Malam yang terang karena bulan purnama, sehingga langit tampak begitu cerah, bintang-bintang pun ikut menemani meskipun kerlipnya tidak semenawan saat bulan hanya tinggal spasi.
Di bawah langit yang memancarkan cahayanya, Seorang ayah dan kedua anak lelakinya sedang berjalan menuju tempatnya berteduh dari hujan dan dari terik matahari saat siang. Tempat dimana bisa istirahat dari lelahnya kehidupan diluar sana. Tempat dimana bisa menjadi jati diri sendiri tanpa topeng kekuasaan atau topeng sebuah penghargaan.
🍃🍃🍃
Khoirunnisa sedang sibuk menyiapkan makan malam di bantu oleh si bungsu Raisya. Khoirunnisa memasak sambal goreng cumi, makanan kesukaan Riza, sambal cabe ijo, tempe bacem, capcai baso dan ayam....
"Ica, kamu mau di masakin apa?" Tanya khorirunnisa pada si bungsu
Ica adalah panggilan sayang dari khoirunnisa untuk si bungsu Raisya.
"Hmm..gak apa-apa my, ini sudah banyak, Ica suka apa aja ko bund" jawab Raisya pada uminya sambil membawa ayamnya ke meja makan untuk di tata.
"Makasih ya Ica sayang, kamu sudah bantu bunda masak, dan kamu sudah jadi anak yang baik bagi bunda" ungkap Khoirunnisa sambil mengikuti langkah Raisya dari belang.
"Masyaallah bunda, so sweet. Ya ampun bunda segitunya, ya gak apa-apa dong bun, kan memang kewajiban aku untuk bantu, lagian aku juga jarang bantuin bunda kan hehe.." ungkap Raisya sambil meluk bundanya.
"Bunda tuh seneng banget kalau kamu sering nemenin bunda kaya gini, di rumah ini kan cuma kita perempuannya, jadi kalau kamu ada yang mau dibicarakan atau ditanyakan, kamu jangan sungkan tanya atau cerita sama bunda yah cantik" ungkap Khoirunnisa sambil mencubit pipinya Raisya.
"iya Bund, makasih ya bund" ungkap Raisya sambil mencium pipi bundanya.
"Ica, ayo kita lanjutin, itu di dapur masih ada yang harus kita ambil, ada cumi sama sambal belum dibawa ke sini" ucap Khoirunnisa sambil melepaskan pelukannya dan berjalan menuju arah dapur.
"Siap bund, ayo kita hidangakan makanan spesial buatan bunda" ungkap Raisya
🍃🍃🍃
Di atas meja makan sudah ditata dengan rapi hidangan untuk makan malam. Ditambah puding coklat dan buah-buahan sebagai hidangan penutup.
waktu menunjukan pukul 19.45 WIB, Khoirunnisa dan Raisya menunggu kedatangan Rizal, Riza dan Rois dari Mesjid. Khoirunnisa menunggu duduk menunggu di ruang tamu.
Lima menit kemudian terdengar suara dari luar
"Assalamualaikum" ucap Rois sambil membuka pintu, karena tidak dikunci.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Khoirunnisa sambil bangkit dari kursi
Rizal, dan kedua anaknya pun masuk, lalu setelah menyapa Khoirunnisa, mereka bergegas menyimpan peralatan sholat mereka ke kamar. Setelah mereka mengganti baju dengan baju santai, mereka pun menuju meja makan yang terletak tidak jauh dari dapur.
"Wah cumi kesukaanku" ucapa Riza sambil menarik kursi di depannya, kemudian Ia duduk.
Rizal baru datang dari arah kamarnya, lalu Riza yang sudah duluan duduk, Ia bangkit lagi dan menarikan kursi untuk Ayahnya
"Silahkan yah, maaf aku duluan yah" ungkap Riza sambil kembali duduk di kursi sebelah ayahnya.
"Iya tidak apa-apa Za, kata Rizal pada anaknya.
Rois pun datang dan duduk di samping Raisya yang tepat berhadapan dengan Riza dan Ayahnya. Sementara Khoirunnisa duduk di samping Rizal.
"Ayo Za, kamu pimpin do'a sebelum makan" ucap Rizal pada anaknya sambil menyikut lengannya
"Baik yah, Allahummaa Bariklanaa fima rozaqtana waqina adzabannaar" ungkap Riza sambil mengankat ke dua tangannya.
Khoirunnisa mengambilkan nasi dan lauknya untuk Rizal sumainya
"Yah, lauknya ayam sama apa?" Tanya Khirunnisa sama suaminya
"Sama tempe dan sambel saja dulu, nanti kalau ayah mau yang lainnya, biar ayah ambil sendiri" ungkap Rizal sambil tersenyum pada isterinya.
Setelah Khoirunnisa dan Rizal mengambil nasi dna lauknya, barulah giliran Riza yang mengambil nasi, di susul oleh Rois dan Raisya. Memang keluarga Riza sangat mengutamakan adab termasuk dalam masalah makan, dimana mendahulukan orang yang lebih tua itu lebih utama.
"Za, ayo makan yang banyak, tuh cuminya juga kalau perlu habiskan saja" ungkap Khoirunnisa pada anak sulungnya
"Siap bund, tapi bund kalau kebanyakan aku nanti kekenyangan bund, bisa bulat nanti aku kaya bola he..he.." ungkap Riza sambil tersenyum.
"Oh iya bund, bukannya makan terlalu kenyang itu gak boleh yah bund?" Timpal Raisya
"Iya adekku adekku sayang, kalau makan itu secukupnya saja, jangan berlebihan, kan Allah gak suka sama yang melampoi batas" ungkap Riza pada Raisya.
"Makan dan minumlah kalian, namun jangan berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang suka bersikap berlebihan. (QS. al-A’raf: 31). Itu bukan ka, ayat mengenai larangan untuk berlebihan" ungkap Rois sambil menatap Riza.
"Iya dek, mantap kamu dek" ungkap Riza sambil mengacungkan ibu jarinya ke arah Rois.
"Wah anak-anak ayah memang pinter-pinter. Kalian juga harus tahu bahwa salah satu yang membuat hati mengeras adalah karena banyak makan, jadi makanlah secukupnya ya anak-anak" ungkap Rizal pada ketiga anaknya
"Siap yah" ungkap Riza dan kedua adiknya kompak.
Mereka pun melanjutkan makan, Riza sangat lahap karena ada smabal goreng cumi kesukaannya. Yang lain juga lahap karen masakan khoirunnisa memang sangat enak.
"Bunda memang top markotoplah, masakannya alhamdulillah enak banget bund" ungkap Riza setelah menyelsaikan makannya.
"Alhamdulillah kalau kalian suka bunda juga ikit senang" ungkap Khoirunnisa
Setelah semua selsai makan, khoirunnisa menyimpan sisa makannya ke dapur, dibantu dengan Raisya. Khoirunnisa memang tidak memiliki asisten rumah tangga, karena khirunnisa berpikir masih bisa mengerjakannya sendiri. Kalau merasa lelah atau kerepotan sesekali Khoirunnisa minta tolong sama Bu Darmi untuk membantunya.
Setelah menyimpan sisa makan malamnya. mereka mneikmati hidangan penutupnya yaitu puding coklat dan buah-buahan.
"Nih pudingnya enak lho, ini buatan Raisya"
ungkap Khoirunnisa sambil mengambil satu potong pudingnya ke atas piring kecil dan diaodorkan pada Rizal suaminya.
Rizal langsung menyendok puding yang disodorkan isterinya
"ymm..ymm..enak..enak Ica, wah putri ayah sudah bisa bikin puding ternyata" ungkap Rizal memuji Raisya.
Riza dan Rois tidak mau ketinggalan, mengambil potongan puding dan ditaruh di piring kecil, lalu mereka menyantapnya
"Bener kata ayah, ini enak" ungkap Rois
"Alhamdulillah, makasih untuk pujiannya, itu aku dapatkan resep dari youtube lho, kapan-kapan Ica mau coba resep yang lain" ungkap Raisya semangat
"Wah putri bunda ternyata punya bakat terpendam" ucap khoirunnisa sambil menyantap pudingnya.
Riza melirik bundanya, teringat pada wanita yang dulu nelepon ke rumah, yang beberapa hari terakhir sering chating. Riza menghentikan dulu makan pudingnya, lalu menoleh pada bundanya yang duduk disebelah ayahnya,
"Bund, masih ingat gak sama wanita yang nelepon bunda, yang katanya bulan depan mau datang?" ungkap Riza
Khoirunnisa mengangkat dahinya, seperti orang yang sedang memikirkan sesuatu,
"Oh ya ya, Bunda ingat, emang kenapa?" tanya Khoirunnisa pada anaknya dengan nada penasaran
"ternyata wanita itu adalah ponakan Bunda alias sepupu aku bund" ungkap Riza antusias
Khoirunnisa mengkerutkan keningnya
"Siapa?, ponakan bunda bukan cuma satu Za" Ungkap Khoirunnisa sambil tersenyum
"Oh iya juga yah he..he..Dia itu Kinan Bund yang pernah satu kampus sama aku di satu tahun pertama, setelah itu Dia pindah ke Australia karena suami bibi ada proyek di sana, jadi Kinan harus ikut ke sana bund" ungkap Riza menjelaskan.
"Oh Kinan Za, terus maksud Kinan mau ke sini, dia mau pindah lagi atau hanya liburan saja Za?" selidik Khoirunnisa penasaran
"Aku juga belum tahu bund kalau soal itu" ungkap Riza sambil tersenyum.
(🌻🌻😊 Terimakasih sudah setia membaca. like & comen mu aku tunggu, krisan membangunnya jangan sungkan ya. Salam Literasi untukmu Readers sukses selalu untuk kita semua😊🌻🌻)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Reanza
lanjut baca
2020-07-17
3
Adine indriani
aku udah like 10 bab smp sini kak semangat berkarya👍😊
2020-07-03
2
Purnama
Like
2020-07-02
2