Terjerat Dendam CEO' Penghuni Toilet
...Hai, ini novel ketiga Kak Nana...
...Kak Nana masih perlu banyak belajar lagi dalam menulis....
...Jika salah tegur saja, agar Kak Nana lebih baik ke depannya....
...Di dalam novel ini tidak ada hikmah atau pun pelajaran yang bisa diambil....
...Murni kehaluan author semata, silahkan dinikmati dan diresapi....
...----------------...
Sugar Entertainmant.
Ruang Make Up Artist.
"Kristin! Aku harus ke toilet, perutku sangat sakit," Lunna berseru nyaring, sambil beranjak dari kursi. MUA yang duduk di samping tak sengaja menjatuhkan brush make up. Dengan sigap wanita bertubuh munggil itu membungkuk, satu tangannya terulur menyambar kuas di atas lantai.
"Whats?! Lunna satu menit lagi kita akan bertemu Mr. Alabama, dan kau baru mau ke toilet sekarang?! Yang benar saja. Tidak bisa! Tahan dulu!" Kristin panik bukan main, bagaimana tidak, di detik-detik terakhir pertemuan bersama orang terpenting di Los Angeles, Lunna ingin pergi ke toilet.
Lunna menggeram sebal. Kedua netranya melotot tajam. "Kau gila atau apa?! Kau mau aku kentut di depan Mr. Alabama." Dengan tergesa- gesa wanita setinggi 178 cm itu berjalan menuju pintu. Tak menghiraukan perkataan Kristin yang melarangnya pergi ke toilet.
Kristin tergugu. Nampak grasak-grusuk. "Tapi Lunna! Kau bisa kentut di ruangan ini, tenang saja. Artis juga manusia, mengapa kau malah pergi ke toilet? Tidak usah malu." Wanita berambut model bob itu melirik sekilas pada MUA yang sedari tadi terdiam membisu, hanya menjadi penonton saja.
Kristin, sang Manager berusaha mencegah artistnya untuk keluar dari ruangan. Sebab jarum jam terus berdetak cepat. Ia tak mau Mr. Alabama meradang atas keterlambatan pertemuan mereka, bagi budaya luar negeri, waktu adalah segalanya. Belum lagi, Mr. Alabama adalah orang yang berpengaruh di LA, pria lanjut usia itu, salah satu fans sejati Lunna.
Kaki Lunna terhenti. Dia berbalik, mengerlingkan matanya ke atas. "Kau pikir aku hanya mau kentut! Kalau mau kentut sudah aku lakukan dari tadi! Aku mau berak! B-E-R-A-K, Kris!" Dia mengeja kata berak dengan penuh penekanan.
Kristin dilanda kepanikan. "Oh my God! Kenapa kau tidak dari tadi saja beraknya!? Mengapa harus sekarang?" Sebagai seorang Manager di agensi terbesar di benua Amerika Serikat. Dia sudah cukup bersabar terhadap sikap Lunna yang terkadang menyepelekan pertemuan. Sebab sudah dua kali, Lunna bersikap seperti ini.
Lunna mengerlingkan mata lagi. Wanita itu enggan menyahut. Tubuhnya mematung seketika, tengah menahan sesuatu.
"Lun!" Kristin heran, melihat Lunna tak membalas perkataannya, biasanya Lunna akan menyahut dan berkicau cepat seperti burung beo.
"Lun!" panggilnya lagi seraya menghampiri.
Lunna bergeming, meski Kristin berada dua langkah darinya. "Shftt, diamlah, kau dengar sesuatu tidak?" Wanita berambut panjang itu meletakkan jari telunjuk di ujung bibir.
Dahi Kristin berkerut hingga tiga lipatan, tengah kebingungan. Begitu pula dengan MUA di sebrang sana, melakukan hal serupa.
Put!
Bunyi gas beracun seketika bergema di dalam ruangan.
"Lunna!" jerit Kristin, secepat kilat menutup hidungnya. Begitu juga wanita bertubuh munggil di dekat meja rias.
Reflek tangan Kristin mengibas-ibas udara di sekitar' berusaha menghilangkan jejak bau yang menusuk indera penciumannya.
"Kau makan apa, Lunna?!" Kristin teramat penasaran, mengapa aromanya sangat tak sedap dan menyengat. Kedua matanya tak sengaja melihat kumpulan nyamuk tergeletak tak berdaya di atas lantai.
"Semur jengkol! Kau sudah mencium bau kentutku yang semerbak itu, Kan. Jadi aku harus ke toilet sekarang! Sebagai Managerku, aku yakin kau bisa menangani permasalahan Mr.Alabama, aku pergi dulu. Bye-bye Managerku yang cantik jelita!" cerocos Lunna berlalu pergi, meninggalkan Kristin dan MUA yang saling melemparkan pandangan.
'Semur jengkol? Makanan apa itu?' Benak Kristin mencari jenis makanan asing yang baru masuk ke gendang telinganya.
"Duh, bagaimana ini?" gumam Kristin mencari siasat agar Mr. Alabama tak berang akan keterlambatan Lunna nantinya.
"Cantik-cantik bau kentut!" Kristin mendengus kasar setelah melihat punggung Lunna menghilang di balik pintu.
Lunna Andersean merupakan satu-satunya cucu perempuan Wali Kota Los Angeles. Sedangkan kedua orang tua Lunna adalah Leon Andersean dan Lily Marques, pengusaha terkaya dan masuk dalam jajaran sampul forbes. Kedua orang tua Lunna saat ini berada di Indonesia. Leon merupakan kelompok mafia' bernama Montero, mafia yang disegani di LA. Berbeda dengan Lunna, dia anggota mafia bernama Draglife, kelompok mafia yang terkenal di Moskow, Rusia.
Selesai mengenyam pendidikan strata-1 di jurusan dunia akting University of Arts Helsinki, Finlandia. Lunna ingin menggapai mimpinya dengan menjadi artis terkenal. Dan di sini lah dia sekarang, merintis semuanya dari nol. Tak ada yang mengetahui identitas Lunna hingga saat ini. Dia sengaja merahasiakan latar belakangnya dari khalayak publik. Entah, motif apa yang membuat Lunna menyembunyikan jati dirinya.
Di dunia entertainmant, Lunna di kenal dengan nama samaran Lunna A. Dia berada di naungan agensi Sugar Entertainmant, agensi ternama di Los Angeles. Gedung mewah bertingkat tiga puluh lantai ini menerbitkan banyak aktris papan atas dan beberapa model terkenal.
Lunna adalah salah satu artis pendatang, yang baru melejit namanya dalam satu tahun belakang. Akting Lunna begitu apik dan menjiwai, sehingga para fans fanatik maupun fans sejati, begitu mengagumi dan mengelu-elukan namanya. Kesuksesan Lunna berasal dari usahanya sendiri tanpa campur tangan keluarganya.
Tak cukup sampai di situ, Lunna juga menjadi bintang iklan di beberapa produk terkenal, seperti Mayb*lin*, Guc**, Pra**, Chan***, Fend* dan masih banyak lagi. Lantas ketenaran Lunna, membuat sebagian besar orang, menaruh rasa iri dan dengki padanya, namun Lunna tak peduli dan masa bodoh.
Lunna memiliki postur tubuh yang proporsional dengan tinggi badan 178 cm. Rambut panjang berkilau, bibir yang sensual, mata nan tegas, dan hidung mancung bak patung Dewi Aphrodite, salah satu Dewi kecantikan di zaman Yunani kuno yang digambarkan memiliki paras cantik dan menawan. Sempurna bukan? Siapa yang tidak iri pada Lunna A.
Dengan tergesa-gesa kaki Lunna berayun, mencari toilet yang bisa ia gunakan. Sebab, sedari tadi, toilet di lantai tiga tak dapat digunakan alias rusak. Aneh saja, di gedung mewah dan megah toilet tak dapat berfungsi sama sekali. Di sepanjang kaki melangkah, Lunna menggerutu di dalam hati.
Put!
Bunyi gas keluar dari bokongnya lagi.
Kepala Lunna celingak-celinguk, berharap tak ada orang yang mendengar, bisa hancur image-nya.
"Fiuh." Lunna lega sebab tak ada orang di sekitar lorong.
"Aduh, bagaimana ini? Darla! Pasti dia menabur sesuatu di semur jengkolku! Argh! Awas saja kau, Darla! Aku kutuk kau menjadi jengkol!"
Lunna mempercepat langkah kaki, karena sesuatu di belakang mendesak untuk keluar. Dia menuju lift hendak mencari toilet di lantai empat. Benda besi berbentuk kotak itu membawanya cepat ke lantai empat. Kaki Lunna berayun lincah. Setelah dentingan bunyi lift terdengar. Namun tiba-tiba kakinya terhenti.
"Eh, aku nggak kecepirit, Kan?" Lunna bertanya sendiri sembari menoleh ke belakang bokongnya.
*
*
"Ah h h lebih cepat Britney!"
"Bersabar lah Jack! Aku akan memuaskanmu."
Terdengar dua insan manusia berbicara di dalam bilik toilet. Keduanya sedang bercumbu mesra sambil mendesah nyaring. Tampak seorang pria duduk di atas toilet, sementara itu seorang wanita berjongkok dihadapannya.
"Iya! Cepatlah aku sebentar lagi harus bertemu Mr. Alabama." Jack menarik sejenak kepala Britney, agar dapat melihat wajah pacar sewaannya itu. Pria bernetra warna hitam itu menyeringai tipis.
Britney tersenyum simpul, melihat raut wajah Jack sedang menahan sabar, tangannya mengelus-elus belalai Jack yang sedari tadi sudah terlihat menegang.
"Tapi ada syaratnya, belikan aku tas dan apartment!" Wanita yang berprofesi sebagai salah satu model di agensi Sugar Entertainmant, mengedipkan satu matanya.
Satu alis Jack terangkat. "Oke, sekarang cepat!" Ia langsung mengarahkan kepala Britney ke bawah perutnya.
"Ouch, ouch, you wild! B*tch, faster!" Kepala Jack mendongak ke atas, menikmati setiap sentuhan lidah tornado Britney.
[Aduh, aduh, kau liar! J*l*ng lebih cepat]
Brak!
Dentuman pintu menghentikan aktivitas Jack dan Britney. Keduanya mematung di tempat, kala melihat seorang wanita bermuka merah, melotot tajam ke arah mereka. Iya, itu adalah Lunna, dia baru saja menemukan toilet namun bukan toilet khusus wanita melainkan toilet pria. Setelah memeriksa setiap bilik, hanya satu bilik ini yang tidak dikunci. Dengan terpaksa dia menendang pintu dalam satu kali hentakan.
Nafas Lunna memburu, menahan gejolak di dalam perut. Kedua mata Lunna tak sengaja melihat burung gagak Jack.
'Lumayan panjang." Mata Lunna berkedip pelan, memindai tongkat basseball di depan.
Sedangkan Jack dan Britney mengedipkan mata mereka berkali-kali, masih belum tersadar sama sekali akan kejadian saat ini. Keduanya masih mode ling-lung.
"Minggir!" teriak Lunna sambil menarik kuat rambut Britney dan dasi Jack. Saat keduanya tak bergeming.
"Apa yang kau lakukan wanita gila!?" Jack memekik sebab lehernya tercekik gara-gara dasinya di tarik Lunna. Begitu pula dengan Britney sedari tadi berteriak histeris, rambutnya di cengkram kuat.
"Diam lah! Tidak usah banyak bertanya! Aku mau berak!" Lunna mendorong kasar tubuh Jack dan Britney hingga terjembab di lantai. Secepat kilat Lunna masuk ke dalam bilik tanpa menghiraukan sumpah serapah Jack.
"Wanita gila! Buka pintunya!" Jack mengedor-edor pintu toilet. Dia meradang sebab wanita yang tak asing wajahnya itu menganggu aktivitas panasnya.
"Jack! Sudah lah, lebih baik kita cari tempat lain saja," kata Britney sambil menarik satu tangan Jack.
Jack mengibas cepat tangannya. "Diam kau! Moodku sudah hancur!" Pria itu melangkah cepat keluar. Meninggalkan Britney, yang memanggil namanya berulang kali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Yuli Yanti
mamfir lgi thor
2024-05-19
0
Edah J
Ikutan hadirr ah☝️
2023-09-16
0
abu😻acii
lucu sama karakter luna, 😂😂orang lgi enak2
2023-04-18
0