Ayo Nikah

Rania hanya bisa terdiam dengan tatapannya tidak mau lepas menatap Yuda yang saat ini tengah mengobati jarinya yang terluka.

Ada sebuah perasaannya yang tidak bisa Rania ungkapkan. Antaran perasaan senang terharu dan tidak menyangka.

Ini juga menjadi pengalaman pertama untuk Rania diperlakukan semanis ini oleh seorang pria. Sesekali seulas senyum terbit di bibir Rania sungguh sikap Yuda saat ini sangat jauh berbeda seperti sebelum-sebelumnya. Selalu kasar dinginnya dan arogan. Yuda yang saat ini ada dihadapannya begitu tulus dan perhatian.

'Oh hati ada apa dengan mu? kenapa mendapatkan perlakuan seperti ini. saja membuat kamu senang? ingat! kamu tuh bukan siapa-siapa sadar diri.' batin Rania meronta.

"Kamu bisa gak, gak ceroboh? Tangan bisa luka seperti ini. Untung lukanya gak dalam."

suara Yuda yang terdengar setengah berteriak mungkin karena kesal sendiri sebab Rania ceroboh. Membuat angan Rania buyar, akal sehatnya kembali normal.

"tidak sengaja, Tuan."

"ini jari kamu segede ini gak kelihatan? padahal nanggung sekalian saja jarinya diputusin."

Yuda memang terlihat begitu perhatian namun sayang kata-katanya begitu kejam. Hatinya yang berbunga seolah dihancurkan lagi.

"Namanya juga gak sengaja, Tuan."

"Makanya jangan suka ngelamun. kesambet tahu rasa kamu."

"Eh," Rania terkejut.

"Apa?"

"Tuan percaya hal begituan? Rania kira enggak."

Yuda tidak menjawab lagi pertanyaan Rania ia lebih memilih beranjak pergi meninggalkan Rania yang masih terkekeh.

kini Yuda tengah duduk di meja makan. Di sebelahnya sudah ada Rena yang tengah tersenyum senang. Yuda pun menyapa putri kecilnya itu. "Selamat pagi queen?" sapa Yuda seraya mendaratkan kecupan di dahi Rena.

"Selamat pagi juga Dad. Dad Mommy mana?". tanya Rena seraya kepalanya ia putar kiri kanan jangan lupakan matanya terus mencari Mommy-nya.

Baru saja Yuda mau buka suara. Rania kepalang datang hingga ucapannya hanya mampu tertahan di udara.

"Mommy di sini , Sayang."

Rania datang dari arah dapur seraya di tanganya ia membawa nampan berisi dua gelas susu putih.

Dua gelas susu putih itu ia letakkan didekat Yuda dan satu lagi dekat Rena.

"Putri Mommy udah cantik, ya." ujar Rania seraya mendaratkan kecupan di kening Rena.

"Mommy juga cantik, cantik banget. berbeda jauh sama yang di foto."

"Di foto?" tanya Rania memastikan jika yang ia dengar tidak salah.

"Iya, tanya aja ke daddy."

Rania langsung menoleh ke arah Yuda. Dan langsung memberikan tatapan minta penjelasan. Namun dengan sok cool-nya Yuda sama sekali tidak terpengaruh oleh tatapan dari Rania.

"Bukankah kita mau sarapan? Jadi lebih baik kita sarapan daripada membicarakan sesuatu yang tidak penting."

Sungguh Rania bingung dengan perubahan sikap Yuda. Kadang perhatian, kadang dingin, arogan dan menyebalkan.

Tidak mau ambil pusing, Rania pun memilih mengikuti apa yang dikatakan Yuda yaitu sarapan. Lagi pula dirinya memang butuh tenaga banyak untuk menghadapi Yuda.

***

Di kantor, sungguh Rania tidak bisa konsentrasi bekerja. Pikirannya kembali mengingat kejadian tadi pagi di mana ia tidur dibawah satu selimut yang sama dengan keadaan dirinya setengah telanjang.

Otaknya berpikir keras. Ia sama sekali tidak merasa sudah tidur bareng Yuda namun bukti justru mengarah pada hal itu. Tanpa Rania sadari jika Yuda terus memperhatikannya yang terus saja melamun.

Yuda lalu beranjak ke arah tempat duduk Rania. Secara mendadak Yuda mendorong kursi kerja Rania mepet ke arah dinding. Rania pun memekik kaget.

"Aaaa."

"Ssttt," Yuda meletakkan jarinya di bibir Rania.

"Jika teriak lagi saya tidak akan segan mencium kamu."

Rania menggeleng seraya langsung merapatkan bibirnya.

"Kenapa sedari tadi saya perhatikan kerja kamu cuma melamun saja? Bahkan beberapa kali saya panggil tidak ada satupun yang kamu respons. Kenapa, hah?"

Rania tidak merasa nyaman berada di posisi sekarang ini. Sungguh Yuda terlalu dekat dengannya Wajah Yuda hanya beberapa senti saja dari wajahnya.

"A-aku ti-tidak melamun, kok."

"Bohong! Kamu lagi mikirin apa, hha? Jangan sampai di otakmu ini memikir pria lain."

Rania langsung menggeleng cepat. "Tidak Tuan. Saya sama sekali tidak memikirkan apa pun." bohong Rania.

"Saya bilang jangan bohong. Ayo kamu mikirin apa?"

Mendadak Rania begitu sulit untuk menelan salivanya sendiri. Dia bingung apa harus ia mengatakan jika dia terganggu dengan kejadian tadi pagi. Rania masih tidak percaya jika dirinya sampai melakukan hal yang dilarang dalam agama.

"Jawab!!!"

Yuda berkata dengan nada setengah berteriak. "A-aku... hanya terus kepikiran apa benar telah terjadi sesuatu antara kita tadi malam?"

Yuda tertawa lalu ia menjauhkan tubuhnya setelah sedari tadi mengapit Rania. Ia lalu memilih duduk di atas meja kerja Rania.

"Kamu masih memikirkan hal itu? Apa karena saking menikmatinya hingga terus terngiang-ngiang dipikiran mu?"

Rania menggeleng seraya tangan yang ia gerak-gerakan. "Tidak, Tuan. Bukan itu. Justru aku memikirkan jika aku merasa tidak terjadi sesuatu tadi malam."

"Tadi pagi saya udah bilang, mari kita ulangi lagi biar kamu ingat..."

"Enggak mau. Lalu kalau itu kenyataan bagaimana dengan nasibku, Tuan?"

"Tentu saja kamu harus mau nikah sama saya. Secepatnya. Kamu gak mau kan kalau kamu terlanjur hamil? Jadi, sebelum kamu hamil ayo kita nikah."

Rania terus memikirkan permintaan Yuda untuk menikah. Ia sadar dirinya sudah bukan seorang gadis lagi. Tidak apa-apa bukan menikah dengan Bos sendiri. Lagipula bos nya pria pertama yang sudah melihat auratnya.

Memikirkan hal yang mungkin terjadi yaitu sebuah kehamilan. Jika dirinya sudah menikah dengan Yuda setidaknya ia tidak akan mempermalukan ibunya karena sudah hamil diluar nikah.

"Jadi bagaimana?"

Rania menarik napas dalam. Yakin, yakin.dia yakin ini keputusan tepat.

"Baiklah, Tuan. Aku bersedia menikah dengan Anda."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!