Semenjak interview itu niatnya untuk menjadi sekretaris hilang rasanya ia ingin mengundurkan diri saja. Daripada harus menjadi sekretaris pria yang menurut Rania ganteng tapi galak.
Awalnya ia memang tidak tahu jika orang yang tadi menginterview adalah pemilik perusahaan YT Group. Namun saat dirinya mencari informasi mengenai sosok pemilik perusahaan YT Group. Tentu saja Rania terkejut karena sosok yang menjadi CEO itu orang yang tadi menginterview dirinya.
Mungkin merasa aneh karena saat Rania dipanggil begitu lama. Sedangkan keempat lainnya dipanggil secara bersamaan lalu lima menit kemudian mereka disuruh keluar. Mereka hanya diberi dua pertanyaan saja. Pertanyaan pertama tujuan mereka mengajukan lamaran dan kedua mempertanyakan sikap mereka jika seandainya mereka tidak lolos interview.
Wanita yang memakai rok span di bawah lutut tiba-tiba menghampiri Rania yang sedang duduk sendiri saja. Dia berjalan dengan angkuhnya jangan lupakan tangannya yang ia lipat di atas perutnya.
"Hei! Lo di dalam ngapain aja?"
Rania mendongak lalu ia memutar kepalanya ke kanan dan ke kiri. Sejurus kemudian Rania mengarahkan jari telunjuknya ke dirinya sendiri, ingin memastikan jika wanita seksi itu tengah berbicara pada dirinya.
"Iyalah gue ngomong sama Lo. Yang duduk di sini cuma Lo aja," sewotnya.
Rania bingung sendiri kenapa malah menanyakan hal seperti tadi. Padahal yang Rania tahu semuanya sudah dipanggil dan di interview tapi kenapa malah menanyakan sesuatu yang membuat Rania bingung sendiri.
"Kenapa Anda menanyakan hal seperti itu? Bukankah Anda baru saja keluar habis diinterview?"
"Tinggal jawab aja, kenapa malah mengalihkan pembicaraan. Lo tinggal ngomong apa aja yang Lo lakuin di dalam ruangan interview?"
Rania berdecak lalu tersenyum mengejek.
"Ya Allah, gini aja deh, ya. Kita sama-sama di interview untuk posisi yang sama. Itu artinya kita dapat pertanyaan sama lah."
"Bohong! Lo kira gue bodoh? Sudah jelas saat di dalam lo begitu lama. Sedangkan gue dan tiga orang lainnya hanya diberi waktu lima menit setelah itu disuruh keluar. Jadi mending jujur, Lo habis ngapain di sana?"
Sungguh, Rania sama sekali tidak paham dengan pikiran wanita yang ada di depannya ini. Ia tidak paham ke mana sebenarnya arah pembicaraannya itu.
Oleh karena itu Rania memilih untuk diam lalu ia memilih tempat duduk yang lainnya. Namun tetap saja Rania diikuti.
"Aku punya dosa apa, sih sama kalian? Tadi wanita kurang bahan yang pakai rok super ketat melabrak aku, sekarang nambah tiga lagi."
"Kita patut curiga sama Lo. kenapa? Karena di dalam sana Lo begitu lama bayangkan setengah jam. Waktu yang panjang itu Lo ngapain aja? Sedangkan kita hanya lima menit saja...."
"Terus masalahnya di mana?" sela Rania.
"Masalahnya kita curigai jika sebenarnya lo menggunakan tubuh Lo untuk memikat ketua HRD."
"Hah? Curiga? Gak salah ngucap? Harusnya aku yang curiga pada kalian. Lihat pakaian kalian? Justru kalian yang paling pantas disebut dengan wanita penggoda."
"Kau..."
Ketiga wanita itu langsung menunjukkan aura ketidaksukaannya. Sejurus kemudian lebih memilih pergi. Mereka sudah kehilangan muka terlebih saat menyinggung masalah pakaian yang mereka kenakan.
Selepas kepergian keempat wanita tadi, Rania akhirnya bisa bernapas lega. Ia heran kenapa mereka justru melabraknya, merasa melakukan kesalahan pun tidak.
Setengah jam kemudian Rania dan keempat lainnya dipanggil ke ruangan HRD. Mereka berlima duduk saling bersebelahan. Tengah harap-harap cemas menanti pengumuman siapa di antara mereka yang diterima menjadi sekertaris CEO YT Group.
Rania begitu mengharapkan pekerjaan ini. Setidaknya dengan menjadi sekretaris gajiannya bisa sedikit besar ketimbang menjadi kurir sekaligus penjaga toko bunga. Untuk sekarang ia menyampingkan egonya yang sempat berpikir ingin mundur karena CEO yang akan jadi atasannya jika diterima ada orang yang menyebalkan dan galak.
Demi pundi-pundi rupiah Rania akan berusaha untuk profesional. Hanya jadi sekretaris dari seorang pria yang galak bukanlah suatu musibah. Toh, ia seringkali mendapatkan pelanggan yang galaknya minta ampun. Sering kena amuk orang pun sering.
"Setelah mendapatkan hasil interview dan dari pertimbangan kami, maka kami sepakat memilih satu di antara kalian yang akan menjadi sekretaris CEO YT Group dan satu orang akan mengisi ke kosongan di devisi costumer servis."
Toni sang ketua HRD yang orang tahu pria beristri, tapi genit pada semua wanita menatap lekat Rania lalu menatap keempat lainnya. Terdengar helaan napas dari mulut Toni. Ia seperti orang yang menyayangkan hasil keputusan dari atasannya.
"Baiklah, satu wanita yang diterima menjadi divisi costumer servis adalah ... Maharani."
Tidak ada suara tepuk tangan atas terpilihnya Maharani. Begitu pun dengan Maharani wanita seksi yang pertama kali menghampiri Rania tadi. Dia pun tidak kalah terkejut tahu dirinya hanya diterima di bagian CS saja. Padahal ia menginginkan posisi sebagai sekretaris.
"Sedangkan untuk menjadi sekertaris kami memilih ...," Toni menggantung perkataannya mungkin ingin memberikan kesan rasa penasaran.
"Selamat saya ucapkan kepada... Rania yang telah lolos interview dan menjabat sebagai sekretaris CEO."
Semua terkejut atas terpilihnya Rania, Keempat wanita yang sama-sama diinter langsung memberikan tatapan tidak suka pada Rania. Namun, Rania tidak peduli yang terpenting dirinya bisa memiliki pekerjaan yang lebih dari sebelumnya.
"Saya keberatan, Pak!"
Seseorang mengangkat tangannya menyatakan keberatannya karena Rania yang terpilih. wanita yang menurut mereka tidak layak menjadi seorang sekretaris.
Toni dan beberapa orang yang ada di ruangan tersebut langsung menoleh ke arah Maharani yang mengajukan protes.
"Keberatan apa maksudnya?" tanya Toni.
"Saya keberatan karena wanita itu justru yang terpilih sebagai sekretaris. Lihatlah, Pak! Dari penampilan dirinya saja sudah tidak pantas disebut sekretaris. Kampungan!"
Rania tidak terima dikatakan seperti itu. Rania pikir ia tidak pernah mencari gara-gara tapi kenapa mereka tidak terima jika dirinya yang diterima dan di posisikan sebagai sekretaris.
"Maksud Anda apa? Kenapa Anda membawa penampilanku segala. Emang ada pengaruhnya aku yang berpenampilan seperti ini dengan menjadi sekretaris."
"Jelas adalah. Setidaknya seorang sekretaris harus berpenampilan good looking. Jangan buat malu atasan jika kita dibawa ke mana-mana," ucap wanita berkemeja kotak-kotak.
"Apa? Alasan yang tidak masuk akal. Menurut ku yang terpenting itu kemampuan kita. Percuma good looking jika ternyata otak kita nol besar."
"Kau....!
"Cukup! Kenapa kalian malah bertengkar? Di sini kami yang punya wewenang memutuskan diterima tidaknya. Sekarang segeralah kalian bubarkan diri."
"Dia yang memulai," ucap Maharani dan wanita yang memakai baju kotak-kotak.
"Mereka, Pak!" timpal Rania.
"Stop! Rania dan kamu Maharani ikut saya. Akan saya tunjukkan di mana kalian akan bekerja. Dan yang lainnya silakan pulang."
"Baik, Pak."
Dari layar laptop, Yuda melihat apa yang terjadi di ruangan interview. Dia terus saja tersenyum entah apa yang membuat ia tersenyum seperti itu. Apakah tersenyum karena melihat perdebatan di antara wanita -wanita itu. Atau tersenyum karena melihat Rania? Entahlah! Yang pasti hanya dia dan Tuhan yang tahu.
"Menggemaskan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments