6

Buat baik yuk hari ini. Mari luangkan sedikit waktu anda untuk like and comen, makasih.

"Ini adalah Ruang baca." Ucap Nisa dan masuk kesebuah ruangan yang penuh dengan buku.

Mataku langsung terbelalak kagum. Buku-buku tersusun rapi diatas rak, sejajar besar kecilnya. Seolah-oleh memang diatur untuk membentuk sebuah gambar. Ya Tuhan, ini adalah surga dunia namanya. Aku benar-benar sangat suka dengan buku. Seharianpun aku pasti akan betah disini, apa lagi dengan ditemani buku sebanyak ini. Baru membayangkannya saja sudah membuatku begitu bahagia. Aku rasa jika itu memang terjadi, aku pasti akan gila. Aku yakin.

Ruangan ini begitu besar, dengan ribuan buku-buku. Aku berjalan disepanjang rak, bahkan buku yang sekarang sudah tidak diperjual belikan lagi. disini masih ada. Sungguh luar biasa, aku benar-benar kagum.

"Kenapa disini begitu banyak buku?" Tanyaku sambil menatap kearah Nisa, yang juga sedang menatap kearahku.

"Emmm, itu karena Mr Balck bilang, istrinya suka membaca buku." Ucap Nisa tak yakin.

"ISTRI?" teriakku kaget. "JADI KALAU DIA SUDAH PUNYA ISTRI, KENAPA DIA TERUS MENGATAKAN KALAU AKU INI ISTRINYA? KENAPA MENYERETKU KESINI DAN TERUS MENDESAKKU DAN MENGATAKAN KALAU AKU INI ISTRINYA SEDANGKAN DIA SUDAH PUNYA ISTRI. DASAR LELAKI BERENGSEK." teriakku habis kesabaran, lelaki itu benar-benar mengerikan. Berlagak dingin dan terus mengatakan aku istrinya, tapi nyatanya. Dia malah sudah mempunyai istri. Lalu, dimana istrinya? Diceraikan? Atau tinggal dirumahnya yang lain.

Aku bukannya cemburu. Tidak, sama sekali tidak. Aku hanya kesal saja dengan lelaki seperti itu. Berlagak suci, menyedihkan.

Lalu, apakah dia memanggilku kesini untuk dijadikan istri kedua? Apakah dia pikir aku begitu bodohnya hingga mau. Lihat saja, aku pasti akan pergi dari sini.

"Ahh, Nona. Bukan begitu. Emm, bagaimana ya cara menjelaskannya. Tapi yang jelas ini bukan seperti yang kau kira." Ucap Nisa cepat-cepat. Raut wajahnya tanpak panik dan takut. Seolah-olah dia tau kalau aku akan melakukan hal buruk saja. Tapi lupakan lah, toh aku juga akan melakukannya nantinya. Lihat saja.

"Hemm," ujarku.

"Emm, mari kita pergi ketempat yang lain lagi Nona. Masih banyak ruangan yang lain," ungkap Nisa dan menarik tanganku untuk ikut dengannya.

Aku hanya berjalan mengikutinya, aku harus tau seluk beluk rumah ini bukan, jika ingin pergi? Jadi ya, aku mengikuti saja kemana Nisa akan pergi. Toh aku juga tidak akan rugi.

Kami berhenti didepan ruangan serba putih. Ditengah ruangan terdapat piano hitam yang cukup besar, aku berjalan kearah benda itu.

"Ini ruang musik, Mr Black sangat suka bermain piano."

Aku menganguk-angukkan kepalaku paham. Lalu melihat kesekeliling, tidak ada apapun diruangan ini selain piano.

"Mari Nona saya tunjukkan tempat yang lainnya," ajak Nisa lagi.

Kami berjalan keluar, berjalan dijalan setapak yang aku lihat kemaren. Wahh, ternyata melihat dari bawah jauh lebih cantik. Disini banyak bunga-bunga indah yang bermekaran. Cantik sekali, aku tidak pernah tau kalau ternyata bunga bisa seindah ini.

Aku berjalan kearah bunga yang sama sekali tidak aku ketahui namanya. Bunga ini sangat cantik, dengan kelopak berwarna ungu muda, emm aku tidak yakin sebenarnya. Ini berwarna ungu muda atau pink, entahlah. Yang jelas bunga ini cantik sekali.

"Bunga itu bernama Lotus," ujar Nisa tiba-tiba. " Bunga itu sebenarnya lebih dikenal sebagai bunga seroja dengan nama ilmiah Nelumbo nucifera geratn yang berasal dari wilayah India." Ucap Nisa menjelaskan.

Aku menganguk-angukkan kepalaku, lalu melihat kearahnya. "Kau tau banyak tentang bunga?"

"Tidak, tapi aku tau beberapa jenis bunga, mau aku beritahu?" Tawarnya sambil menatapku.

"Tentu saja," seruku bersemangat.

Dia tertawa kecil mendengar responku. Lalu berjalan kesalah satu bunga yang berwarna merah, bunga itu seperti jarum.

"Ini namanya bunga Asoka. Nama ilmiahnya Ixora paludos. Bunga ini masuk ke dalam keluarga Rubiaceae atau soka-sokaan." Ucap Nisa menjelaskan sambil melihat kearahku. "Kata asoka sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti bebas dari kesedihan," dia menjeda sebentar penjelasannya. Melihat kearah bunga itu, lalu kembali melihat kearahku. Aku sama sekali tidak tau kenapa.

"Umumnya tinggi dari pohon asoka lebih dari 4 meter dan lingkar pangkal batang bisa mencapai 40 cm.

Tanaman hias ini memiliki beragam warna diantaranya seperti merah muda, merah terang, kuning hingga oranye. Bunga ini tersusun secara bergerombol. Seperti yang anda lihat Nona."

"Kau benar-benar tahu banyak ya?" Ucapku kagum. Yah dibandingkan aku, dia jauh lebih pintar. Aku saja cuma tau bunga Mawar dan Matahari, yah pengetahuanku tentang bunga memang sangat minim.

"Ha ha ha, tidak juga. Aku hanya memiliki minat sedikit lebih besar tentang bunga." Ucapnya merendah.

Aku memutar bola mataku malas, " ayolah, kau tidak perlu merendah begitu." Ucapku malas.

"Ini bunga Bogenville," ujar Nisa tiba-tiba. Aku mengarahkan padanganku pada bunga yang ditunjuk Nisa.

Bunga itu cantik, bunganya tipis dan pohonnya lumayan besar.

"Bunga ini pertama kali ditemukan oleh Antonio De Bougainville yang merupakan seorang pelaut berkebangsaan Peransi di Brasil pada tahun 1769-1776." Ucap Nisa mulai menjelaskan. " Dalam masyarakat Indonesia bunga ini kerap dikenal dengan sebutan bunga kertas. Hal itu tentu tak lepas dari kelopak bunga bougenville yang cenderung tipis dan menyerupai kertas. Selain cantik bunga ini juga bermanfaat untuk menyerap polusi jalan dan kebisingan."

"Wahhh, manfaatnya bagus sekali," celetukku kagum.

"Ya, tentu saja. Bunganya juga indah." Ucap Nisa sambil menyentuh bunga itu. Senyum kecil terbit disudut bibirnya. Aku sudah pernah bilang belum, kalau Nisa ini cantik. Dengan senyum seperti itu pasti banyak lelaki yang menyukainya.

Nisa melihat kearahku sambil tersenyum, "Nona,"

"Ya?"

"Jangan pernah tingalkan tempat ini!"

"Haa?"

"Emm, tidak." Kilahnya dan kembali melihat kearah bunga bogenville.

Aku menatapnya bingung, aku yakin tadi dia mengatakan sesuatu. Tapi apa? Ck, telingaku bermasalah pada waktu yang tidak tepat.

"Nona mau melihat kolam ikan?" Tawar Nisa.

Aku melihat kearahnya dengan berbinar, wah aku sunguh suka mahluk didalam air itu. Mereka cantik, "Adakah?"

"Tentu saja, mari ikut dengan saya."

Aku berjalan dengan bahagia sambil mengikuti Nisa. Kami melewati kolam bernang yang sangat besar, wahh orang kaya sunguh mengerikan.

Mataku langsung membulat kaget.

"Astaga! Ini indah sekali." Ucapku dan berjalan kearah kolan yang berada tepat didepanku. Ikan-ikan itu berenang disela-sela batu karang.

"Wahhh, ikannya banyak sekali!" Seruku bahagia.

"Kau tau nama ikan ini, Nona?" Tanyanya sambil menunjuk sebuah ikan kecil dengan sisik yang cantik.

"Setauku nama ikan itu ikan pelangi. Emm, atau lebih dikenal dengan ikan Rainbow fish." Ucapku tidak yakin. "Aku juga sudah lupa, jenis-jenis ikan. Aku hanya suka mereka, karena mereka cantik."

"Kau benar, Nona. Aku rasa ikan-ikan disini juga cantik." Ucapnya membenarkan.

"Apakah bosmu juga menyukai ikan?" Tanyaku, yah bisa jadikan? Tidak mungkin dia membuat sesuatu tapi dia tidak menyukainya.

"Emm, aku tidak yakin. Kalau yang aku dengar dari para pelayan, Mr Black memelihara ikan-ikan ini karena istrinya juga menyukai ikan."

Aku menganguk-angukkan kepalaku. Mendadak aku jadi merasa kalau istrinya itu sama denganku. Maksutku kesukaan kami. Pertama buku, aku menyukai buku jenis apapun itu. Dan Nisa bilang, kalau istri dari bosnya itu juga menyukai hal yang sama. Lalu yang kedua, Ikan. Aku benar-benar sangat menyukai ikan, dan kenapa istrinya juga menyukainya. Apakah ini hanya kebetulan? Atau apa? Kenapa aku mendadak merinding memikirkan ini.

"Kau suka apa, baby?"

"Aku suka membaca buku dan ikan." Ucap seorang gadis dengan senyum bahagia.

"Benarkah?"

"Iya, aku sungguh menyukainya. Kak, jika besok kita sudah tinggal satu rumah, tolong buat kolan ikan dan perpustakaan pribadi untukku, oke?" Ucap sang gadis sambil memamerkan pupy eyes.

"Ha ha ha, baiklah baby."

"Ahhh," ringisku sambil menyentuh kepalaku.

"Nona kau kenapa?" Tanya Nisa panik.

"Aissss," ringisku, kilatan-kilatan ingatan tiba-tiba masuk kekepalaku. Rasanya benar-benar sakit.

"Nona ada apa?" Ucap Nisa semakin panik. Aku benar-benar tidak bisa menjawabnya, kepalaku benar-benar sangat sakit. Semakin aku berusaha mengingat, maka kepalaku semakin sakit.

"Ah," hingga aku tidak bisa merasakan apa-apa lagi. Dan sebelum aku hilang kesadaran, aku mendengar suara teriakkan panik Nisa. Dan mendadak semuanya gelap.

Next to part 7

Terpopuler

Comments

buat amstrong

buat amstrong

semangat thorr

2020-09-17

1

Neneng Mulyani

Neneng Mulyani

lanjut thorr bagus menarik

2020-06-16

3

Li Na

Li Na

like

dukung aju juga ya

2020-06-16

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!