18

Alhamdulilah up lagi. Gimana sama cerita yang sebelumnya? Seru nggak? Gaje kah? Mohon dimaklumin aja ya hehehe. Jangan lupa like and comen ya, makasih.

Alfariel pov.

Aku terbangun jam setengah dua pagi. Anna masih tidur dengan nyenyak. Dia pasti lelah setelah seharian merawatku. Memasakkan bubur dan memastikan aku meminum obat sesuai jamnya. Benar-benar gadisku.

Tanganku mengusap rambutnya pelan. Aku sudah menunggu saat-saat begini begitu lama. Dan aku tidak akan pernah melepaskan dia lagi. Dia hidupku. Orbit pribadiku.

Aku menarinya dan meletakkannya didadaku. Mencium rambutnya, wangi favoritku. Ya Tuhan aku benar-benar sangat mencintainya.

"Tetaplah disampingku, Baby." gumamku pelan.

Badanku sedikit menegang saat tangan Anna membalas pelukkanku. mengeratkan tangannya dari badanku. Repon tubuhnya terhadapku benar-benar tidak berubah.

"Kamu masih menyayangiku, Baby?!"

Aku kembali memejamkan mataku, aku akan tidur sebentar lagi. Sudah sangat lama sejak terakhir kali aku tidur senyaman ini. Dan aku tidak akan pernah menyiayiakannya.

*****

Kring kring

Tanganku meraba nakas disamping tempat tidur. Jam sialan ini benar-benar mengganguku.

05:30 am

Sudah pagi, aku melihat kearah Anna yang masih nyaman dengan tidurnya. Kepalaku mendekat dan mengencup keningnya lama.

"Selamat pagi, matahariku." bisikku pelan ditelinga kirinya.

Anna mengeliat pelan, aku mengusap-usap punggunya pelan, agar gadis ini kembali tidur. Dia pasti masih lelah.

Kakiku berjalan kearah kamar mandi dan mandi sebentar. Setelah selesai aku keluar dan mendapati wajah khawatir Arga.

"Ada apa?"

"Emm, dibawah ada tuan besar. Mr." ucap Arga gugup.

Badanku menegang mendengar ucapan Arga. Kenapa lelaki itu datang lagi, sial. Dengan cepat aku langsung turun dan mendapati kalau lelaki itu sedang duduk dimeja makan.

"Untuk apa kau kesini?" ucapku dingin dan duduk didepannya.

Senyum kecil terbit disudut bibir lelaki itu. Tangannya mengambil cangkir kopi dan meminumnya perlahan. Meletakkanya kembali dan melihat kearahku.

"Aku ingin mengunjugi anakku, apakah salah?"

Aku membuang muka mendengar ucapannya, heh mengunjungiku, gila. Apakah dia fikir aku anak umur 5 tahun yang akan percaya dengan ucapannya. Dia membuat lolucon yang tidak menarik.

"Pergilah dari rumahku." ucapku datar.

"Kamu jadi lemah gara-gara gadis itu Al. Tinggalkan saja dia,"

Badanku menegang mendengar ucapannya. Aku tidak akan pernah meninggalkan gadisku. Memangnya dia fikir dia siapa, lihat saja.

"Dia gadisku."

"Dia membuatmu lemah al, tinggalkan saja dia."

Sial, tau apa dia tentang hidupku. Anna membuatku lemah? Apakah dia berbual. Gadis itu kekuatanku.

"Dia milikku!" tekanku tegas.

"Dia tidak pantas untukmu. Tinggalkan saja dia."

Jika tidak ingat dia adalah orang yang membesarkanku. Aku akan dengan senang hati melubangkan kepalanya dan membuang otak tidak bergunanya. Anna terlalu sempurna untukku.

"Jangan ikut campur urusanku. Di..."

"Al," badanku menegang mendengar suara itu. Anna? Kenapa dia sudah disini? Tolong jangan kesini.

Sialnya mungkin takdir sedang tidak berkerja sama denganku. Anna datang kearahku dan duduk disampingku. Wajah bingungnya terlihat sangat jelas, saat dia melihat kearahku lalu kearah lelaki didepanku.

"Apakah dia gadis itu?"

"Jangan ngangu dia dad, atau aku akan membunuhmu." ucapku geram, sial aku benar-benar membenci lelaki ini. Tidak bisakah dia diam saja tanpa mengangu kehidupanku.

Aku mengengam tangan Anna kuat. Uuh aku benar-benar sangat marah, obat satu-satunya untukku adalah gadis ini.

"Sejak kapan kamu jadi lemah begini, Alfariel." ucap Daddy dingin.

Aku bisa merasakan kalau Anna gugup. Terbukti dengan tangannya yang juga menggengam tanganku kuat. Badannya juga mendadak mengigil.

"Al aku..." seru Anna pelan

"Baby, kamu tidak papa?" tanyaku kaget mendengar ringisannya. Tangannya bahkan semakin keras mengengam tanganku.

"Dia lemah Alfariel. Tinggalkan gadis ini," ucap Daddy semakin memojokkanku.

"Tutup mulutmu." teriakku  geram. Sial aku akan membunuhnya kalau sampai terjadi apa-apa dengan Anna.

"Sa..kit, Al." ringis Anna dengan nafas putus-putus. Ya Tuhan tolong, jangan sampai terjadi apa-apa dengan gadisku.

"Tenanglah, Baby." ucapku menenangkan.

"Akh..." ringsis Anna kesakitan.

"NISA!" panggilku keras.

"Ya, Mr."

"Bawa Anna keatas. Panggil dokter, aku akan keatas nanti." ucapku tegas dan menyerahkan Anna pada Nisa.

Anna dibawa keatas dengan dibantu oleh Nisa dan beberapa pelayan. Setelah Anna sudah sampai keatas, aku kembali melihat kearah Daddy. Dia masih menatapku datar dan dingin, tapi siapa yang takut.

"Tinggalkan dia Al. Aku memperingatimu." tekan Dadday datar.

"Dia gadisku. Tidak bisakahkah kamu ingat itu." tekanku geram.

"Dia membuatmu lemah. Sebelum mereka semua tau kamu punya kelemahan, lebih baik kamu tinggalkan dia. Atau aku sendiri yang akan menyingkirkan gadis itu." ucap Daday datar dan beranjak pergi diikuti oleh para bawahannya.

Prak

Tanganku mengambil gelas dan melemparnya kedinding. Sial, aku akan membunuh orang tua itu kalau berani mendekati gadisku. Aku benar-benar akan membunuhnya dengan tanganku sendiri.

"Lelaki sialan,"

*****

Author pov

"Bagaimana keadaannya?" tanya Alfariel datar, tatapannya sama sekali tidak berubah dari Anna. Tangannya mengengam tangan Anna dengan erat. Mengosok-ngosoknya pelan, lalu menempelkannya pada pipi.

"Jantung Nona agak lemah, Mr. Sepertinya banyak yang Nona fikirkan hingga mempengaruhi kondisi jantungnya. " ucap Dokter Atha menjelaskan. " Saya akan menuliskan resep untuk Nona Anna minum setiap harinya."

"Baiklah," jawab Alfariel pelan. "Nisa, antar Dokter Atha keluar."

"Baik, Mr. Mari dokter ikut saya." ucap Anna dan membawa dokter Atha turun.

Setelah sang dokter dan Nisa pergi.

Alfariel naik ketempat tidur dan menarik selimut hingga menutupi tubuh Anna. mengambil remot untuk mengubah suhu ruangan agar gadis itu tidak jatuh sakit atau sebagainya

Alfariel mematikan lampu tempat tidur tanpa menggunakan perintah suara, takut kalau gadis itu akan terngangu nantinya.

Dia kemudian berbaring di samping Anna, menarik mendekat, melingkarkan tangannya pada pinggang gadis itu. Lalu meletakkan kepala Anna pada dadanya.

Alfariel terseyum merasa rileks dengan posisinya. Setelah bertahun-tahun tidak percaya dengan wanita. Tapi sekarang dia malah yang jatuh pada wanita.

Dan untungnya wanita itu adalah gadisnya bukan milik orang lain. Dan yah dia tidak akan pernah melepaskan apa yang sudah di milikinya.

"Saya senang Mr akhirnya bisa santai seperti sekarang. Setidaknya dia sedikit manusiawi semenjak Nona datang." ucap Arga saat melihat Alfariel yang sedang tidur disamping Anna. Memeluk pinggang gadis itu possessive. Seolah-olah gadis itu akan pergi jauh kalau dia melepaskan pelukkan itu.

"Ya, aku juga berfikir begitu. Mereka sangat cocok. Aku berharap mereka akan selalu bersama untuk selamanya," jawab Anna membenarkan.

"Hmm, semoga saja." ucap Arga dan menutup pintu kamar Alfariel. Membiarkan sepasang anak manusia tidur dengan tenang.

Kita tidak akan tau hari esok, tapi setidaknya kita harus bisa bahagia hari ini. Yang akan datang biarlah, kita harus membuat bahagia dulu hari ini. Dan berharap masa depan akan indah kembali. Semoga saja.

Next to part 19

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

Tegang-tegang

2020-07-01

2

Ziaa Ryaa

Ziaa Ryaa

suka deh
lanjut terus

2020-06-07

1

Ziaa Ryaa

Ziaa Ryaa

so sweet mereka

2020-06-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!