17

Alhamdulilah hadir lagi. Jangan lupa like and comen ya gusy. Mari saling membantu.

Author pov

"Cepat, Baby. Aku sudah lapar." ucap Alfariel dengan senyum menyebalkannya.

Anna tampak menimbang-nimbang, antara menyuapi Alfariel atau tidak. Tapi saat melihat wajah memelas lelaki itu, akhirnya Anna mengarahkan sendok yang berisi nasi kemulut Alfariel. Tentu saja hal itu disambut dengan bahagia oleh lelaki itu.

"Kamu tidak makan, Baby?" tanya Alfariel karena dari tadi Anna terus saja menyuapinya. Tapi, sama sekali tidak ada menyendokkan satu nasipun pada mulutnya.

"Aku akan makan nanti. Kamu makan sa..."

"Tidak!" potong Alfariel tajam. "Kamu harus makan sekarang," ucap Alfariel dan mengambil sendok ditangan Anna. Mengambil nasi dan menyuapkannya pada gadis itu.

Anna awalnya menolak, malu tentu saja. Tapi, saat melihat tatapan tajam Alfariel. Gadis itu terpaksa menerima suapan Alfariel. Dia mengunyah dengan senyum yang terkulum.

Jadilah mereka makan dengan suap-suapan. Uluulu romantis sekali, seperti pasangan suami istri saja.

"Selesai." ucap Anna setelah menyuapkan suapan terakhir pada Alfariel.

Anna mengambil air putih dan memberikannya pada Alfariel. Lelaki itu menerimanya dengan senang hati.

Entah sadar ataupun tidak, Anna juga meminum bekas Alfariel. Mungkin karena kehausan dan disitu cuma ada satu air minum. Jadi, Anna langsung meminumnya.

Alfariel yang melihat Anna meminum bekas gelasnya, langsung tersenyum lebar. Tentu saja hal itu membuat Anna bingung. Kenapa Alfariel tersenyum? Apakah ada yang menarik dimata lelaki itu?!

"Kenapa?" tanya Anna penasaran.

"Kamu meminum bekas gelasku."

"Lalu?!" tanya Anna yang masih tidak paham arah pembicaraan.

"Tentu saja aku senang, karena itu artinya kita sama saja sedang ciuman secara tidak langsung." ujar Alfariel dengan senyum bahagia.

Pipi Anna langsung bersemu merah mendengar ucapan Alfariel. Astaga lelaki ini, saat sakit begini pun masih juga berkata begitu. Dasar.

"Kamu malu?!" tanya Alfariel geli.

"Ck, berhentilah. Al," ucap Anna kesal.

"Ha ha ha, aku suka rona merah dipipumu, Baby." kata Alfariel dan mengusap pipi Anna yang memerah. Anna yang diperlalukan seperti itu tentu saja semakin malu.

"Ini karena sinar matahari," elak Anna dan menjauhkan tangan Alfariel dari wajahnya.

"Emm, baiklah. Terserah kamu saja." jawab Alfariel sambil tertawa kecil.

*****

Alfariel sedang berkutik dengan dokumen-dokumen yang berserakkan diatas kasur. Sedikit membetulkan kaca matanya yang sedikit melorot. Lalu kembali membaca kertas-kertas itu.

Sesekali dia memijit sedikit dahinya karena lelah. Matanya juga sedikit sakit karena menggunakan kaca mata. Anna yang juga lagi duduk disofa mendadak kasihan.

Dengan berani gadis itu berjalan mendekat kearah Alfariel. Dengan hati-hati dia menggumpulkan kertas yang berserakkan itu, membuka kaca mata Alfariel dan meletakkannya diatas nakas disamping kasur. Awalnya Alfariel kaget dengan kelakuan Anna. Tapi, saat gadis itu memijit dahinya pelan, Alfariel malah memejamkan mata. Dia memang lumayan lelah.

"Istirahatlah dulu, Al. Kamu terlalu memaksakan diri." ucap Anna pelan.

"Pekerjaanku masih banyak," ujar Alfariel dengan suara serak. Sepertinya lelaki ini agak demam. Anna juga merasakan kalau dahi Alfariel lumayan panas.

"Kamu demam, Al. Kamu juga harus menjaga kesehatan." nasehat Anna.

"Hmm," dehem Alfariel. Sepertinya Anna benar, sekarang badannya juga sangat dingin. Padahal matahari sudah sangat tinggi diatas kepala, tapi rasanya badannya ini sangat dingin.

"Dingin, Anna." ucap Alfariel sambil memeluk dirinya sendiri.

Anna menyelimuti Alfariel dengan selimut. Membantu Alfariel berbaring kembali diatas kasur.

"Istirahatlah, aku akan keluar dulu,", ucap Anna dan berdiri ingin keluar.

Saat Anna akan berbalik, tanggan Alfariel menghentikannya, menarik Anna dalam satu sentakkan dan langsung terbaring diatas dada Alfariel.

Anna pov

Jantungku berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Astaga, apa yang dilakukan Alfariel? Bukankah barusan dia sudah tertidur. Tapi kenapa dia bisa... Ahh bisa-bisanya.

"Tetaplah disini." ucap Alfariel memohon. Dia memeluk badanku erat dan meletakkan wajahku didadanya. Wangi maskulin langsung tercium diindra hidungku. Uuh, wangi yang aku sukai.

"Tapi aku ingin per..."

"Tetaplah disini." ucap Alfariel final.

Hufff

Aku hanya bisa menghela nafas lelah. Kenapa Alfariel jadi manja begini? Astaga. Badanku yang tadinya panas makin panas saat Alfariel makin mengeratkan pelukannya. Aku yakin, aku akan benar-benar mati sebentar lagi kalau Alfariel tidak cepat-cepat melepaskan pelukkannya. Oh, ayolah sekarang cuaca sedang panas-panasnya. Dan bisa-bisanya Alfariel memelukku erat sambil berselimut tebal. Ac dan kipas bahkan dimatikan, uuh, bisa kalian bayangkan bagaimana panasnya aku?

"Al, aku kepanasan." desakku panas. Uuhh badanku rasanya terbakar karena kepanasan.

"Sebentar lagi, masih dingin." ucapnya dengan suara serak.

Huffff mari biarkan saja Anna, tahanlah sebentar lagi. Sifat gila lelaki ini sedang kambuh.

*****

Aku mengucek-ngucek mataku yang lengket karena terlalu lama terpejam. Kepalaku melihat kesekeliling dan sepertinya Alfariel sudah tidak ada. Terbukti dengan tidak adanya seseorang yang memeluk pingangku. Baguslah, aku juga lagi kesal dengannya. Gara-gara lelaki itu aku kepanasan setengah mati. Benar-benar sial.

Aku turun dari kasur dan berjalan masuk kekamar mandi, berendam air dingin sepertinya akan sedikit menyegarkan tubuhku. Sekitar 15 menit berendam aku keluar dari kamar mandi. Uuh badanku jadi sangat dingin, sambil mengeringkan rambut menggunakan handuk aku berjalan kearah walk in colset. Mengambil piyama tidur dan memakainya. Lalu kembali masuk kekamar dan duduk didepan meja rias. Alfariel belum kembali, kemana dia?

Setelah selesai mengeringkan rambut, aku sedikit meletakkan bedak dimukaku. Lalu menambahkan sedikit lipstik agar tidak kelihatan pucat. Setelah selesai aku turun kebawah, Nisa sudah berdiri didepan pintu kamarku.

"Ahhh, Nona sudah selesai? Ayo kita makan malam. Mr Black sudah dimeja makan." ucap Nisa sambil mengikutiku turun.

"Hmm," gumamku dan berjalan kearah meja makan. Alfariel sudah ada disana, emm dan sepertinya ada tamu. Lelaki berjas hitam juga ada disana, dia dan Alfariel sepertinya sedang berbicara serius. Terlihat dari wajah Alfariel yang menegang.

"Dia hanya membuatmu lemah, Al." ucap Lelaki itu datar. Tapi aura intimidasi dari tatapan matanya sungguh sangat mengerikan.

"Dia milikku." ucap Alfariel tegas.

"Dia tidak pantas untukmu. Tinggalkan saja dia,"

"Jangan ikut campur urusanku. Di..."

"Al," aku memotong pembicaraan Alfariel dan lelaki itu karena penasaran.

Tubuh Alfariel menegang mendengar suaraku. Ada apa? Kakiku melangkah mendekatinya. Lalu duduk disamping Alfariel. Aku melihat kearah lelaki berjas hitam didepanku. Uuh, aku langsung menyesal setelahnya. Mata tajam lelaki itu seolah memmbunuhku. Sangat tajam, dingin, dan datar. Kalau Alfariel itu menyeramkan dia jauh lebih menyeramkan.

"Apakah dia gadis itu?" tanya Lelaki itu dingin.

"Jangan ngangu dia dad, atau aku yang akan membunuhmu." ucap Alfariel geram.

Alfariel mengengam tanganku kuat. Sepertinya dia sangat marah, wajahnya terlihat sangat tegang. Dia memanggil siapa tadi, Dad? Apakah lelaki ini ayahnya. Tapi aku tidak heran kalau memang benar, dia dan Alfariel sama saja. Sama-sama menyeramkan.

"Sejak kapan kamu jadi lemah begini, Alfariel." ucap lelaki itu dingin. Walau terkesan datar tapi dari nada suaranya. Sangat jelas kalau lelaki ini sedang sangat marah.

Aku mendadak jadi gugup, kenapa ruangan ini jadi panas. Suasana yang dikeluarkan oleh kedua lelaki ini benar-benar mengerikan, aku jadi mendadak takut.

"Al aku..." sial kenapa lagi dengan dadaku, kenapa sangat sakit. Aku menyentuh dadaku kuat. Ahh sangat sakit.

"Baby, kamu tidak papa?" tanya Alfariel kaget melihat aku yang kesakitan.

"Dia lemah Alfariel. Tinggalkan gadis ini," ucap lelaki itu datar.

"Tutup mulutmu." ucap Alfariel geram.

"Sa..kit, Al." ucapku dengan nafas putus-putus.

"Tenanglah, Baby."

"Akh..."

Next to part 18

Terpopuler

Comments

rosita dewi

rosita dewi

manja ya alfariel

2020-08-31

1

Anonymous

Anonymous

seruk

2020-07-01

0

Neneng Mulyani

Neneng Mulyani

gang tegang thot

2020-06-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!