Daddy! Ibuku Bukan Pilihanmu?

Daddy! Ibuku Bukan Pilihanmu?

Ucapan Selamat Tinggal

Tag tag tag tag.

Dengan langkah cepat Roze Moza menaiki tangga restoran Z tempat biasa ia dan kekasihnya datangi untuk sekedar makan malam romantis. Terdapat sebuah paper bag kecil menenteng di tangan kirinya. Malam ini adalah tahun ke dua hari jadi mereka. Roze merasa sangat bersyukur karena selama 2 tahun terakhir ini prianya itu selalu ada untuknya dihampir setiap ia membutuhkan kekasihnya  itu.

“Wah, apa aku terlambat, sayang?”

Mengetahui kekasihnya Jevander sudah datang lebih dulu darinya, ia sangat bahagia. Hampir dua pekan keduanya tidak bertemu karena kesibukan mengurus perkuliahan yang sama-sama akan selesai.

“Duduklah, Roze. Aku juga baru tiba.”

Sikap Jevan yang tak seceria biasanya sedikit mengganggu pikiran Roze. Tapi tak apa, Roze berusaha terlihat santai.

“Apa kau sudah memesan?” tanya Roze, sengaja menciptakan suasana hangat seperti biasanya.

Jevan mengangguk pelan dengan wajah datar. Ekspresi yang aneh dan mencurigakan.

“Sayang, ada yang mau aku bicarakan.” Ujar Roze, dengan perasaan berdebar, tak tahan lagi menyembunyikan kebahagiaannya. Ada hal penting yang akan ia sampaikan mala mini pada kekasihnya, tentu saja sebuah kabar membahagiakan.

“Aku juga ada yang mau dibicarakan ke kamu.” Jawab Jevan. Wajahnya terlihat sangat tidak nyaman.

“Begitukah? Apa itu? Kamu duluan. Bicaralah!” timpal Roze pula.

“Ehmm. Begini Roz … aku rasa … kita sudah cukup sampai disini.”

“Ya? Mak…sud..mu?”

“Aku akan menikahi sahabatku. Dia … sedang mengandung.”

Degg.

Bagai terkena sambaran kilat, Roz terdiam membatu. Apa ini? Kekasihnya akan menikahi wanita lain?

“Aku tahu ini mengejutkanmu. Tapi ... dia adalah wanita yang benar-benar harus kunikahi.”

Wanita yang benar-benar harus dinikahi Jevan? Siapa yang lebih pantas selain Roze?

“Lan-lantas, bagaimana denganku? Tunggu, selama ini kita sudah biasa bersama. Tidur bersama. Makan bersama. Lalu kenapa tiba-tiba? Kau sedang bercanda?” Roze masih berusaha memasang wajah tak percaya.

“Ayah dan ibuku memilih dia sebagai menantu. Orang tua sudah lama menjodohkan kami. Lagi pula dia … aku berhutang budi padanya.” mendengar ini, Roze tersenyum tipis dengan raut wajah datar.

“Jadi selama ini kau berkhianat dibelakangku? Tidak mungkin. Kau sangat mencintai aku. Tidak mungkin kau akan meninggalkan aku untuk wanita lain. Apa yang membuatmu lebih milih dia dari pada aku? Aku juga punya segalanya. Segalanya. Harta, cinta, aku punya semua itu untukmu. Kau pun tahu itu, kan?”

“Keluarga.”

Satu kata itu kembali membungkam mulut Roz.

Keluarga? Apa maksudnya? Apa dia diam-diam menyelidiki background keluargaku?

“Maaf Roz, setelah mengetahui hal yang kau rahasiakan dariku, aku jadi berpikir ribuan kali untuk tetap terhubung denganmu. Kenapa kau tidak bilang dari awal tentang bagaimana kondisi keluargamu? Ayah dan ibuku juga pasti tidak akan merestui. Aku khawatir latar belakangmu akan merusak nama baik keluargaku.” meski tidak enak hati mengatakannya, tapi Jevan harus jujur.

“Cukup! Tidak perlu diperjelas. Aku sudah mengerti sekarang. Ibuku seorang pelacur, mucikari kelas kakap dan aku tidak punya ayah yang jelas. Tapi bagaimana dengan tubuhku yang sudah kau rusak? Bukankah kau harus bertanggung jawab?”

Suasana berubah menjadi dingin.

“Bertanggung jawab? Roz! Kau sudah hilang ingatan atau bagaimana? Saat malam pertama kita, itu bukan pertama kali untukmu. Tidak ada tanda yang membuktikan kalua itu malam pertama bagimu. Kau mau menipuku?”

“Dulu aku pernah mengalami pendarahan saat mengejar seseorang.” Roz menunduk. Hal ini sungguh tidak penting untuk dijelaskan. Kenapa Jevan tidak mempermasalahkannya saat malam pertama mereka?

“Okey, anggap saja itu bukan masalah. Tapi kenapa banyak sekali kebohonganmu? Tentang ibumu, kau selalu pamer kalau dia adalah wanita bermartabat. Pada kenyataannya,;”

“Pergilah!”

“Roz..” Jevan sepertinya benar-benar tidak enak hati.

“Pergilah!” tersenyum kecil. Roz hanya berpasrah karena sadar diri. Ia kembali berdiri. Terpaksa Roz harus benar-benar mempercayai situasi ini meski tidak ingin.

“Roz, maafkan aku, okey, maaf kalau kata-kataku menyinggungmu. Aku menyayangimu tapi kita benar-benar tidak bisa bersama.” Jevan berdiri lalu menghampiri Roz. Memeluknya dengan erat.

“Setelah ini, jadilah dirimu sendiri. Terima apa adanya dirimu. Jangan menyulitkan diri lagi. Akan ada orang yang tepat dan bisa menerimamu apa adanya. Tapi ... orang itu bukan aku. Aku tidak mau menyulitkanmu jika bersamaku. Aku tidak bisa mengecewakan orangtuaku kalau memilihmu."

Kau boleh menganggapku orang jahat. Ya, aku memang jahat karena tidak bisa menerima latar belakangmu. Maafkan aku. Tidak, kau tidak perlu memaafkanku. Kau boleh membenciku.”

Pelukan itu akhirnya mengendur. Pelukan terakhir dari Jevander Park untuknya. Roz ingin menahan pelukan itu. Rasanya tidak rela jika harus terlepas dari pelukan pria ini. Pria yang ia cintai begitu dalam.

“Maaf, aku harus pergi. Jaga dirimu.”

Sudah. Selesai sudah hubungan mereka. Pria yang ia cintai kini sudah pergi. Ketakutan yang selama ini selalu menghantui akhirnya benar-benar terjadi. Lagi-lagi ia ditinggalkan untuk kesekian kalinya oleh orang dekatnya. Belum cukupkah menanggung hinaan  karena karena status ibunya sebagai seorang germo, terlebih lagi tidak punya ayah sejak lahir? Belum puaskah dunia mempermainnkannya?

Marah? Kecewa? Sedih? Siapa yang tidak akan bersedih jika situasi berbalik dalam sekejap?

"Jevan, tidak bisakah kamu merahasiakan tentangku dari keluargamu?" Roze tetap berusaha memberi solisi. Jevan terkejut ketika ternyata kekasih yang baru saja ia tinggalkan itu kini berada tepat dibelakangnya saat ia akan membuka pintu mobil. Roze rupanya belum benar-benar pasrah.

"Roze, aku tidak bisa merahasiakan apapun dari mereka. Maafkan aku. Sebagai anak aku sudah sering mengecewakan orangtuaku." tampak cairan bening juga membasahi kelopak mata Jevan. Sebenarnya ia merasa tidak tega melihat reaksi menyedihkan ini.

"Jevan, bisakah tidak tinggalkan aku?" Roz menahan tangan Jevan yang hendak membuka pintu mobil. "tidak perlu menikahiku, tapi tetaplah denganku-"

Tak ada respon sedikitpun dari pria itu. Dengan perasaan bersalah, ia tetap pada pendiriannya, berpisah dengan Roze. Karena pria itu sudah tau, kedua orang tuanya pasti akan menentang hubungan ini dan akhirnya tetap akan menyakiti dirinya dan Roze suatu saat nanti.

Memiliki ibu seorang germo yang merangkap sebagai pela*ur, bahkan wanita yang dikencaninya ini entah berasal dari siapa, Roze bahkan tidak punya ayah kandung. Jevan tidak tega menempatkan kedua orangtuanya menanggung hinaan dari orang lain karena wanita yang dipilihnya.

"Pergilah! Aku tidak akan menahanmu." -Roze berucap dengan bibir bergetar melawan hebatnya rasa sakit dihatinya. Kali ini ia benar-benar tersadar akan siapa dirinya.

Pria itu pun pergi, tanpa menoleh lagi ke belakang. Pandangan Roze menghantarkan pria yang dicintainya itu semakin menjauh dan kemudian menghilang bersama mobilnya. Disitulah air mata gadis itu mengalir dengan bebas menganak sungai di kedua belah pipinya. Paper bag yang tadi ia bawa sebagai hadiah untuk Jevan, kini ia hanya bisa menatap benda itu dengan nanar. Hadiah berupa beberapa alat tes kehamilan yang beberapa saat lalu ia bawa dengan penuh antusias. Ia usap air matanya lalu membuang tas kecil itu ke dalam tong sampah terdekat.

Kembali ke Apartemen tempat tinggalnya.

Hal pertama yang dilakukan Roze adalah mengumpulkan semua benda yang berhubungan dengan ayah dan ibunya, kemudian semua pemberian Jevan. Pemberian dari pria itu yang selalu berarti bagi Roze, ia kumpulkan menjadi satu dan membuang semua itu, menyalakan api diatasnya, membakarnya tanpa sisa.

Sambil menyaksikan api melalap semua itu, Roze  lalu berkata : "Ayah, bunda, kalian adalah kesialan bagiku. Selamat tinggal" mengucapkan kata 'selamat tinggal' pada kedua orang tuanya membuat Roze tertawa, menertawai dirinya sendiri kemudian. "Aku terdengar begitu percaya diri. Bukankah kalian berdualah yang lebih dulu mengucapkan selamat tinggal padaku sejak awal? Hah, kalian bahagia bersama orang yang kalian cintai, tanpa memikirkan hancurnya perasaanku."

Sedikit flashback...

Sejak Roze berusia 14 tahun, Helena, ibu dari Roze  memutuskan untuk tinggal bersama suaminya yang notabene seorang duda beranak dua, meninggalkan putri kandungnya sendiri dan memilih merawat anak orang lain.

Sebenarnya, saat bayi, Roze sudah ia serahkan kepada pasangan bernama Stefan dan Gina untuk diadopsi menjadi anak mereka. Namun, dua tahun kemudian, Helena kembali dan memohon untuk mengambil anaknya, membawanya pergi dari keluarga itu. Bukan karena sungguh-sungguh ingin merawatnya, namun hanya karena menginginkan perhatian dari Mr. Lee, ayah kandung Roze yang sudah beristri.

Perhatian dan kasih sayang tak kunjung ia dapatkan dari pria yang dicintainya itu. Sepertinya, Lee mendatanginya hanya untuk Roze. Lama - kelamaan, Lee tak kunjung muncul, yang datang hanyalah transferan untuk biaya hidup Roze, melalui sebuah card yang pria itu tinggalkan untuk putrinya.

Lama dalam penantian tak pasti, Helena akhirnya bertemu dengan seorang duda tajir melintir lalu mereka memutuskan untuk menikah, meskipun tidak meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang germo atau mucikari. Sayangnya, pria barunya itu menolak untuk merawat Roze dan hanya menginginkan Helena.

Memikirkan semua hal tentang ayah dan ibunya, membuat hati Roze kembali panas, seakan ikut terbakar dengan semua kenangan yang telah lenyap dilalap api, termasuk kenangan dirinya bersama Jevander Park.

"Kenapa semua orang begitu tega? Apa aku semenjijikkan itu? Ah, Tunggu! Kalian yang tidak berperasaan atau ... aku yang memang tidak pantas menerima kasih sayang?" Ia lalu mengusap pelan perutnya. Bukan karena lapar, tapi karena ada manusia baru yang sedang bersarang didalamnya. Dengan wajah tenang, Roze berkata : "Aku bahkan akan menanggung hinaan berikutnya. Memiliki anak tanpa suami." -menatap perutnya dengan rasa bersalah.

“Kamu tidak boleh lahir dan menjadi sepertiku. Maaf, aku harus menyingkirkanmu sebelum kamu tumbuh besar.”

.

Bersambung guys!

Yuk kasi like, komen, hadiah, vote, aku menantikannya.

Tanks bestie...

Terpopuler

Comments

Hera Puspita

Hera Puspita

baru mampir kak author 🤗

2024-08-10

0

AriNovanie

AriNovanie

Dari bang paijo langsung ke sini, karena baca komen pindah ke NT kenapa gk di lanjut disana thor, S2 nya gtu

2024-07-16

0

Rusiani Ijaq

Rusiani Ijaq

simalakama, meski dlm keadaan apapun anak yg jd korban keegoisan orang dewasa yg tidak bertanggung jawab. dan sekarang Roze pilihan ada padamu, apakah kamu ingin seperti mereka apa ingin merubah takdir buruk mu menjadi lebih berarti buat masa depan mu dan calon anak" mu Roze. baru mampir Thor semoga happy ending l

2024-03-17

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!