Ketemu lagu gusy, mari buat baik setiap hari. Kasi satu like and satu comen ya. Makasih.
Anna pov
Aku masih tidak tau dia kenapa, tapi dia terus saja memelukku. Ketika aku ingin melepaskan pelukkan itu, dia malah makin mengeratkannya. Dia ini kenapa sih.
"Lepas, Al." ucapku sambil mendorong badannya menjauh.
Badan Alfariel sedikit mundur. Kepalanya menunduk lalu langsung pergi dari hadapanku dan masuk kekamar mandi. Nah kan, dia benar-benar aneh. Apa coba maksutnya, tiba-tiba memelukku, lalu pergi begitu saja. Aneh banget kelakuannya.
Sudah hampir 1 jam, Alfariel dikamar mandi. Aku mengkerutkan kening bingung. Lagi ngapain sih tu orang? Sok sibuk banget disitu lama-lama. Nggak ada tempat lain apa? Kenapa harus dikamar mandi coba. Dia fikir yang ingin pakai kamar mandi, dia sendiri apa. Aku tau sih, ini itu kamarnya tapi nggak gini juga kali.
Karena kesal aku turun dari kasur dan berjalan keluar. Para bodyguad Alfariel masih stay by disitu. Aku mengabaikannya dan turun kebawah. Rumah ini sepertinya tidak akan pernah sepi. Maksutku, dengan banyaknya pelayan dan bodyguad membuat rumah besar ini sedikit terisi orang.
Aku berjalan keruang baca, hasrat ingin membaca membucak didadaku. Dengan perlahan aku membuka pintu dan langsung berjalan pada setumpukkan buku disetiap rak. Berjalan dan mencari buku apa saja yang ingin ku baca.
Saat aku lagi memilih buku. Mataku terpaku pada sebuah buku dengan cover laki-laki dan perempuan yang sedang berpelukkan. Tanganku mengambilnya dan melihat judul novel itu. 'Story my love is the best'
Tanpa sadar sudut bibirku menyungingkan sedikit senyum. Judulnya sangat indah, pasti ceritanya sangat romantis. Aku benar-benar suka cerita romantis yang tidak banyak masalahnya. Emmm, mungkin kebanyakkan orang akan menyukai alur cerita yang banyak konflik dan masalah. Tapi aku beda, aku sangat membenci cerita seperti itu. Itu membosankan, aku lebih suka cerita romantis yang berakhir bahagia. Bagaimana tidak, ayolah hidup ini saja sudah banyak masalah. Jangan lagi ditambah kedunia novel.
"Baby, buku apa yang suka kau baca?"
Samar-samar aku mengingat sesuatu. Seorang lelaki dengan senyum manis sedang bertanya pada gadis kecil.
"Buku romantis." jawab gadis itu mengebu-ngebu.
"Ha ha ha, kamu pencinta kisah romantis ternyata."
"Tentu saja, aku sangat suka saat seorang lelaki melamar gadisnya ditempat yang romantis. Diatas menara, ditepi pantai atau ditempat-tempat yang tidak terduga. Uuh, itu benar-benar romantis." cerita gadis itu sambil tersenyum lebar.
"Dasar," ucap lelaki itu sambil mengacak-acak rambut si gadis. Membuat gadis itu mengerutu marah.
"Ahh, jangan diacak-acak. Rambutku jadi tidak rapi lagi." sungut gadis itu kesal.
"Kamu tetap cantik dimataku, Baby."
"Ahhh," aku menyentuh kepalaku yang terasa sangat sakit. Ingatan-ingatan itu terus menerobos keotakku. Kepalaku bahkan terasa ingin pecah sangking sakitnya. Kenangan apa itu, ahhh.
"Ada apa, Baby."
Aku sama sekali tidak menanggapi panggilan Alfariel. Kepalaku sangat sakit sekarang, rasanya seperti ada ribuan batu yang memukuli kepalaku. Dan rasanya benar-benar sakit.
Aku jatuh terduduk kelantai, sakit dikepalaku makin menjadi-jadi, ingatan-ingatan itu terus saja menerobos masuk.
"Jangan cemberut begitu. Baby. Nanti aku bisa khilaf." ucap lelaki itu sambil tersenyum manis. Memperlihatkan deretan giginya yang putih
"Ada apa, Baby. Tolong jangan seperti ini." ucap Alfariel sambil menyentuh kedua bahuku. Memaksaku untuk melihat kearahnya, dia menatapku tajam, tapi sorot khawatir pada mata itu benar-benar tidak berusaha dia tutupi.
"Apa yang kamu rasakan, Baby?"
"Kepalaku sakit." ucapku jujur, aku sudah benar-benar tidak bisa menahannya lagi.
Alfariel menarikku dan memeluk tubuhku erat. Tangannya mengusap-ngusap kepalaku pelan. "Jangan dipaksa, Baby. Nanti kamu bisa tambah kesakitan." ucap Aldariel pelan. "Tolong, jangan seperti ini. Jangan menakutiku,"
Air mataku keluar tanpa disuruh. Menerobos jatuh dengan derasnya. Kepalaku masih sakit, aku tidak tau aku kenapa. Tapi, semakin aku berusaha mengingatnya. Maka, sakit itu akan semakin terasa. Seolah-olah akan memecahkan kepalaku saja. Dan demi Tuhan, rasanya benar-benar sakit.
"Pliss, jangan menagis." ucap Alfariel dan menghapus air mata yang jatuh pada mataku. Tangannya tampak bergetar saat dia menghapusnya. Sorot mata khawatir terbit dikedua mata Alfariel.
Karena sudah tidak sangup menahan rasa sakitnya lagi, aku memejamkan mataku. Berusaha berdamai dengan rasa sakit. Dan mendadak dunia menjadi gelap, tapi sepertinya bukan dunia yang gelap. Tapi mataku, yang mendadak terpejam, dan setelahnya aku tidak bisa mengingatnya lagi.
Suara terakhir yang aku dengar hanyalah, suara khawatir Alfariel.
"Tolong, jangan begini, Baby. Aku takut."
*****
"Aku akan pergi setelahnya. Tapi aku mohon biarkan aku melihat dia untuk yang terakhir kalinya." ujar lelaki itu dengan sorot mata memohon. lelaki didepannya sepertinya lebih tua dari pada lelaki yang memohon itu. Tapi, bukan berarti wajahnya mendukung. Walau sudah tua, lelaki itu malah semakin mengoda.
Sorot dingin dan tajam dari mata lelaki berjas hitam didepannya membuat siapapun tidak akan tenang. Mata itu seperti leser, dingin dan sangat datar.
"Aku akan pergi denganmu setelahnya. Aku janji." ucap lelaki itu memohon. Dia bahkan sampai berlutut didepan lelaki berjas hitam yang menyorotnya dengan wajah dingin.
"5 menit. Lalu keluar," jawab lelaki berjas hitam itu dingin. Dan berjalan keluar dari ruangan itu.
Lelaki yang tadi memohon bernafas lega. Setidaknya dia sudah diizinkan. Dan dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.
Kakinya dengan cepat berjalan kearah brangkas, diatasnya terbaring seorang gadis cantik. Mungkin umurnya sekitar 7 tahunan. Tangan lelaki itu menggengam tangan si gadis dengan erat. Matanya mengeluarkan air mata melihat keadaan gadis itu sekarang.
Perban yang berada didahi dan sebagian wajah lecet membuat lelaki itu geram. Gadisnya sekarang sedang terbaring tidak berdaya. Dan dia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu.
"Berjanjilah padaku kalau ini yang terakhir, Baby. Jangan luka lagi, karena itu menyakitiku." ucap lelaki itu sambil menagis. Dia terluka ketiga gadis yang dia cintai kini terbaring sambil memejamkan matanya. Mata yang biasanya menatapnya dengan bahagia kini terpejam. Dia merindukan mata hitam milik gadisnya.
"Aku akan pergi sebentar, Baby. Aku harap kamu selalu ingat padaku. Pada saat kita bertemu lagi nanti, aku janji," lelaki itu sedikit menarik nafas. "Aku akan langsung menikahimu pada saat itu. Aku janji," ucap lelaki itu parau.
Lalu, melepaskan ngengamannya. Berbalik arah dan keluar dari ruangan itu dengan hati yang kacau.
Setelah keluar, lelaki itu bersandar ada daun pintu ruang rawat. Menghembuskan nafas berat, lalu menatap seorang wanita tua yang menundukkan kepalanya.
"Jaga gadis itu. Aku akan kembali untuk mengambilnya nanti. Jadi, sampai saat itu datang. Tolong jaga dia untukku." ucap lelaki itu datar dan pergi dengan wajah dingin. Menghampiri lelaki berjas hitam yang juga sedang melihat kearahnya.
"Jadi kuat lah, Al. Jangan jadi lemah hanya karena seorang gadis."
"Tutup mulutmu." jawab lelaki itu dingin.
"Sudahlah, ayo kita pergi." ucap lelaki berjas hitam dan berjalan terlebih dahulu.
"Tunggu aku, Anna. Aku akan segera kembali. Aku janji," ucap lelaki itu dan berjalan mengikuti lelaku berjas hitam. Berjalan dengan berat.
*****
Anna pov
"Eh, Nona. Anda sudah bangun."
Aku melihat kesamping, Nisa melihatku dengan mata berbinar.
"Aku dimana?"
"Anda dirumah sakit, Nona. Anda sudah dua hari tidak sadarkan diri." ucap Nisa sambil membantuku untuk duduk. "Mr Black benar-benar mengerikan, Nona. Dia bahkan hampir membunuh para dokter karena mengatakan kalau anda koma." jelas Nisa.
"Haa? Kenapa?"
"Emmm, saya tidak berhak menjelaskan, Nona. Saya akan panggil Mr Black dulu." ucap Nisa dan langsung keluar sebelum aku sempat mencegahnya.
Ahh, sudahlah. Aku juga masih lelah, menahan Nisa juga tidak akan bisa. Aku kembali membaringkan tubuhku. Kepalaku masih sedikit sakit.
Saat aku lagi memijit sedikit kepalaku, tiba-tiba sebuah tangan juga mengusap kepalaku. Aku tersentak kaget, saat aku akan membuka mataku. Tangannya menutupi pengelihatanku.
"Tidurlah lagi, aku akan menjagamu. Jadi, tidurlah."
Dan seolah-olah tersihir. Aku langsung menurutinya dan memejamkan mata. Seolah-olah ini semua sudah ada yang mengaturnya. Dan aku makin terasa nenyak dalam tidurku karena usapan tangannya. Aku nyaman. Rasanya, seperti kembali kerumah. Dan, aku merasakan dejavu karenanya. Benarkah aku pernah merasakan ini? Atau ini semua hanya kesamaan belaka. Entahlah, aku tidak tau. tapi yang jelas, ini benar-benar nyaman. Aku berharap ini semua bertahan lama. Karena demi Tuhan, aku benar-benar butuh tidur nyenyak. Sakit dikepalaku masih sedikit terasa. Dan aku berharap saat aku bangun nanti, semua sakitnya akan hilang. Semoga saja.
Next to part 13
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Duwisukema
smgt trz ya krn crtnya
2020-06-04
3
Ziaa Ryaa
pokoknya baper
2020-05-28
1
Ziaa Ryaa
uuuh so sweet. suka banget. next lagi thor
2020-05-28
1