Secangkir Kopi

Riza mencoba berpikir dan mengingat-ngingat, siapa yang chat malam-malam dengan panggilan Bintang. Namun Riza tidak mengingatnya, Akhirnya Riza memilih untuk melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.

Riza kembali memejamkan matanya, berharap bisa segera tertidur dan bisa bertemu bintang-bintang di alam mimpinya.

🍃🍃🍃

Di rung makan, Riza nampak duduk di dekat Raisya, ayah dan bundanya duduk berhadapan dengan Riza dan Raisya, sementara Rois duduk di pojok meja sebelah kanan. Mereka begitu terlihat harmonis, sebelum makan mereka berdo'a dulu. Kali ini yang kebagian meminpin do'a adalah Rois, Rois mengangkat kedua tangannya dan menundukan kepalanya

الَّلهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

"Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar"

Artinya :

Yaa Allah, berkatilah rezeki yang engkau berikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api neraka.

Selsai berdo'a semuanya kompak mengamini

"Aamiin"

Lalu Khoirunnisa mengambilkan nasi untuk Rizal suaminya, Diatas nasinya di letakannya telor dadar, sambal dan ayam goreng sebagai lauknya. Setelah mengbilkan nasi untuk suaminya, Khorunnisa mengambil nasi untuk dirinya. Riza dan kedua adiknya faham, mereka harus mendahulukan orang yang lebih tua. Maka Rois pun mempersilahkan Kakaknya terkebih dahulu untuk mengambil nasi.

Dalam hal apa pun memang Khoirunnisa selalu mendidik anak-anaknya supaya bersikap sopan terhadap yang lebih tua dan menyayangi terhadap yang lebih kecil termasuk saat makan.

Keluarga Riza memang terbiasa sarapan denagan nasi, karena kalau sarapan hanya dengan roti, Khoirunnisa khawatir anak-anaknya siang lupa makan dan malah makan jajanan yang kurang sehat. Sehingga kalau pagi sudah sarapan nasi, setidaknya sudah ada asupan sebagai pertahanan, jadi kalau pun jajan yang kurang aman, tidak terlalu beresiko.

Saat semua sedang asyik menyantap sarapannya, Khoirunnisa melirik anaknya

"Za, kemarin siang ada yang nelepon ke rumah, nanyain kamu, terus dia cuma titip salam dan bilang bulan depan dia mau balik ke Bogor"

Riza menghentikan suapannya, lalu melihat bundanya dengan heran

"Siapa Bund?"

Khoirunnisa mengangkat kedua alisnya dan tersenyum

"Justru Bunda, lupa nanyain namanya, kemarin Karena Bunda ada urusan di butik, jadi selsai dia kasih pesan, Bunda langsung pamit dan mengakhiri perbincangannya"

"Oh gitu ya bund, btw bunda semalem mau apa ketok kamar Riza, dan kenapa tidak jadi masuk, apa bunda semalam mau menemuiku untuk memberitahu tentang tlp tkemarin siang itu?"

Ungkap Riza bertanya pada Bundanya, Lalu khoirunnisa tersenyum lagi

"Iya semalam bunda berniat mau kasih tahu ke kamu soal telepon itu, takut bunda lupa. Bunda urungkan karena sepertinya semalam kamu sudah tidur, makanya sekarang bunda bilangin karena mumpung Bunda ingat"

Urai Khoirunnisa begitu jelas.

Lalu terjadi keheningan lagi, semua kembali makan dan menyelsaikan sarapannya, tapi Khoirunnisa kembali membuka perbincangan

"Za, emang kamu tidak penasaran siapa yang titip salam sama kamu, kenapa kamu tidak menanyakan sipa gitu, minimal nanya jenis melaminnya gituh?"

Ungkap Khorirunnisa menggoda anak bujangnya. Riza terlihat datar saja, seperti tidak ada rasa penasaran sedikitpun, tapi untuk menghormati Bundanya, akhirnya Riza bertanya mengenai hal tersebut

"hmm..kan tadi bunda sendiri yang bilang, kalau Bunda lupa tidak menanyakan namanya, hmm..jadi dia laki-laki atau wanita Bund?"

Khoirunnisa terkeukeuh melihat kepolosan anaknya

"He..he..Dia wanita Za, hmm..masa sich kamu tidak kenal, emang berapa banyak teman wanita yang dekat dengan mu za, Bunda belum pernah melihat kamu membawa teman wanita"

Sebelum Riza menjawab, Rois menyambar pertanyaan Bundanya

"Ehm..ehmm..Eh Bund, jangan salah lho, Kak Riza itu banyak teman wanita nya, bahkan banyak yang naksir lho sama Kak Riza, kalau tidak percaya tanya saja sama Raisya. He..he.."

Ungkap Rois sambil menahan tawa.

"Ish..apaan sich kamu Rois, jangan bergosif pagi-pagi gini, tidak baik untuk kesehatan ha..ha.."

Riza mencoba mengelak, tapi Rois tidak mau kalah

"Bukan bergosif kakakku tersayang, itu nyata"

Lalu Khoirunnisa pun ikut angkat bicar

"Za, apa benar apa yang dikatakan adikmu itu, Kok Bunda tidak tahu sama sekali, atau jangan-jangan ayah tahu ya tentang ini?"

Ungkapnya, sembari mengajukan tanya pada suaminya. Sementara Rizal hanya tersenyum menanggapinya.

Rois kembali berkata-kata

"Hmm..Bund, tahu gak kenapa belum pernah ada wanita yang dibawa ke rumah sama Kak Riza?, Kan Ka Riza mantan anak Rohis yang ta'at Bund, Dia tidak akan membawa wanita kecuali kalau wanita itu sudah halal Bund"

Ucap Rois dengan nada sedikit serius. Lalu Riza menengok ke arah Rois, dan menggasak rambutnya dengan rasa kesal.

"Apan sich bocah, pagi-pagi sudah ngelantur, sudah ah Rois, Bunda, kita tidak usah bahas masalah yang tidak jelas seperti ini lagi yach, lebih baik kita melanjutkan sarapan, lihat nih sudah siang!"

Riza memberikan isyarat untuk menghentikan perbincangan dengan menunjukan jam yang melingkar ditangan kirinya. Sedang Ayah dan Raisya tidak ikut-ikutan , mereka lebih senang mneyimak dan menanggapinya dengan senyuman semata.

🍃🍃🍃

Di ruang kerja Riza, Riza menemukan secnagkir kopi yang terhidang di meja kerjanya. Riza heran kenapa akhir-akhir ini, Dia selalu disambut dengan secangkir kopi di mejanya tanpa tahu siapa yang menyimpannya, karena Riza juga tidak merasa meminta disajikan kopi setiap pagi pada Pak Asum atau pada opice boy yang lainnya.

Meskipun Riza penasaran, tapi untuk sementara ini Riza tidak perlu mencari tahu tentang hal itu. Karena menurutnya masih banyak hal yang harus dikerjakan dan dipikirkan dibandingkan mencari tahu tentang secangkir kopi yang misterius itu.

Saat Riza sedang fokus pada layar laptopnya, hp nya berdering cweet..cweet..cweet, lagi-lagi kicau burung itu datang menandakan ada chat masuk di whatshapp nya. Riza mengambil hp disampingnya dan "Treng" bunyi hp memperlihatkan layarnya yang beckgroundnya gambar langit biru disertai taburan bintang.

Riza langsung mengusap layar hp nya dan menyentuh aplikasi whatshappnya dan dilihatnya ada beberapa chat disana. Salah satu chat yang menjadi perhatian Riza adalah satu nomor yang tidka bernama, tidak lain tidak bukan itu adalah nomor yang semalam chat padanya.

Karena Riza penasaran dengan pemilik no itu akhirnya Riza membuka chat nya

"Assalamu'alaikum..selamat pagi Bintang, apa kamu sudah minum kopi pagi ini?"

begitu Riza lihat isi chat di hp nya, Riza jadi merasa merinding, bukannya membakas chat nya Riza malah berpikiran yang tidak-tidak dan Riza

"Siapa dia, kenapa dia tahu aku suka bintang, dan kenapa juga dia tahu kalau aku pagi-pagi suka minum kopi?"

Riza terlihat bingung, mencoba menerka-nerka siapa yang telah menghubunginya via whatsapp, sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

sementara di depan pintu, seseorang sedang memperhatikan kelakuan Riza. Dia tersenyum sendiri dan Dia merasa bahagia karena mulai besok Dia akan sering bertemu Riza, karena ruang kerjanya di pindahkan tepat ke depan ruang kerja Riza.

(🌻🌻😊Terimakasih sudah membacanya, like & comenmu membuatku bahagia. krisan membangunmu juga ditunggu ya 😊🌻🌻)

Terpopuler

Comments

Sugianti Bisri

Sugianti Bisri

lanjut Thor 💪💪💪

2020-07-22

1

MELDA YUNUS

MELDA YUNUS

semangat thor😘♥️

2020-06-29

6

Talaha Talabiu

Talaha Talabiu

keren

2020-06-24

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!