobati.

Tiba-tiba tangisan Margaretha mereda saat dia mendengar pintu yang diketuk cukup keras. Namun, tidak ada suara apa pun. Hanya ketukan pintu yang terdengar tiga kali. Dengan langkah ragu, Margaretha turun dari tempat tidur dan berjalan perlahan untuk membuka pintu.

Setibanya di ruang tamu, Margaretha tidak langsung menjawab. Dia mengintip dari balik jendela. Namun, anehnya tidak ada siapa pun di sana. Yang ada hanya sebuah kardus yang terbungkus plastik hitam. Persis seperti paketan belanja online. Padahal Margaretha merasa tidak memesan apa pun. Dia merasa takut untuk mengambilnya, tetapi juga penasaran.

"Gue telepon Andra aja, deh. Kali aja isinya bom biar kita bisa meledak sama-sama nanti," celetuk Margaretha. Kembali masuk ke kamar dan mengambil ponselnya. Sembari menunggu ponsel yang baru dihidupkan, Margaretha terus saja menggerutu. Mengumpati dirinya kenapa juga mematikan ponsel tersebut.

"Kenapa kagak diangkat?" gumam Margaretha saat tiga kali mencoba menghubungi Andra, tetapi tidak ada satu pun panggilannya yang terhubung. Margaretha kembali kesal dan menaruh ponselnya secara kasar.

"Apa ya isi paketnya." Margaretha benar-benar penasaran. Dengan memberanikan diri, dia pun keluar dan mengambil paket tersebut lalu membawanya masuk. Menaruh di meja dan menatapnya lekat. Tidak ada nama pengirim atau penerima di sana. Hanya secarik kertas dengan tulisan 'Bukalah! Ini kado spesial untukmu' yang membuat jiwa penasaran Margaretha meronta-ronta.

"Gue takut, tapi juga penasaran." Margaretha mendecakkan lidah. "Buka aja lah, siapa tahu isinya kupon berhadiah mobil atau cowok ganteng." Margaretha terkekeh dengan pemikirannya sendiri.

Dia pun segera membukanya dengan hati-hati. Setelah plastiknya terlepas, jantung Margaretha berdebar-debar saat hendak melihat isinya. Margaretha memejamkan mata saat membuka kardus tersebut. Namun, Margaretha berteriak saat membuka mata dan melihat isi paket tersebut. Tubuhnya gemetar hebat saat melihat isi paket yang tercecer di lantai. Sebuah boneka bayi yang sudah dirusak wajahnya dan dipenuhi dengan darah. Bukan cat merah karena Margaretha bisa mencium aroma anyir yang menguar di sana. Juga pisau yang sama-sama sudah berwarna merah.

Brak!

Margaretha terkejut saat pintu dibuka kencang. Setelah melihat siapa yang masuk, Margaretha segera berdiri dan memeluk lelaki itu erat. Menangis kencang di dada bidangnya.

"Gue takut." Suara Margaretha terdengar parau karena menangis.

"Tenanglah. Aku sudah ada di sini."

🤪🤪🤪🤪

Thor! Oe!

Affandra tuh siapa? Andra kah? Atau siapa?

Jadi, Affandra adalah nama papanya Margaretha. Sepertinya Othor salah nyari nama jadi ada kemiripan sampai ada yang mengira Affandra adalah Andra. Biar tidak ada kekeliruan, nanti papa Margaretha Othor sebut sebagai Faisal aja ya.

Mohon maaf sebelumnya 🙏

Nanti Othor revisi bab sebelumnya 😁

Jadi gimana? Masih mau lanjut enggak nih?

Terpopuler

Comments

𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉

𝐀⃝🥀senjaHIATᴳ𝐑᭄⒋ⷨ͢⚤🤎🍉

wiiih ngeri amat ya kisah markonah😰

2022-10-09

0

Kirana Servis Dan Aksesoris

Kirana Servis Dan Aksesoris

brarti papa nya markonah masih hidup thor

2022-09-11

0

nurcahaya

nurcahaya

bner2 dah itu anak buah Janu.
ayo ndra jangan jauh2 Napa,kasian Etha ntar kalau cari pertolongan lama dapatnya kalau kamu kagak ada disampingnya

2022-09-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!