Masa Lalu

Sepulang dari makan siang Riza sekalian mengajak Lili untuk Ke kantor bareng. Lili pun tidak keberatan, karena letak kantornya tidak jauh dari restorannya.

Riza dan Reno duduk di kursi depan, sementara Lili duduk di jok belakang. Di dalam mobil begitu senyap seperti tidak ada kehidupan. Riza fokus menyetir, Reno terdiam seperti patung, tak ada sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Begitu juga dengan Lili, hanya diam dan sesekali mengalihkan pandangannya ke luar.

Tidak lama kemudian tiba di kantor, Lili langsung turun dan pamit untuk duluan masuk ke kantor

"Terimakasih pak untuk tumpangannya, permisi saya duluan Pak" ucap Lili pada Riza sembari melirik Reno dan tersenyum tipis.

"Li, hmm..bareng saja sama aku, kan ruangan kita berdekatan" dengan gugup Reno menawarkan untuk bareng pada Lili.

Riza mengangkat kedua alisnya

"Hmm..terus aku ditinggal gitu ceritanya Ren..Eh becanda deh, sana lah kalau kamu mau bareng Lili" ungkap Riza sambil menyikut lengan Reno

"Boleh, kalau bapak tidak keberatan" ungkap Lili pada Reno

"Za, aku duluan yah, kamu masih ingat jalan pulang kan?" Ungkap Reno pada Riza

Reno dan Lili pun berlalu, meninggalkan Riza yang masih diam didepan mobilnya. Riza sengaja membiarkan Lili dan Reno pergi bersama, karena siapa tahu ada yang ingin mereka bahas tanpa kehadiran Riza.

🍃🍃🍃

Di dalam ruangan kerjanya Riza sibuk mengerjakan tugasnya. Sesekali Riza masih memikirkan nomor misterius yang suka ngechat dirinya

"Bodohnya aku, kenapa masih saja memikirkan pemilik nomer misterius itu, aku benar-benar tidak tahu siapa dia, mau apa dia menghubungiku dengan panggilan so akrab seperti itu" gumam Riza pelan

Setahu Riza tidak ada yang pernah memanggil dirinya dengan sebutan Bintang. Tapi kenapa pemilik nomor misterius itu so so an memanggilnya dengan sebutan itu. Mau tidak mau Riza pun terpaksa memikirkannya.

Riza mengambil hp nya dari saku jas nya, Dia menatap layar ponselnya dan berpikiran untuk menghubungi nomer misterius itu

"Apa aku telepon saja nomor itu, biar jelas siapa dia sebenaranya" ungkap Riza dalam hati

Namun niatnya itu diurungkan, harga dirinya bisa turun kalau dia yang menghubungi nomer itu duluan. Riza kembali memasukkan ponselnya ke saku jasnya, Riza memilih untuk kembali fokus pada apa yang ada dihadapannya.

🍃🍃🍃

Diruangan lain Reno tercenung dikursi kerjanya, Reno merasakan sesuatu yang sudah lama dia kubur dalam hatinya telah kembali. Reno seperti mimpi bisa bertemu kembali dengan cinta pertamanya.

Disatu sisi Reno memang merasa bahagia tapi dilain sisi takut terjatuh kedalam lobang yang sama. Reno takut kembali jatuh hati pada Lili tapi Reno takut menghadapi kenyataan jika ternyata Lili sudah punya pacar atau bahkan sudah berkeluarga. Kalau pun tidak punya pacar dan belum berkeluarga tapi bagaimana kalau Lili menolaknya. Bagaimana dengan harga dirinya, pantang bagi Reno untuk ditolak.

"Maafkan aku Li, dulu aku tidak ada pilihan sehingga aku harus meninggalkanmu, waktu itu aku tidak punya pilihan, kalau aku tetap di ACeh aku tidak tahu bagaimana masa depanku saat ini, karena dulu bisnis ayahku bangkrut dan kami hampir diusir dari rumah kami sendiri. Makanya Ayah membawaku ke jakarta untuk kembali merintis bisnis barunya, dan Alhamduliah sampai sekarang masih berjalan. Bahkan Aku bisa menyelsaikan kuliahku dan dapat pekerjaan di tempat Riza seperti sekarang ini. Ah aku dulu tak ada keberanian untuk menceritakan kisahku padamu, sehingga aku pergi tanpa pamit padamu Li, maafkan aku." Lirih Reno begitu pelan sampe semut pun mungkin tidak mendengarnya.

Reno bercerita seolah dihadapannya ada Lili padahal Dia hanya sedang berbicara pada dirinya sendiri. Reno merasa malu pada Lili, Reno merasa bersalah pada Lili. Walau pun kisah di SMA itu mungkin masih dianggap cinta monyet, tapi bagi Reno waktu itu Dia merasa sudah cukup dewasa untuk memahami kata cinta.

🍃🍃🍃

Lili mondar mandir diruangannya bagai setriakaan yang siap merapikan baju-baju dibawahnya. Lili pun sama seperti Reno, ada sesuatu yang bergejolak dalam dirinya, Lili merasakan sesuatu yang tidak nyaman dengan pertemuannya dengan Reno. Meskipun saat makan siang Lili berusaha menyembunyikan perasaannya didepan Reno dan Riza tapi hatinya tidak bisa dibohongi.

Lili sudah berusaha untuk melupakan Reno yang dianggapnya telah menghianati dirinya. Di saat Lili sudah sayang sama Reno, tapi Reno malah pergi meninggalkannya, Lili tidak terima dengan kepergian Reno waktu itu, kepergian yang tiba-tiba, tanpa pamit dan kejelasan. Lili merasa ditinggalkan dan dibuang setelah Lili merasa Renolah cinta sejatinya. Karena hanya Renolah yang mampu meluluhkan hatinya saat itu. Waktu SMA Lili tidak pernah punya pacar sampai akhirnya berkat kerja kerasnya Reno menarik perhatian Lili, akhirnya Lili pun jatuh hati padanya.

Lili memegang kepalanya sambil tetap modar mandir

"Ya Allah, kenapa aku harus dipertemukan lagi dengan orang itu, orang yang pernah membuatku jatuh hati sekaligus membuatku patah hati. Aku sudah berusaha untuk melupakannya dan mengikhlaskan apa yang sudah dia lakukan padaku. Aku tidak ingin kembali jatuh hati padanya, hatiku sudah aku tutup untuknya, kini hati ku sudah tertambat pada yang lain" Ungkap Lili penuh dengan keyakinan.

Lili berusaha untuk menenangkan dirinya, Lili berdiri dan mengatur nafasnya perlahan, Lili menarik nafasnya, lalu menahannya sejenak sejurus kemudian mengeluarkannya lewat mulut secara perlahan. Lili melakukannya berkali-kali, sampai Lili merasa baikan dan Lili pun duduk dikursi.

Lili mengambil cangkir didepannya dan menyeruput airnya. Lili kembali fokus pada pekerjaannya.

🍃🍃🍃

Disudut kamar yang bernuansa alam, Seorang wanita masih berpikir keras untuk bisa kembali mengingatkan Riza akan siapa dirinya. Dia mengambil ponsel diatas meja berniat untuk kembali menghubungi Riza.

"Ah, kenapa sih susah banget mengingatkannya tentang siapa aku, masa dia lupa sama aku, aku akan coba sekali lagi untuk menghubunginya." ucapnya dengan yakin

Lalu wanita itu kembali mengetikkan sesuatu di ponselnya dan trengg..chatnya terkirim.

"Ih, kenapa masih centang satu sich, Dia lagi ngapain memang jam segini, so sibuk banget sich kamu Za" ungkapnya merasa kesal

Wanita itu kembali meletakan ponselnya diatas meja, Dia menunggu balasan dari Riza yang entah kapan akan dibalasnya.

🍃🍃🍃

cweet..cweet..cweet bunyi khas ponsel Riza berbunyi. Riza mengambil ponsel dari jasnya dan trengg..layar ponselnya menyala. Riza membuka chat yang masuk di Whatshapp nya dan cklik.. dari layar ponselnya terdapat chatingan

"Hai, Assalamu'alikum Riza, apa kabarmu?, sudah ingat belum siapa aku?, ah kamu pasti masih lupa, hmm..apa kabar dengan dasi birumu yang sempat terbakar karena main kembang api sehabis acara peresmian diklat?"

Riza memicingkan matanya, sambil menatap layar ponselnya

"Dasi biru?, kembang api?, dan Peresmian diklat?"

Riza berusaha mencerna isi chating yang didapatnya, Riza berusaha mengingat ngingatnya dan semenit kmeudian Riza tersadar

"Ahaa..aku tahu sekarang kamu siapa, ih dasaaaar" ucap Riza sambil tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

(🌻🌻😊 Terimakasih buat yang setia mampir dikaryaku..like dan comenmu apalagi krisan membangunmu sangat membuatku semangat untuk up lagi 😊🌻🌻)

Terpopuler

Comments

Talaha Talabiu

Talaha Talabiu

mampir💪💪

2020-06-24

4

Veny 22

Veny 22

Aku mampir lagi thor

2020-06-16

10

yuli novelis🕊🕊

yuli novelis🕊🕊

Aku mampir ya💪💪

2020-06-15

10

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!