Setelah Riza dan adik-adiknya kenyang makan ramen, mereka memutuskan untuk kembali ke rumah. Karena sudah adzan asar jadi mereka sholat terlebih dahulu sebelum pulang.
Tiba di rumah sekitar jam 16.00 WIB, Riza masuk ke gerbang rumahnya yang sudah dibukakan oleh satpam, dan memarkir mobilnya di garasi. Mereka berempat keluar dari mobil, dan langsung menuju pintu utama.
🍃🍃🍃
Di ruang utama ayah bundanya sedang duduk santai "Yah, mereka jam segini belum pulang, katanya cuma mau makan mie ramen, tapi masa sampai sore kaya gini" keluh Khoirunnisa pada suaminya. Rizal merangkul isterinya yang terlihat cemas "Ga apa-apa atuh bun, kan mereka sudah pada gede, ada Riza juga yang jagain mereka. Lagian ini kan hari libur, biarkanlah mereka menikmati liburannya" ucap Rizal meyakinkan Raisya.
Ayah bundanya Riza menghabiskan sisa siangnya di ruang utama, sembari menikmati teh hangat buatan Khoirunnisa dan kue-kue yang selalu tertata rapi di atas meja. Sengaja kue-kue itu disimpan di meja supaya ketika ada tamu tidak harus repot-repot mengambilnya ke dapur.
Srup..srup..Rizal menyeruput teh yang masih hangat, dan saat mau mengambil kue bangket tetiba terkaget dengan omongan khoirunnisa "Yah, Menurut ayah bagusnya anak sulung kita Riza, kita nikahkan usia berapa?".
Rizal menatap isterinya dengan mata sedikit terangkat "Bunda ini, kenapa tiba-tiba ngomongin pernikahan anak kita, bund Riza baru berusia 23 tahun, dan anak kita juga laki-laki, jadi jangan terburu-buru untuk menikahkannya" balas Rizal penuh penekanan.
Sepi, seketika ruang utama menjadi senyap, lima menit kemudian "Tapi yah, kan Riza sudah bekerja, meskipun memang usianya terhitung masih muda, diluar sana malahan banyak yah, anak lelaki yang nikahnya diusia dua puluhan" lirih Khoirunnisa mencoba meyakinkan.
"Eh, bunda sejak kapan ngepoin anak laki orang, sudah bun jangan bahas sekarang, gimana coba kalau nanti Riza datang tiba-tiba dan mendengarkan perbincangan kita" ucap Rizal sembari mencolek isterinya dengan gemas.
🍃🍃🍃
"Assalamu'alaikum" terdengar suara serempak dari luar. Khoirunnisa pun menjawab "Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" sembari membukakan pintu untuk anak-anaknya yang baru pulang. Mereka masuk dengan bergantian mencium punggung tangan bundanya, lalu menuju Ayahnya yang sedang duduk di kursi, dan melakukan hal yang sama seperti pada bundanya.
Akhirnya semua berkumpul di ruang utama, potret keluarga bahagia tercermin saat mereka saling bercanda dan bercengkrama bersama. Riza menatap bundanya "Bun, maafin kami ya, sore gini baru pulang" ucap Riza penuh ta'zim pada bundanya.
Bundanya tersenyum "tidak mengapa nak, kan ini hari libur, jadi bersenang-senanglah" sambil memegang tangan Riza dengan penuh kasih sayang. Si bungsu ikut menimpali "Oh gitu ya bun, berarti boleh dong kalau kita pulang malam, atau nanti malam mau keluar lagi" ucap Raisya tanpa merasa bersalah sambil cengengesan.
"Hus, kamu ini bungsu, mentang-mentang bundamu baik, kamu jadi berani ya" Ayahnya angkat bicara sembari mencubit anak gadisnya.
Semua tertawa melihat kelakuan ayahnya dan si bungsu. Bundanya kembali menimpali "Raisya, dengerin ibu baik-baik, kamu itu anak gadis bunda satu-satunya, jadi kamu gak boleh kelayapan malam-malam. Lagian anak laki bunda juga kalau gak ada kebutuhan, gak akan bunda izinin kelayapan malam." Ucap Bundanya sembari memeluk putrinya. Raisya menoleh "iya, bundaku sayang, lagian Isya hanya bercanda ko" sambil membalas pelukan bundanya.
🍃🍃🍃
Tak terasa kebersamaan mereka di ruang utama sudah hampir satu jam, akhirnya semuanya bergegas menuju kamarnya masing-masing. Mereka membersihkan badan di kamar mandi masing-masing. Mereka terbiasa mandi sore sekitar jam 17.00, sehingga nanti ketika adzan magrib berkumandang, mereka sudah siap untuk ke mesjid.
Terdengar lantunan ayat suci al-qur'an menemani indahnya kemuning senja diupuk timur. Riza menyempatkan tilawah disisa waktu senja. Dia begitu menikmati bacaannya, mencoba menghayati dan memahami setiap ayat yang dibacanya.
Riza terhenti saat sampai pada Qur'an surat A-,Nahl ayat 61 yaitu tentang kematian, Riza mencoba membaca terjemahannya “Apabila telah tiba waktunya yang ditentukan bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak pula mendahulukannya." Riza mencoba memahaminya.
"Ya Allah, matikan aku dalam keadaan islam dan khusnul khotimah" lirih Riza berdo'a diiringi isak tangis tertahan, karena takut terdengar ke luar kamar.
Ada yang Riza rahasiakan dari keluarganya, sosok Riza memang selalu berusaha untuk menyelsaikan setiap persoalan tanpa harus merepotkan orang lain, termasuk keluarganya. Bukan hal mudah memang untuk menyimpan sesuatu sendiri, namun Riza merasa semuanya akan baik-baik saja, Riza selalu menguatkan keyakinannya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik untuknya.
Riza yakin setelah ada hujan pasti ada pelangi, setelah ada gelap maka akan terbitlah terang, setelah kesulitan pasti ada kemudahan. jika ada bayang gelap maka yakin disitu ada cahaya.
Riza terhanyut dalam bacaannya. waktu berjalan begitu cepat, Adzan magrib pun berkumandang. lalu Riza segera bergegas ke mesjid untuk melaksanakan sholat berjama'ah, seperti biasa kedua adiknya pun ikut bersamanya, termasuk ayahnya.
🍃🍃🍃
yang lain memilih kembali ke rumah setelah sholat magrib, tapi Riza memilih untuk i'tikap sampai nanti waktu sholat isya "Yah, aku mau di mesjid dulu ya, mau tilawah sambil nunggu isya nanti, Ayah dan adik-adik pulang saja duluan" ucap Riza pada ayahnya sembari mencium punggung tangan ayahnnya. Ayahnya meliriknya "iya sudah tidak apa-apa, ayah pulang dulu ya Za" ayahnya menjawab singkat.
Setelah semua jama'ah pulang menuju rumahnya masing-masing, kini tinggalah Riza dengan beberapa anak kecil yang masih berusia sekolah dasar, mereka sedang asyik berlari-lari sembari tertawa bahagia.
Riza memanggil mereka "Dek, hei kalian, kemarilah" ucapnya sembari melambaikan tangannya. lalu satu diantara mereka datang, "Iya Om, ada apa?" tanya anak itu dengan polos. Riza memegang kepalanya "Kalian gak pulang?" tanya Riza.
anak itu cengengesan "enggak Om, kami biasa main lari-lari di sini sambil nanti nunggu adzan isya. Dulu kami suka ngaji sehabis sholat magrib, tapi sekarang tidak lagi, karena guru ngaji kami pergi ke luar kota untuk kuliah" anak itu mencoba menjelaskan dengan utuh.
Riza mengernyitkan dahinya "Memangnya tidak ada guru ngaji yang lain?" selidik Riza. anak itu memperbaiki posisi duduknya "Gak ada om, mana ada yang mau mengajari kami, kami ini anak-anak bandel Om dari kampung sebelah" dengan pedenya anak itu mengakui kebandelannya.
bhahaha, Riza tertawa ringan "Kamu bangga jadi anak bandel?, oh jadi kamu bukan anak komplek sini ya, pantesan Kakak jarang lihat kalian" ucap Riza sembari tangannya menggasak rambut anak itu. Sebelum anak itu bicara lagi "Eh kamu siapa namanya dek?, perkenalkan nama saya Riza, kamu panggil aku Kakak aja ya, kalau om ketuaan ha..ha.." Riza menanyakan nama dan menyodorkan tangannya untuk berkenalan.
"Baik, om..eh Kak, nama saya Zulfi, Kak gimana kalau Kakak saja yang jadi guru kami" rengek Zulfi tanpa diduga sebelumnya.
"serius, kamu mau ngaji?" ucap Riza
"iya Kak, saya serius, saya dan teman-teman mau belajar ngaji sama kakak" ucap Zulfi mengatasnamakan teman-temannya, padahal temannya masih saja berlarian keliling mesjid.
"serius nih?" lagi- lagi Riza berusaha meyakinkan
"Iya Kak serius, swer tekewer-kewer" ucap zulfi dengan mengacungkan dua jari tanda serius. Akhirnya Riza mengalah "Baiklah, Kakak mau ngjarin kalian ngaji, tapi ada syaratnya" ucap Riza sambil menatap Zulfi.
"Apa syaratnya Kak?"
"Gampang, syaratnya adalah kamu harus serius mau belajar ngaji dan kamu harus rajin sholat ke mesjid" tegas Riza pada Zulfi.
"Siap Kak" ucap Zulfi sembari mengangkat tangan kanannya bersiap memberi hormat.
(😊🌻🌻Terimakasih sudah sudi membaca, jika berknan like & comen, dan krisan membangunnya sangat saya tunggu🌻🌻😊)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Om Rudi
jadi guru ngaji...
Serbu balik ke karya Om:
Sanggana1: Perampok Raja Gagah
Sanggana2: Pendekar Tikus Langit
2020-11-17
1
Sugianti Bisri
aku suka bahasanya, santun dan terarah
2020-07-18
2
HIATUS
Keren
2020-06-29
1