Ttd Kontrak

"Silakan baca ini,"

Bukannya di antar pulang ke rumahnya, Daniel dibawa bergeser ke sebuah gedung yang sangat tinggi. Masih di parkiran bawah tanah gedung itu, Daniel disodorkan sebuah dokumen dan diminta untuk membacanya.

"Apa ini  benar? Aku akan dibayar dan tugasku hanya berpose?"

Daniel dapat mengerti dengan mudah maksud dari dokumen yang sedang ia baca.

Daniel berpikir sejenak. Biar bagaimanapun dirinya hanya seorang remaja yang belum bisa memutuskan apa-apa sendiri, harus dengan persetujuan sang bunda.

"Aku akan memikirkannya."

Di ruangannya Jevander Park sedang memantau interaksi antar utusannya dengan remaja bernama Daniello itu melalui layar PC di mejanya yang terkoneksi dengan kamera CCTV.

Ya ampun. Roze, anakmu ini terlihat tidak mudah untuk dibujuk. 

Jevan merasa harap-harap cemas. Daniel adalah strategi terbaik dan tepat untuk perusahaannya saat ini. Tapi rupanya tidak mudah membujuknya, bahkan dengan tawaran menggiurkan sekalipun.

.

Saat ini Daniel mengunjungi rumah sakit untuk melihat kondisi adik kembarnya. Saat melangkah mendekati pintu, samar-samar ia mendengar obrolan dua orang. Bunda dengan Darriel.

"Bunda ... berhentilah berusaha terlalu keras untukku. Aku tahu Bunda sudah sangat lelah. Mulai sekarang ... aku minta Bunda berhenti karena aku tetap tidak akan tertolong."

"Tidak. Jangan katakan itu, sayang. Kamu tidak boleh menyerah.Yang dokter katakan itu sudah benar. Kita akan usahakan jantung sehat untukmu. Bunda janji kau akan sembuh dan hidup lebih lama dengan bunda."

Darriel yang begitu ceria, selalu menebar hawa positif di keluarganya, entah apa yang terjadi sehingga dia tiba-tiba menyerah. Daniel yang menyaksikan itu dalam kebisuan, memilih menemui dokter yang menangani adiknya.

"Apa? kau ingin tahu estimasi biaya operasi jantung untuk saudaramu?" sang doktfer terlihat tak percaya dengan topik pertanyaan Daniel.

Daniel hanya menganguk tenang.

"Biayanya berkisar 200 juta rupiah, belum termasuk perawatan lanjutan."

Mendengar dokter menyebutkan angka yang sangat fantastis, Daniel mengedipkan mata beberapa kali. Napasnya hampir tertahan sulit untuk ia hembuskan.

.

Keesokan harinya...

Hari ini cuaca terlihat mendung, Daniel telah siap di halaman rumahnya menunggu jemputan Erwin untuk berangkat ke sekolah.

Tidak lama terdengar suara motor yang sangat tidak asing baginya. Erwin sudah tiba. Kembali ia tarik gas untuk melajutkan perjalanan saat Daniel sudah naik ke boncengan motor bututnya.

"Apa dagangan tisu masih ramai pembeli?" Daniel ternyata masih mempedulikan Erwin dan dagangan tisunya.

"Lumayan." Jawab Erwin. Jujur, dirinya sedikit merasa kehilangan saat berjualan sendirian tanpa ada Daniel lagi bersamanya.

"Win, apa kau mau ganti pekerjaan?"

"Apa itu?"

"Jadi assistenku."

"Apa? Kenapa kau butuh asisten?"

"Hari ini aku akan menandatangani kontrak dengan Park Fashion. Aku akan menjadi model remaja untuk perusahaan itu."

Shhiiiit!

Erwin berhenti mendadak. Daniel yang tidak siap sontak saja memeluknya dari belakang. "Hei! Kau mau mengirimku ke kuburan? Aku hampir terjatuh!"

"Jadi kau akan menjadi seorang model? Astaga..." Bukannya menanggapi omelan Daniel Erwin malah bertanya dengan rasa penasaran yang besar. Dia turut senang.

"Sebenarnya aku tidak berminat, tapi aku harus melakukannya demi adikku."

"Teman, kau telah memilih jalan yang benar. Aku senang akhirnya kau membuka matamu. Baik, aku akan menemani awal perjalanan karir keartisanmu mulai hari ini." Erwin berkata-kata dengan sangat tegas dan penuh semangat. Ia bahkan menepuk pundak temannya itu.

Kembali menjalankan motor, keduanya terus berbincang. "Jadi apa pekerjaan pertamaku sebagai asistenmu?"

"Saat jam istirahat nanti kau buatkan akun media sosial untukku, termasuk tiktok dan instagram."

Daniel telah mempelajari banyak hal tentang media sosial yang ternyata bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah. Merasa dirinya telah memiliki banyak penggemar, ia memutuskan untuk memanfaatkan situasi ini.

"Hanya itu? Apa tidak ada pekerjaan lain?"

"Sepulang sekolah temani aku menghadap ke Park Fashion."

Erwin mengacungkan jempol kirinya.

Jam istirahat tiba. Waktu ini yang biasanya digunakan Erwin untuk sarapan di kantin meski hanya membeli sebungkus roti dan segelas air mineral, kali ini dia memakan sarapan yang dibawa oleh Daniel, bekal rumahan dari ibunya.

Erwin sangat serius mengerjakan proyek pertamanya, membuat akun media sosial untuk Daniel. Tak berselang lima menit, nitizen sudah beramai-ramai mengikuti akun atas nama Daniello yang dengan rasa bangga dibuat oleh Erwin.

“Waw ... bukan main! Kau lihat ini! Baru beberapa menit kau sudah mendapatkan seribu pengikut!” Erwin menunjukkan akun instagram bikinannya untuk Daniel.

“Daniel, jika ada yang men’DM-mu, kau harus beritahu aku. Jangan langsung ditolak, okey,” Daniel mengangguk.

Erwin sangat senang. Ia merasa seolah menjadi sosok yang telah mengubah pola pikir temannya ini. Sejak awal Daniel ramai diperbincangkan, Erwin sudah memberitahunya tentang beberapa strategi menguntungkan dari akun medsos, namun diabaikan saja oleh Daniel. Entah mengapa hari ini dia sendiri yang meminta bantuan Erwin tentang hal yang sama pula.

Dagang tisu dilewatkan sementara. Begitu sekolah bubar, Daniel menghubungi kontak pihak perusahaan Park.

Dalam waktu sepuluh menit sebuah mobil datang menjemput keduanya di sekolah. Alhasil, si butut andalan Erwin terpaksa ditinggal. Biarlah motornya itu istirahat mumpung ada tumpangan gratis, pikir keduanya.

.

Di sekolahnya, Ezra berjalan keluar bersama berberapa teman, termasuk Arven dan Nana Park.

Tin tin!

Bunyi klakson disusul keluarnya seorang pria dari dalam mobil yang datang menjemput.

“Ayo, Arven, itu Daddy menunggu.” Nana dan Arven pamit kepada Ezralia untuk mendahului.

“Lia, nanti balas pesanku, ya ... aku akan menunggu!” Seru Arven sebelum masuk ke dalam mobil.

Ezra tidak bergeming. Mobil yang dikemudikan oleh Jevander, mantan kekasih ibunya itu telah melaju pergi.

“Lia, kenapa bibirmu berdarah? Kau sakit?”

Karena menahan geram hatinya ketika melihat Jevan pergi bersama putrinya, Ezra tidak sadar telah menggigit bibirnya sendiri hingga berdarah. Ezra bahkan tidak merasakan sakitnya sama sekali.

Seorang teman memberikan tisu pada Ezra. Anak itu menerimanya serta tidak lupa mengucapkan terima kasih.

Kenapa ini rasanya sangat sakit bunda? Padahal orang itu sama sekali tidak mengenalku.   Ezra membatin kesal bercampur sedih. Ia merasa marah pada dirinya sendiri kenapa harus merasa cemburu melihat kebahagiaan ayah yang bahkan tidak mengenal dirinya. Saat seperti ini, bunda satu-satunya tempat untuk mengadu.

Kang ojek online tiba tepat waktu. Hari ini Ezra tidak langsung pulang ke rumah. Dia juga mau sok sibuk seperti Daniel yang selalu pulang terlambat. Selama di perjalanan Ezra tidak berhenti menangis, meski dalam hati saja. Air matanya terus turun dengan sendirinya.

Tiba di sebuah restoran, Ezra berlari masuk untuk menemui seseorang.

“Paman!”

Pria yang ia panggil paman merentangkan kedua tangan lebarnya.

Tanpa basa – basi ia memeluk Jungki, erat.

“Kenapa, hmmm? Kau sebegitu rindunya pada pamanmu ini?”

Ezra menangis sejadi-jadinya. Tangisan yang sebelumnya tidak pernah sepecah ini. Oh tidak, Ezra sudah lupa kapan terakhir ia menangis sesedih ini.

“Ayo pindah ke ruangan terpisah. Tangisanmu bisa mengganggu ketenangan orang lain.” Jungki membawa keponakannya ke ruang pribadi milik restoran itu dan kini hanya ada mereka berdua.

“Bagaimana kabarmu selama ini? Rupanya kau sudah tumbuh tinggi. Paman senang melihatmu.”

Ezra sudah tidak menangis namun masih terdengar sisa-sisa isak tangisnya.

“Aku selalu sehat, paman.”

“Baguslah! Lalu tadi kenapa kau begitu sedih? Apa ada yang menyakitimu? Tunggu... kenapa dengan bibirmu?” Jungki terlihat begitu khawatir.

“Paman, tadi Jevan Park ... dia menjemput putrinya di sekolah. Aku sangat kesal melihat mereka.” Ezra menunduk. Memalukan baginya mengakui hal seperti ini, tapi ... hanya paman Jungki yang bisa mengerti dirinya saat ini.

“Bagus! Merasa marah adalah hal yang wajar. Lalu apa kau punya rencana?” Ini bukan hanya kesal, Jungki seakan merasakan kesedihan mendalam yang dirasakan sang keponakan.

“Aku punya rencana Paman, apa menurutmu ... aku bisa melakukannya?”

“Kau bisa. Kau adalah Ezralia Moze, si pemberani. Tapi Ezra, lain kali jangan main api seperti yang kau lakukan 9 tahun lalu. Itu bukan masalah kecil.”

“Tapi bagiku itu hanya masalah kecil. Hanya kaki Nana yang terbakar. Dia tetap hidup sampai sekarang.”

Jungki tidak tahu lagi harus mengatakan apa ketika jiwa psikopat sedang menguasai Ezra. Jungki sendiri merasa bulu kuduknya merinding.

Mengalihkan pembicaraan mungkin lebih baik. “Oia Ezra, kenapa Daniel tidak di sekolah yang sama denganmu?”

“Dia lebih menyukai sekolah gratis. Tapi sesungguhnya ... dia malu mengakuiku sebagai kakaknya. Katanya aku adalah anak yang nakal. Dia tidak ingin orang lain mengetahui hubungan kami. Tapi tidak apa-apa, itu membuat aku lebih bebas melakukan apa saja yang aku mau.”

.

.

GEDUNG PERUSAHAAN PARK FASHION.

Daniel dan Erwin dibawa ke salah satu ruangan besar yang didalamnya terdapat meja melingkar lengkap dengan kursi yang sangat nyaman.

Daniel dan Erwin duduk berseberangan dengan dua orang berpakaian rapi, lumayan tampan dan terdapat id card yang menggantung di leher.

Erwin terkesima dengan semua hal yang ia lihat di gedung ini. Mata liarnya berselancar kemana-mana. Sedang Daniel, seperti biasa, seperti rak ada apapun yang menarik baginya, terlihat santai dengan tatapan lurus.

“Maaf, Daniello, siapa dia?” yang dimaksud tentu saja Erwin.

“Dia asisten pribadi saya.” jelas Daniel.

“Assisten?” Bagaimana mungkin seorang siswa bisa diangkat sebagai asisten, bagaimana dia bisa dipercaya mengatur banyak urusan? Menatap Erwin dengan tatapan menyelidik.

“Kami butuh orang dewasa untuk mengurusmu.”

“Aku sudah dewasa. Umurku sudah melewati tujuh belas.” Erwin memperlihatkan KTP atas nama dia yang baru dicetak enam bulan lalu.

“Di mana ayah atau ibu atau mungkin pamanmu, salah satu dari mereka juga harus menyaksikan kerja sama ini.”

“Ibuku sangat sibuk dengan pekerjaannya. Ayah dan paman, kebetulan mereka sudah tiada.” Wajah datar Daniel menjelaskan semuanya tanpa rasa beban sedikit pun semaunya menyebut seseorang telah tiada.

Ya ... kebetulan tidak memiliki keluarga lain disepanjang hidupnya, jadi anggap saja mereka telah tiada. Sesimpel itu pemikiran seorang remaja pendiam.

Terdengar langkah seseorang memasuki ruangan. Orang yang baru saja masuk menuju kursi kebesaran miliknya. Daniel melirik sekilas. Jevan Park dia adalah orang itu. Daniel sudah tahu sebelumnya, jadi dia tidak merasa terkejut sama sekali.

Salah satu dari kedua orang yang baru saja menginterogasi dua remaja ini, menghampiri Jevan dan membisikkan sesuatu sebelum akhirnya mendekati dua remaja ini.

“Daniello Moza, silakan tanda tangan di sini.”

Dengan ringan Daniel membubuhkan tanda tangannya, penuh keyakinan.

Yess!

Dua orang yang menyaksikannya diam-diam merasa sangat lega. Tidak lain dari Jevander dan Erwin sang manejer muda itu.

“Senang bekerja sama denganmu, Daniello, saya ... Jevander Park.”

Daniel terpaku sejenak melihat tangan Jevan yang menggantung di depannya. Tangannya sendiri terasa sangat berat dan sulit untuk menyambut tangan pria ini, sang mantan kekasih ibunya.

.

.

Bersambung...

Cukup? Cukup kan ya? Besok Lagi...

Yuk ttp semangat. Salam hangat dariku😁

Terpopuler

Comments

Hasrie Bakrie

Hasrie Bakrie

Lanjut

2023-06-13

0

Dee Na

Dee Na

anak2 ini ga da mirip2nya yak SM Jevan? sampe g Inget dlu sering tidur bareng dan anu anu sama roze

2023-06-08

0

Wahyu Tyas

Wahyu Tyas

ko ga hbs pikir disku ya mr. Lee kok ga bantu Ros buat biaya anaknya sebut sj cucunya buat pengobatan nya cm dipsnrsu utk apa cb kasihan kan cucunya dr bayi SMP usia remaja 15 hidupnya harus keluar masuk rumah sakit terus cerita yg menyayat hati sedih banget sampe hbs itu tisu sekotak 😭😭

2023-02-14

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!