04

Andra terus saja mengusap punggung Margaretha untuk menenangkan gadis itu yang sedari tadi terus menangis. Rahang Andra mengetat tatkala dirinya melihat boneka dan pisau berdarah tadi. Sungguh, Andra tidak menyangka kalau mereka benar-benar pandai memanfaatkan situasi. Andra yakin ada yang mengintai di sekitar rumah ini. Entah mengapa, mereka bisa tahu kalau Andra sedang tidak berada di rumah itu dan mereka langsung melancarkan aksinya.

"Gue takut, Ndra." Margaretha tidak melepaskan pelukan tersebut sama sekali.

"Tenang. Aku sudah di sini." Andra terus saja mengusap punggung Margaretha sampai gadis itu benar-benar merasa tenang.

Setelah Margaretha tenang, Andra pun mengajak gadis itu untuk duduk lalu berjalan cepat mengambilkan segelas air putih untuknya. Lalu Andra mengambil boneka dan pisau tadi dan memasukkannya kembali ke dalam kardus. Lalu, Andra membawa ke halaman rumah dan membakarnya. Margaretha tidak berbicara apa pun. Hanya melihat apa yang dilakukan Andra.

"Sekarang sudah tidak ada lagi barang-barang itu. Jadi, tenanglah." Andra berbicara lembut di depan Margaretha. Tidak sekeras biasanya. Melihat wajah Margaretha yang memucat membuat Andra menjadi tidak tega sendiri.

"Ndra. Gue pengen pindah dari sini aja." Margaretha berbicara dengan suara berat.

"Pindah ke mana?" tanya Andra, mengerutkan keningnya dalam.

"Ke mana saja asal bukan di sini. Tempat yang sekiranya aman buat gue. Kalau di sini, gue yakin bakal terus-terusan dapat teror." Margaretha mendes*hkan napasnya secara kasar ke udara. Jujur, ketenangan hidupnya terganggu saat ini.

"Kalau begitu nanti aku coba cari tempat yang aman untukmu. Mungkin cukup jauh dari sini," ucap Andra. Menatap Margaretha lekat. Namun, mereka berdua pun segera saling memalingkan wajah dan merasa grogi sendiri.

Untuk mengurangi kecanggungan di antara mereka, Andra pun bangkit dan pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang untuk mereka karena saat ini Margaretha tidak ingin melihat pisau. Masih merasa trauma. Gadis itu hanya duduk menunggu di ruang tamu.

Margaretha menatap layar ponsel Andra yang menyala karena kebetulan ponsel lelaki itu tergeletak di meja. CIA Galak. Nama yang tertera di layar tersebut. Margaretha mendes*h kasar. Melihat kontak nama seperti itu, Margaretha yakin kalau itu nomor seseorang yang mungkin—spesial untuk Andra. Sampai panggilan tersebut berhenti, Margaretha sama sekali tidak menerima atau sekadar mengatakan kepada Andra. Bunyi pesan masuk. Margaretha yang merasa penasaran pun segera mengintip kembali dan melihat pesan dari nama tadi terlihat di top up layar tersebut.

Berkas pernikahan semua sudah siap, tinggal ....

Hanya itu pesan yang bisa terbaca di sana. Membuat jiwa penasaran Margaretha makin meronta-ronta. Namun, dia juga tidak mungkin membuka pesan tersebut. Dia bukan orang yang selancang itu. Daripada terus merasa penasaran, Margaretha pun memilih ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya agar menjadi lebih segar lagi.

***

Andra yang sudah selesai memasak, segera keluar untuk memanggil Margaretha. Namun, gadis itu tidak berada di sana. Andra pun duduk di ruang tamu lagi untuk menunggu Margaretha selesai membersihkan diri. Sembari menunggu bermain ponsel dan segera membuka pesan yang diintip Margaretha barusan. Dia mencebik saat membaca pesan tersebut, tetapi menggeleng sambil tersenyum saat sudah selesai membacanya.

"Lu gila, Ndra? Kenapa senyum-senyum sendiri?" tanya Margaretha. Mengejutkan Andra hingga tubuh lelaki itu terjengkit.

"Bisakah kamu jalan sambil bersuara? Jangan membuatku jantungan!" kata Andra sewot.

Margaretha duduk di samping Andra dengan santainya lalu menatap wajah lelaki itu yang tampak berseri-seri. Margaretha yakin kalau Andra sudah membaca pesan barusan.

"Habisnya, lu kagak ada siapa-siapa tapi ketawa sendiri. Gue jadi takut lu kehabisan obat, Ndra." Margaretha melipat bibir untuk menahan tawanya.

Andra menoleh, melirik tajam ke arah Margaretha. Tatapan mematikan hingga Margaretha langsung diam dalam waktu satu detik.

"Kamu mulai menyebalkan lagi ya!" cibir Andra. "Lebih baik sekarang kita makan. Aku tidak mau kamu mati kelaparan di sini dan arwahmu gentayangan mengganggu tidurku." Andra bangkit berdiri dan mengajak Margaretha ke ruang makan. Gadis itu pun mendecakkan lidah dan menurut ajakan Andra karena perutnya juga sudah keroncongan sejak tadi.

Diam-diam Andra tersenyum samar saat melihat Margaretha melahap masakannya. Seperti orang yang sangat kelaparan.

"Ndra, lu emang jago masak. Gue aja yang cewek kalah jauh."

"Kunyah dan telan dulu makananmu. Suaramu tidak jelas. Aku juga tidak mau makananmu itu menyiprat ke wajahku," ledek Andra. Tersenyum tipis.

Margaretha mendelik kesal, tetapi dia juga mengunyah dan menelannya dengan cepat. Namun, yang ada justru dirinya tersedak dan dengan gesit Andra memberikan segelas air putih.

"Astaga. Sakit banget rasanya." Margaretha mengembuskan napas lega saat makanan tadi sudah turun ke lambungnya.

"Makanya, makan hati-hati. Tidak ada yang merebut." Andra tertawa meledek.

"Awas lu!" Margaretha menunjuk wajah Andra sembari menggerutukkan giginya. Namun, Andra tidak takut sama sekali dan justru memakan makanannya dengan santai.

Baru saja selesai makan dan menelungkupkan sendoknya. Andra terdiam saat merasakan ponselnya bergetar. Dengan cepat dia mengambil dari saku celana. Lalu bangkit sembari menerima panggilan tersebut.

"Apa, Patrik?" Andra terkekeh. "Iya iya. Bukan Patrick kalau begitu. Nona Muda Patricia Anderson Saputri."

Setelah itu, Margaretha tidak tahu lagi apa yang dibicarakan oleh Andra karena lelaki itu sudah keluar. Margaretha menghela napas panjangnya. Makanan yang barusan enak pun kini terasa hambar padahal hanya tersisa tiga sendok lagi. Margaretha merasa yakin kalau yang menelepon Andra saat ini adalah orang yang mengirimi pesan.

"Pasti itu ceweknya Andra. Cia galak ... Patricia," gumam Margaretha. Menaruh sendoknya dan menyudahi makan karena dia benar-benar tidak lagi berselera. "Kenapa gue malah galau sendiri? Aneh bener gue ini!"

🤪🤪🤪🤪

Hayoo loh!! Adakah dari kalian yang merasa tidak asing dengan nama "Patricia Anderson Saputri"

Ini ada di salah satu judul karya othor juga loh. Kalau kagak ingat, juga enggak papa 😂😂

Thor, dia pacar Andra atau siapa?

Othor juga belum tahu 🤭 kalau pengen tahu, ikuti terus kisah mereka ya 🤗

Sambil baca karya sahabat Othor yukk 😁

Terpopuler

Comments

nurcahaya

nurcahaya

kangen sama anaknya Caca marica main kesini.
eh itu berkas pernikahan siapa ya kira2 yg lagi dibahas dan direncanakan Andra dan Caca????🤔🤔🤔🤔🤔

2022-09-04

3

Ardanfi

Ardanfi

patricia anderso saputri anaknya mike sama caca marica he he kan ya thor

2022-09-02

3

Surtinah Tina

Surtinah Tina

iya kaya yg g asing namanya...apa anaknya Caca Marisa hey hey...

2022-09-02

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!