~Happy Reading~
Sebelum atau sesudah membaca biasakan selalu menekan Like, Fav, Rate 5 Bintang, karena semua itu GRATIS loh 😊😗
°°°
Setelah menempuh tiga jam perjalanan. Mobil yang di kendarai Sean tiba di sebuah komplek perumahan elit tempat tinggal orang tua gadisnya.
Sampai tiba depan mansion paling mewah dan besar yang ada di komplek tersebut, Sean memberhentikan mobilnya.
" Makasih ya kak dah nganterin Caca, kakak mau masuk dulu? " Ujar Caca sambil melepaskan selt belt nya.
" Lain waktu aja sayang. " Ujar Sean sambil melihat jam tangan yang di kenakannya dan jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam dan kemungkinan kalau dia mampir, dia akan sampai ke mansionnya larut malam.
" Ya suda, kakak hati-hati di jalannya. Sekali lagi makasih dah nganterin Caca. " Ujar Caca langsung turun dari mobil.
" Aku pamit dulu sayang. " Ujar Sean sambil tersenyum dari dalam mobil.
Caca mengangguk tersenyum sambil melambaikan tangannya. Setelah memastikan mobil yang di kendarai Sean pergi, Caca langsung menekan bel di pintu gerbang.
Tidak lama kemudian penjaga mulai membukakan pintu gerbangnya setelah melihat kedatangan nona mudanya.
" Selamat datang kembali nona. " Ujar penjaga itu sambil tersenyum.
" Iya Pak, kalau begitu Caca masuk dulu. " Ujar Caca sambil membalas tersenyum.
" Mari nona. " Ujar penjaga itu yang kembali menutup pintu gerbangnya dan Caca pun langsung masuk kedalam mansion.
" HELLO EPRIBADEH CACA YANG CANTIK JELITA KAMBEK!!! " Teriak Caca setelah membuka pintu utama mansion.
Semua yang berada di ruang keluarga langsung menutup telinga mereka masing-masing. Suara toa yang mereka rindukan akhirnya kembali terdengar.
" Kakak berisik deh. " Ujar Arsenio Bagas Albert Germani, adik laki-laki dari Caca.
Arsenio Bagas Albert Germani atau sering di panggil Arsen. Pria tampan yang tengah duduk di bangku sekolah menengah pertama kelas 2. Dia hanya berbeda empat tahun dengan kakak perempuannya, Caca.
Arsen merupakan siswa terbadboy di sekolahnya. Walaupun dia badboy dan sering membuat ulah, dia di kenal sebagai murid terpintar di sekolahnya.
" Halo bocil. " Ujar Caca yang duduk di sebelah adik laki-lakinya.
" Gua bukan bocil! " Ujar Arsen yang tidak diterima di panggil bocil.
" Lo tuh di mata gua masih bocil. " Ujar Caca yang kangen meledek adik laki-lakinya.
" Sudah-sudah, sayang kamu ganti baju dulu sana. Entar kesini lagi, ada yang mau daddy bicarakan. " Ujar Ana menengahi keributan kedua putra dan putrinya.
" Oke mom, kalau gitu Caca ke kamar dulu mom, dad. " Ujar Caca yang langsung menaiki lift.
Setelah kepergian Caca ke kamarnya. Davidto dan juga Fania baru turun dari kamar mereka.
" Caca udah sampai sayang? " Ujar Fania sambil duduk di bangku depan yang di duduki Ana dan juga Zeno.
" Sudah mih, dia lagi ganti baju. " Ujar Ana sambil tersenyum.
" Kamu dah yakin dengan keputusan kamu son? " Tanya David sambil menatap putranya.
" Hmm, Zeno rasa ini waktu yang tepat memberitahukan mereka dan lagian umur mereka sudah siap menerima tanggung jawab. " Ujar Zeno membuat Arsen yang duduk di sebelahnya mengernyit heran.
Apa yang akan di bicarakan daddynya? Kenapa malah membahas tanggung jawab?.
Tidak lama Caca turun dengan menggunakan pakaian kotak-kotak berwarna merah.
" Grandma, grandpa. " Ujar Caca memeluk keduanya, dia kangen sekali dengan grandpa dan grandmanya.
" Cucu grandpa sudah besar ya. " Ujar David dengan mengelus pucuk kepala Caca.
" Iyaa dong, kan di kasih makan grandpa. " Ujar Caca dengan polosnya membuat mereka semua yang disana tersenyum.
" Cucu grandma sekarang tambah cantik, persih seperti mommynya. " Ujar Fania membuat Ana dan Caca tersipu malu.
" Sudah, sekarang Caca duduk. Daddy mau bicara ke kalian berdua. "
Caca menatap ekspresi wajah daddynya yang terlihat sangat serius. Dia langsung duduk di sebelah adiknya dan siap mendengarkan apa yang akan di bicarakan daddynya.
" Karna umur kalian yang sudah sama-sama dewasa dan Arsen yang sebelumnya sudah daddy ajarkan tentang bisnis. Maka mulai sekarang daddy ingin memberikan tanggung jawab untuk kalian berdua meneruskan perusahaan daddy dan grandpa. " Ujar Zeno membuat Caca dan Arsen melototkan matanya saking terkejutnya.
" Dad- " Belum selesai Caca protes, Zeno lebih dulu memotongnya.
" Daddy belum selesai bicara Caca. " Ujar Zeno dengan tegas membuat Caca terdiam.
" Maaf dad. " Caca menunduk diam sambil mendengarkan kembali perkataan daddynya.
" Daddy tau kalian tidak berminat untuk terjun di dunia bisnis apalagi meneruskan perusahaan daddy atau grandpa. Tapi kalau bukan kalian siapa lagi? Kalian satu-satunya penerus Daddy dan grandpa selanjutnya. " Sambung Zeno.
" Dad, kalau Caca meneruskan perusahaan daddy atau grandpa. Bagaimana dengan karir Caca di modelling? Caca gak mau berhenti dari model, kan daddy tau sejak kecil Caca pengen jadi model. " Ujar Caca yang keberatan dengan keputusan daddynya.
" Arsen juga keberatan dad, Arsen punya masa depan Arsen sendiri. Lagian mom dan dad kan sudah tau kalau Arsen pengen jadi musisi, Arsen tidak tertarik dengan dunia bisnis. " Ujar Arsen ikut menolak.
" Kalian adalah putra dan putri daddy dan mommy, lantas siapa lagi kalau bukan kalian yang meneruskan perusahaan? Lagian kalian bisa meneruskan mimpi kalian sambil meneruskan perusahaan daddy dan grandpa. " Ujar Zeno membuat Arsen dan Caca saling menatap satu sama lain.
" Mungkin Arsen bisa jadi musisi sekaligus pengusaha, tapi Caca gak bisa dad. Jadwal Caca saja sudah padat apalagi ditambah harus mengurusi perusahaan. " Ujar Caca membuat Zeno memijat keningnya pusing.
" Daddy gak mau tau, kalian harus meneruskan perusahaan daddy atau grandpa dan sekarang tugas kalian menentukan siapa yang akan meneruskan perusahaan daddy dan grandpa. " Ujar Zeno yang langsung berlalu pergi ke kamarnya.
Caca dan Arsen saling menghela nafas. Yang dikatakan daddy-nya benar, kalau bukan mereka lantas siapa lagi yang akan meneruskan dan mengembang perusahaan daddy dan grandpanya. Di sisi lain mereka juga memiliki cita-cita dan masa depan mereka sendiri dan ditambah mereka juga tidak terlalu berminat dalam dunia bisnis.
" Mommy bantu bujuk daddy ya? " Ujar Caca mendekati mommy nya sambil mata yang berkaca-kaca.
" Kalian berdua dengerin mommy, mommy tau kalian punya cita-cita dan masa depan kalian sendiri, mommy juga tau kalian tidak menyukai dunia bisnis. Tapi kalian terlahir dari keluarga pengusaha dan mau tidak mau kalian yang harus menggantikan peran daddy dan grandpa di perusahaan, kalian tidak mau kan perusahaan yang di rintis daddy dan grandpa kalian dari nol, hancur begitu saja? " Ujar Ana mencoba menasehati kedua putra dan putrinya.
Caca dan Arsen terdiam, perkataan mommy-nya benar. Tapi mereka bimbang, memilih untuk meneruskan cita-cita mereka atau menentang orang tua mereka demi cita-cita mereka.
Kalaupun mereka memilih dua-duanya, itu suatu yang mustahil. Jadwal Caca yang sebagai seorang model sudah sangat padat dan apa jadinya jika dia juga harus meneruskan perusahaan daddynya?
Sedangkan Arsen yang sudah di sibukkan dengan sekolahnya dan mengejar mimpinya, harus ditambah lagi dengan mengurus perusahaan daddynya. Yang ada nantinya dia akan kerepotan sendiri.
" Gak mesti hari ini kalian mengambil keputusannya, kalian bisa pikir-pikir terlebih dahulu. " Ujar Grandma yang menatap kasihan kedua cucunya, tapi mau gimana lagi sudah nasib mereka yang terlahir sebagai anak dari keluarga pengusaha.
" Ya sudah, nanti Caca pikirkan. Caca mau istirahat dulu. " Ujar Caca yang langsung berjalan menuju lift.
" Arsen juga. " Ujar Arsen mengikuti kakaknya yang berjalan menuju lift.
~Bersambung~
Nasib jadi anak pengusaha ya gitu☺ Sabar ya Arsen, Caca😊
Episod kali ini aku panjangin nihh😌 jadi jangan ada yang bilang masih sedikit ya☺ Dan jangan lupa likenya😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
teteh geulis
perasaan pas di S1 nya nama nya arsenio bagas deh thor??
2022-09-25
0
Gina Savitri
Caca dan Zayn gak usah bingung2 cari aja asisten yg bisa di percaya 😁 jadi pemimpin perusahaan bukan berarti harus dateng tiap hari ✌
2022-09-13
0
bunda s'as
thor sepanjang apapun tetep ajah berasa dikit ... 🤭🤭✌️✌️✌️
2022-09-06
0