Di ruang makan, depan meja makan Riza dan kelauarga sedang sarapan pagi. Riza berniat berangkat lebih awal, karena berharap bisa pulang lebih awal juga, tentu saja dengan izin terlebih dahulu sama Ayahnya.
"Yah, boleh tidak kalau Riza hari ini mau bernagkat duluan?" Tanya pada ayahnya.
Rizal menoleh "Tumben mau berangkat kebih awal, kenapa apa ada pekerjaanmu yang sedang kejar deadline?" Selidiknya.
"Bukan itu sich yah alasannya, tapi aku hari ini ada janji, nanti ba'da magrib mau ngajarin anak-anak di mesjid komplek yah" ucapnya dengan hati-hati semabri melirik Bundanya yang sedari tadi memperhatikannya.
Rizal terdiam sejenak "hmm..ngajar ngaji?, Kok ayah baru tahu" ujarnya
Riza menunduk "Maafin Riza Yah, Riza belum cerita sama ayah, baru mau mulai ko yah, rencananya Riza hari memang sekalian memberi tahu ayah tentang ini" ungkapnya dengan nada rasa bersalah.
Khoirunnisa seolah mengerti, kini berusaha untuk membuat suasana pagi tetap adem "Hmm..iya yah, kemarin sebenarnya Riza sudah cerita sama bunda, tapi lupa untuk ngasih tahu ke ayah, kemarin umi izinin tapi tidak full, biar gantian sama kedua adiknya, suapaya adik-adiknya juga bisa sekalian belajar, kan nanti sebelum kelulusan sekolah mereka harus mengabdi ke masyarakat, jadi ya belajar dari sekarang" ungkap Khoirunnisa berusaha menjelaskan.
Rizal meliriknya " Oh, bunda sudah tahu ya ternyata, ya kalau ayah sihc gak apa-apa kalau bunda kamu sudah setuju, ayah juga setuju, yang penting itu baik." Ujar Rizal sambil kembali menyendok makanan yang ada dipiring.
Riza lega, ternyata ayahnya tidak protes, Riza pun melanjutkan makannya, lalu dua detik kemudian, dia teringat sesuatu.
"Yah, aku baru ingat, berhubung perjalanan dari kantor ke rumah cukup jauh, jadi gimana kalau pas jadwal Riza ngajar, Riza minta izin untuk pulang lebih awal, mungkin pukul 16.00 Riza boleh pulang"
ungkap Riza dengan nada memelas, sembari menelungkupkan kedua tangannya didepan dadanya.
Rizal menghentikan makannya "hmm..kalau soal itu, nanti kamu minta izin sama sekertaris ayah, om Zuki, kamu bikin surat pengajauan, biar nanti ayah yang akan menandatangani persetujuannya"
Riza memicingkan matanya "Kenapa harus gitu yah, kenapa gak langsung ke ayah saja minta izinnya?" Ungkap Riza penasaran
Rizal berdehem "Ehm..ehm...bagini lho nak, meskipun kamu anak ayah, tapi tidak bisa sewenang-wenang izin tanpa laporan ke kantor secara resmi, supaya karyawan yang lain juga tahu bahwa kamu berhasil di kantor bukan karena ayah, tapi karen kemampuanmu, begitu juga dengan perizinan, suapaya tidak ada perbincangan yang kurang enak nantinya" ungkap Rizal berusaha menjelaskan.
Riza pun mengangguk, menandakan dia mengerti. Setelah obrolan selsai, Riza segera menghabiskan makannya. Lalu pamit duluan untuk berangkat ke kantor.
🍃🍃🍃
Tibanya di halaman kantor Riza turun dari mobilnya, lalu berjakan menuju ruang lobi, disana terlihat ada beberapa meja karyawan dan juga ada beberapa kursi tamu yang terletak tepat di meja resepsionis. Riza terus berjalan menuju ruang kerjanya yang terletak di lantai dua, dia naik lipt, karena terburu-buru, padahal biasanya dia lebih senang menaiki tangga.
Seperti biasa sebelum bekerja, Riza meminta dibuatkan kopi terlebih dahulu. Riza mulai mengetikkan sesuatu di laptopnya. Riza sedang membuat suarat izin yang dibicarakan ayahnya saat sarapan.
45 menit kemudian kantor sudah mulai ramai dengan para karyawan yang berdatangan masuk menuju ruang kerja mereka. Saat Riza sedang Asyik bekerja tiba-tiba ada seorang mengetuk pintu, Riza pun mempersilahkannya untuk masuk. Lalu nampaklah dari balik pintu seornag wanita berjilbab marun datang ke arah Riza dengan membawa secangkir kopi.
"Assalamu'alaikum Pak, saya datang untuk membawakan andak kopi, mungkin pagi-pagi anda membutuhkannya supaya bisa konsentrasi" ucapnya sambil menyodorkan secangkir kopi yang di bawanya
Riza menoleh, lalu mengambil kopinya dan menyimpannya diatas meja, kebetulan kopi yang dibuat pak Asum Sudah habis. Lalu menoleh kembali pada wanita berjilbab marun itu, tersenyum dan berterimakasih.
"Terimakasih, oh ya siapa namamu?" Tanya Rizal
"Hmm..saya Lili" jawab wanita itu dengan dengan bahagia menyambut pertnayaan Riza"
"Oh Lili, makasih ya Lili, sudah membawakan saya kopi" ungkap Riza
Sementara Lili, dia masih saja berdiri di pinggir meja kerja Riza, dia tersenyum-senyum sendiri, entah apa yang dipikirkannya. Lalu Rizal menoleh
"Lili, apa masih ada yang ingin kamu sampaiakan pada saya"
ucap Rizal menggunakan bahasa resmi karena sednag dikantor. Riza heran melihat Lili yang masih mematung di ruang kerjanya.
Lili pun terkaget "Oh, tidak ada pak, maaf, aku permisi" ucap Lili dengan gugup karena malu, Lili jadi salah tingkah pagi itu.
Lili pun keluar ruangan, namun di ruangan kerjanya Lili melanjutkan lamunanya.
"Oh, senyum bapak Riza begitu manis, dia tersenyum padaku, hmm..andai aku bisa menjadi isterinya, tentu bisa bahagia mendapatkan suami sebaik dan seganteng bapak Riza, kenapa bapak ganteng sekali mirip hrithik roshan" lirihnya begitu pelan, semut kelatpun tidak mendengarnya.
Namun Lili segera tersadar "Astagfirullah..Astagfirullah..Astagfirullah..kenapa aku ini, pagi-pagi sudah sinting" ucap Lili mengutuki diri sendiri sembari memukul kepalanya berkali dengan tangannya.
🍃🍃🍃
pukul 16.00 Riza sudah siap-siap untuk pulang, Riza sudah mendapatkan Izin sejak siang. jadi hari ini Riza bisa pulang lebih awal. Riza pun segera keluar dari ruang kerjanya. Terburu-buru Riza mengambil berkas-berkas kerja dan saat menuju lipt, Gdbuuk...Riza menubruk seseorang dan berkas-berkas yang belum sempat dimasukan ke dalam tasnya berceceran jatuh ke lantai.
"Astagfirullah..maaf..saya terburu-buru" ucap Riza tanpa melihat siapa yang Dia tabrak. Lalu wanita itu pun menundukan badannya untuk membantu Riza memunguti berkas-berkas yang bersesrakan di lantai.
"Tidak ap-apa pak, biar saya bantu" ucapnya lirih. Riza menoleh sepintas
"Lalu maaf kamu bukannya yang tadi membuatkanku kopi ya?" ucap Riza dengan segera mengatur jarak dengannya.
"Iya pak, saya Lili" ungkap Lili meskipun Riza tidak menanyakan namanya.
selsai memunguti berkas-berkas, Riza dan Lili pun bersamaan berdiri, Lalu Riza segera pamit, karena harus pergi.
🍃🍃🍃
Riza bersyukur jalanan tidak macet, sehingga pukul 17.00 Riza sudah sampai di rumah. Riza segera masuk kamar lalu menyimpan tas kerjanya di meja dan Dia langsung meluncur ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
selsai mandi Riza memakai kaos lengan pendek berwarna Abu muda, dan celana trening berwarna hitam. Karena masih ada waktu jadi Riza bisa beristirahat sejenak sambil duduk santai di shofa yang ada dikamarnya. Riza mengingat kejadian di kantor saat dia menubruk Lili.
"Astagfirullah, kenapa aku tidak hati-hati, untung saja tadi saat tabrakan dengan Lili, berkas di dadaku menjadi hijab antara aku dan Lili, kalau tidak, gawat! aku bisa bersentuhan dengannya. meskipun tidak sengaja tapi kan aku belum pernah bersentuhan dengan lawan jenis, jadi ngerasa gak enak, gara-gara gak enak bisa-bisa aku berpikir harus menikahinya" lirih Riza dengan suara yang begitu pelan.
jika orang lain mendengarkan pasti orang akan tertawa, masa harus menikah hanya gara-gara tidak sengaja bersentuhan, kan agama islam tidak seribet itu.
(🌻🌻😊Terimakasih sudah membaca lime & komenmu membutku bahagia, Krisan membangunnya aku tunggu juga y😊🌻🌻)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Sugianti Bisri
aku like lagi nih
2020-07-20
1
Adine indriani
love love😍
2020-07-03
0
Talaha Talabiu
bagus thor lanjut
2020-06-24
4