Perlahan kedua mata Rania mulai terbuka. Ia menatap ke sekeliling kamar, ia merasa sangat asing. Lalu ia pun merasa tubuhnya terasa berat seperti ada sesuatu yang menindih perutnya.
Matanya ia arahkan pada bagian perutnya. Ia syok berat bahkan matanya membulat dengan sempurna saat melihat sebuah tangan melingkar di perutnya. Sebuah tangan kekar dan berotot.
"Aaaa," Rania berteriak dengan kerasnya. Ini sukses membuat pemilik tangan kekar itu terbangun.
Matanya menyipit saat sinar dari lampu menyilaukan matanya. "Siapa yang berteriak, sih!" ujar Yuda dengan sedikit marah.
Rania langsung menutup mulutnya lalu ia hendak beranjak namun tertahan saat melihat ia tidak memakai baju. Hanya baju dalaman yang melekat di tubuhnya. pada akhirnya Rania kembali berteriak.
"Aaaa. Tuan apa yang sudah Anda lakukan pada saya?!" tanya Rania dengan terisak.
Sungguh Rania berharap ini hanya sebuah mimpi buruk. Setelah ia kembali memejamkan mata lalu membukanya berharap ia tidak berada di sini.
Yuda menguap seraya terus menggerutu karena seseorang sudah mengganggu tidurnya.
"Ada apa, sih? Kenapa berteriak. Mengganggu!" gerutunya.
"Apa yang sudah Anda lakukan, Tuan? Anda... Anda sudah menodaiku." ucapnya dengan terisak tak lupa tangannya terusan memegangi selimut agar bagian tubuhnya tidak terlihat.
Kesadaran Yuda belum sepenuhnya kembali. Hingga ia tidak menjawab pertanyaan Rania. Seraya menunggu jawabannya Yuda, Rania disibukan dengan mencarinya sesuatu untuk menutupi kepalanya karena jilbabnya harus tanggal. Hanya ada halaman kerudung saja ya. tersisa.
Yuda kini sudah terduduk, punggung nya ia sandarkan pada sandaran ranjang. "Kamu kenapa teriak? Ini masih pagi!"
Rania menolehkan kepalanya saat Yuda duduk malah memperlihatkan dada bidangnya. Yuda mengernyit saat melihat Rania menangis.
"Kenapa menangis?"
"Apa yang sudah Anda lakukan? Kenapa saya ada di sini? Satu ranjang dengan Anda?" Tangis Rania semakin terisak bahkan ia bicara tanpa sedikit pun menoleh ke arah Yuda.
"Saya gak salah dengarkan? Kenapa kamu ngomong kaya gitu? Apa kamu lupa apa yang sudah kamu lakukan pada saya?"
Mendengar perkataan Yuda membuat Rania langsung menoleh. Sejenak ia melupakan keadaan Yuda yang bertelanjang dada.
"Apa? Saya tidak melakukan apa pun , Tuan. Justru Tuan yang sudah menodai saya."
"Aku? Menodaimu? Jelas-jelas kamu dulu yang menggoda saya. Kamu merayu saya dengan tubuhmu padahal tidak ada bagus-bagusnya. Hanya karena kamu terus saja menggodaku pada akhirnya pertahan saya goyah."
Rania menggeleng merasa tidak percaya dengan apa yang dituduhkan Yuda. Mana mungkin dirinya berbuat sebar-bar itu. Lakukan jika Ia dirinya yang menggoda kenapa dia sama sekali tidak mengingatnya. Terakhir kali yang Ia ingat yaitu dirinya dan Rena tertidur saat menunggu kepulangan Yuda. Lalu sekarang malah berakhir di atas ranjang.
Yuda rasanya ingin tertawa mendengar tuduhan Rania. Karena yang sebenarnya terjadi tidaklah terjadi apa pun. ini hanyalah rencana Yuda agar Rania tersedia menikah dengannya.
Pikiran Yuda pun teringat pada kejadian semalam saat dirinya dan Bi Ijah asisten rumah tangga Yuda bekerja sama.
Saat itu waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam. Seperti awal Rena digendong oleh Boy menuju kamarnya sementara Yuda membawa Rania ke kamarnya. Yuda memerintahkan pada Bi Ijah untuk menanggalkan pakaian Tanya.
Awalnya Bi Ijah keberatan namun karena desakan Tuan nya itu membuat ia mau Tidak mau tatap harus menjalankan perintah Yuda.
"Bi jalankan apa yang tadi saya bilang," titah Yuda dengan nada memerintah.
"Tapi, Tuan...."
"Tapi apa?" sela Yuda dengan tatapan mautnya. "Saya hanya meminta kamu melepas bajunya saja sama jilbab. Setelah itu kamu tutupi dengan selimut. Gampang kan?"
Bi Ijah ragu. Namun ia tahu betul seperti apa tuannya ini. Dia bukanlah pria kurang ajar yang suka mempermainkan seorang wanita.
Yuda mengerti dengan kegelisahan Bi Ijah hingga ia pun menjelaskan rencana yang akan ia lakukan.
"Saya hanya ingin memiliki wanita itu saja, Bi. tidakkah Bibi lihat jika dia.begitu mirip mendiang istriku? Hanya dengan cara ini agar ia mau menikah denganku. Bibi ngerti kan?"
Bi Ijah hanya diam. Ia hanya sedang mencerna perkataan Yuda. Apakah benar jika wanita yang dibawa tuannya itu begitu mirip dengan Arini mendingan istirnya Yuda.
"Baiklah Tuan. Kalau begitu saya ke atas."
Tiba-tiba Yuda terkekeh mengingat kejahilannya ini. Ia yakin setelah kejadian ini Rania akan bersedia menikah dengan dirinya.
'Kau milikku Rania.'
Rania tidak hentinya menangis karena ia beranggapan jika dirinya memang sudah ternodai. Ia bahkan berusaha untuk mengingat sesuatu, mengingatnya-ngingat apa benar dirinya yang sudah menggoda Yuda.
"Bagaimana kau sudah mengingatnya?" tanya Yuda.
Rania menggeleng . "Saya tidak mengingatnya, Tuan. Karena memang saya tidak pernah melakukannya."
"Lalu ini apa? kita berada di atas ranjang yang sama dengan keadaan kamu tanpa busana begitu juga dengan saya."
Mendengar kata tanpa busana membuat Rania terus menarik selimut hingga seluruh tubuhnya tertutupi selimut.
"Saya juga gak tahu," ungkap nya dengan terisak.
'Dasar wanita polos. Gampang sekalian saya tipu. Tapi untunglah dia polos kalau enggak mana mungkin dia akan percaya. Rania sekarang kamu milikku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments