Bertemu Ceri

Kumandang Adzan subuh menggema menyeluruh ke setiap penjuru bumi, saling sahut menyahut seakan tidak pernah terhenti. Dari satu kota ke kota berikutnya, dari satu negri ke negri berikutnya, begitulah kumandang Adzan tidak akan pernah terputus sepanjang zaman.

Semilir angin mengalun begitu lembut menerpa dedaunan yang masih tertidur dalam dzikir. Masuk melalui celah-celah jendela mengusik penghuni rumah yang masih terbuai dalam mimpi.

Sementara seorang lelaki berperawakan tinggi, berwajah ketimuran, dengan bola mata khasnya, mata elang yang coklat kebiruan. Kulitnya yang putih begitu kontras dengan kilat hitamnya rambut khas potongan top knot (potongan rambut yang biasanya digunakan oleh kaum laki-laki di jepang). Wajah putihnya diwarnai sedikit jambang, dan dihiasi jenggot yang jarang.

Lelaki itu terduduk di atas sajadah menghadap ke kiblat sembari menengadahkan kedua tangannya ke atas "Ya Rabb, berikanlah kami kemampuan dalam mengemban setiap amanah dari-Mu, berikan kami keharmonisan dalam keluarga, jadikanlah kami qurrota a'yun bagi keluarga kami. Ya Rabb jangan biarkan hati ini terpaut pada yang bukan haknya, berikanlah aku ketenangan..."Lirih Riza saat berdo'a diakhir sholat malamnya.

Riza memang terbiasa bangun sebelum subuh untuk mendirikan sholat malam, meskipun kadang hanya 2 rakaat dan ditambah 3 rakaat witir. Sengaja bangun 30 menit sebelum adzan subuh, supaya ketika selsai sholat malam Riza tidak ketinggalan sholat subuh. Tidak lupa juga sebelumnya mendirikan sholat qobliyah subuh terlebih dahulu, karena faidahnya yang luar biasa.

Riza ingat betul haditznya, yaitu haditz dari Aisyah, bahwasannya Rasulullah bersabda: "Dua raka’at fajar (salat sunah qobliyah subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725). Maka dari itu sayang jika harus dilewatkan menurutnya.

🍃🍃🍃

Di ruang tamu kakak beradik yaitu Reinaldy dan Rois sudah menunggu Riza dan Ayahnya. Mereka terbiasa untuk sholat berjamaah di mesjid. Mereka memilih untuk berangkat bersama untuk mengikat rasa sayang dengan keluarga.

Sementara Riza baru selsai sholat qobliyah, bergegas menuju ruang tamu, karena sudah tahu kebiasaan kedua adiknya menunggu disana. Ayahnya pun baru keluar dari kamar menuju ruang tamu, setelah mereka berkumpul mereka langsung pergi menuju mesjid, tidak lupa mengucap salam, "Asslamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" semua kompak mengucapkannya. Sehingga terdengar oleh Raisya dan Ibunya yang berada di musola rumahnya. Mereka memilih sholat dirumah .

🍃🍃🍃

Sepulangnya Riza dari Mesjid, Riza meminta izin pada Ayah bundanya untuk joging mengajak ketiga adiknya. Tentu saja keduanya mengiyakan tapi dengan satu syarat harus pulang sebelum jam 6.00 WIB.

Riza menggunakan kaos lengan panjang berwarna biru muda, dan celana trening berwarna hitam bergaris biru ditengahnya. Ketiga adiknya pun memakai pakaian yang hampir sama namun berbeda warna saja.

Mereka berlari-lari kecil menuju taman komplek, dalam remang cahaya lampu nampak disepanjang jalan dihiasi oleh rumput yang ditata dengan rapi, di kiri dan kanannya bertebaran bunga warna warni yang diselingi pohon rindang di setiap jarak 3 meter.

Tiba-tiba si bungsu Raisya menantang "Ayo kita balapan lari menuju taman, siapa yang duluan sampai taman nanti ditaktir sama yang kalah. Yang kalah harus mengatakan satu rahasia hidupnya!" Dengan lantang Raisya mengutarakan idenya.

Sontak ketiga kakak laki-lakinya terhenti "haah, apa maksudmu dek, kasian yang kalah lah, masa double, sudah kalah, harus neraktir, harus buka rahasia pula" ucap Reinaldy tidak terima.

Mata Raisya mendelik "Ih ketahuan, Kakak Rei takut kalah ya, dan pasti punya banyak rahasia ya?" Ucapnya dengan nada meledek.

"Ya gak gitu juga kali dek, kakakmu Rei, bukan lelaki lemah, ada benernya juga kata-katanya" sela Riza berusaha menengahi

Diam-diam Rois punya ide "hai adik kakak yang baik, bagaimana jika yang kalah cukup menggendong yang menang saja. Soal teraktir nanti aku yang teraktir kebetulan aku lagi dapat bonus dari Bunda karena nilai ulanganku bagus" ungkap Rois dengan nada penuh semangat.

Semua meliriknya "Wah-wah ternyata idemu keren my brother" dengan kompak mereka mengucapkannya seakan sudah latihan pokal terlebih dahulu.

Tanpa menunggu lama, segera mereka mengbil ancang-ancang dan berteriak bersama-sama "1..2..3 mulai" dengan segera mereka berhamburan, berlari saling susul menyusul. Hanya dalam waktu hitungan menit mereka sudah sampai taman komplek yang menjadi finis pertandingan. Rois lah yang memenangkan lomba lari itu.

Mereka semua ngos-ngosan, setelah mereka mencari kursi untuk duduk, mereka beristirahat sejenak tanpa kata. Mereka sibuk mengatur nafas masing-masing. Tiba-tibak "Hahaha jadi gimana ini, aku yang mau neraktir, aku pula yang menang" ucap Rois sembari tertawa kecil.

"Baiklah tuan, sekarang anda yang menang jadi anda berhak ditraktir oleh kami" ucap Raisya dengan nada meledek, karena kesal. "Setuju kita, hmm...ok, karena kita tidak bawa uang, jadi nanti siang kita pergi ke tempat ramen" ucap Riza mengutarakan kesepakatannya dan tentu saja semuanya setuju karena mereka pecinta ramen.

Tanpa mereka sadari, kebersamaan mereka di kursi taman mengundang perhatian wanita-wanita yang sedang joging juga, wanita-wanita itu terpesona oleh kegantengan ketiga lelaki yang ada dihadapannya. Rasiya menangkap mata-mata jahil itu "Hei, apa yang kalian lihat?, godhul basor(tundukan pandangan) woy!" Teriak Raisya sembari memperlihatkan mata bulatnya yang seperti bidadari (sayangnya dia tomboy).

🍃🍃🍃

Di rumah bundanya sedang menunggu anak-anaknya. Di atas meja persegi panjang bertaplak ungu dengan renda bunga mawar yang terletak di ruang keluarga, terhidang teh hangat, singkong keju dan juga pisang goreng.

Jam 6 kurang 5 menit mereka tiba di rumah, setelah mengucap salam, pergi ke kamar mandi di kamarnya masing-masing. Setelah berganti pakaian, tanpa dikomando mereka langsung saja menuju ruang keluarga menemui Ayah Bundanya yang sudah duduk Disana.

Mereka menikmati teh hangat ditemani hidangan kesukaan. Kebiasaan Bundanya kalau libur menyiapkan makanan di pagi hari sebelum sarapan, ya karena sarapan biasnya sekitar jam 8.00.

🍃🍃🍃

Semua penghuni rumah menjalankan aktifitasnya masing-masing. Ayah Bunda sibuk dengan laptop mereka. Raisya pergi keluar bersama teman sejawatnya. Reinaldy dan Rois sibuk dengan hpnya.

Sementara Riza, di tempat lain berjalan menuju sebuah rumah, yang ditamannya penuh dengan bunga-bunga yang terangkai dengan rapi. Terus berjalan hingga mendapati kerumunan orang di sebuah pekarangan yang luas. Semuanya sama saja penuh dengan rangkaian bunga yang di ukir dengan begitu indahnya.

Dari kejauhan samar terlihat sepasang manusia berlainan jenis sedang duduk bak putri dan raja, mereka disanjung dan dihormati. Raja dan putri itu pun tersemyum bahagia. Riza perlahan mendekat dan kaget seketika saat Riza menatap yang menjadi lakon putrinya. Riza seperti mengenalnya.

Sosok Putri itu mengenakan gaun putih yang menawan, ada mahkota disematkan diatas balutan jilbab putihnya. Riza mencoba memberanikan diri untuk terus mendekat, dan ternyata wanita itu adalah Ceri. Parahnya Riza baru sadar kalau ternyata Dia sedang menghadiri acara resefsi pernikahan.

Riza menghadap Ceri dan memberikan ucapan selamat "Selamat ya Cer, semoga kamu bahagia", lirih Riza pada sosok wanita di depannya sembari menelungkupkan tangan didepan dada. Tapi Ceri hanya diam dan tersenyum.

(Terimakasih sudah sudi membacanya, like & comennya membuat penulis bahagia, ditunggu juga krisan membangunnya 😊🌻🌻)

Terpopuler

Comments

Epron Putra

Epron Putra

jdi makin kren aja

2020-12-14

1

Om Rudi

Om Rudi

eh, kok ujung episode ini mengejutkan ya


apa om aja yg kagetan, he he he

2020-11-11

1

Lintang Lia Taufik

Lintang Lia Taufik

aku padamu Thor...

2020-07-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!