Jack menatap datar wanita di depan. Dia tak berniat membalas pertanyaan Lunna sama sekali. Pria setinggi 188 cm itu, melirik Yuri yang sedari tadi berdiri tegap tak jauh darinya. Seakan mengerti bahasa mata, Yuri menelan saliva pelan, lalu mulai membuka bibirnya.
"Lunna A, Tuan Jack ingin menikah kontrak dengan anda?" Yuri berkata hati-hati. Walau, sebenarnya dia juga bingung dengan keputusan mendadak Jack. Tadi, sebelum Jack pergi ke tempat acara. Yuri diminta untuk membuat dokumen nikah kontrak untuk Jack dan Lunna. Sebagai bawahan dia mengikuti perintah Jack.
"Ha?" Lunna melonggo, berusaha mencerna perkataan Yuri barusan. Apa dia salah mendengar atau mereka sedang bercanda? Tapi kalau melihat ekspresi Jack dan Yuri sekarang. Dapat dipastikan mereka tidak sedang bercanda.
Kedua mata Lunna memicing. "Atas dasar apa anda mengajak saya menikah?" Tatapan tajam dilayangkan pada Jack saat ini.
Lagi dan lagi, Jack tak menyahut, hanya menatap datar tanpa memberikan ekspresi sama sekali.
"Kau tuli atau apa Tuan!?" Lunna mulai berani, sebab dia paling tidak suka dengan sikap pria seperti Jack.
"Baca lah sampai habis!" Jack mulai tersulut emosi, kala Lunna menantangnya, seumur-umur tak pernah, ada yang berani melawannya, selain wanita di depan.
Lunna mendengus kasar, lalu mulai membaca kalimat yang tertera di dalam kertas. Dia membalik kertas satu per-satu, hingga di lembar kelima. Kedua matanya mulai terbelalak.
'Hanya karena aku menganggunya bercocok tanam dia marah? Yang benar saja? Dia gila atau apa? Tidak masuk diakal, cih! Ini seperti di novel saja!'
Sebelum membaca lembaran yang banyak itu sampai habis. Lunna melempar dokumen di atas meja sama seperti yang dilakukan Jack tadi. Dengan angkuh, Lunna menyilangkan kaki sambil bersidekap di dada. Matanya menatap dingin Jack.
"Bagaimana?" tanya Jack menahan sabar dengan sikap Lunna.
Lunna mencibir. "Mr.Jack apa anda orang yang tempramen?"
Dahi Jack berkerut samar, lalu berkata,"Maksudmu?"
Pertanyaan Lunna membuatnya sedikit tersinggung, memang benar dia mudah terbawa emosi. Apalagi jika mengingat bayangan masa lalunya dahulu. Dia akan semakin meradang dan siap menghancurkan benda di sekitar.
Lunna menghela nafas, sebelum berucap,"Maksudku, apakah anda orang mudah marah? Hanya karena saya tak sengaja mengusik kegiatan panas anda di toilet."
"Iya!" Hanya kata itu yang terlintas di kepala Jack, karena dia tak bisa mengelak. Alasan itu yang bisa dia lontarkan untuk menjerat Lunna.
Lunna terkekeh-terkekeh pelan, sejenak, mengeleng. Kemudian tersenyum sinis.
"Apa ada yang lucu?" tanya Jack mengubah posisi duduknya.
"Tentu saja, aku tak tahu bagaimana pacar-pacar sewaan anda, bisa sabar menghadapi sikap anda?"
Jack beranjak. "Kau!" Dia naik pitam, saat melihat pancaran mata Lunna seakan mengejek.
Lunna tak berniat membalas perkataan Jack, dia mengibas rambut sisi kanannya sesaat.
"Jadi kau mau menikah denganku atau tidak!?" tanyanya, murka.
"Tidak, aku menolak! Sudah lah Mr.Harlow yang terhormat lebih baik anda mengajak Britney menikah kontrak, kasihan dia sudah dimasuki burung pipit, tapi tidak dinikahi. Aku pergi!" sahut Lunna hendak melangkah.
"Haha!" Tiba-tiba Jack tertawa sambil bertepuk tangan.
"Aku hanya ingin menikahimu, anggap saja itu karena kesalahanmu. Lagi pula hanya satu bulan, tidak lama, kalau kau tak menuruti perkataanku, aku akan membuat karirmu hancur." Jack mulai berjalan, mendekati Lunna.
Lunna menoleh, berdecak kesal. "Apa anda selalu melakukan trik murahan, hanya untuk kesenangan semata?"
"Kalau iya, kenapa?" Jack melotot tajam, lalu memegang dagu Lunna. Kemudian mendekatkan bibir di daun telinganya.
"Atau mau aku sebarkan video kau sedang berak?"
Hembusan nafas Jack menerpa tengkuk Lunna. Sensasi geli melandanya sesaat. Wanita itu melebarkan mata saat mendengar ucapan Jack.
"Apa maksud anda?" tanyanya, penasaran sembari mengibaskan tangan Jack.
Jack enggan menyahut. Melirik Yuri lagi, memintanya menjadi juru bicara. Yuri mengerti, sedari tadi ia was-was dengan sikap Jack. Takut, menyakiti idolanya.
"Lunna A. Tuan Jack akan memberikanmu waktu hingga lusa, pikirkan baik-baik. Bawa lah dokumen itu, jika Lunna A, menolak-"
"Whatever, aku tidak peduli!" potong Lunna, lalu berjalan cepat ke arah pintu tanpa menoleh ke belakang. Sedari tadi, dia sudah menahan diri untuk tidak membogem wajah Jack yang menyebalkan, menurutnya.
Jack dan Yuri menatap punggung Lunna hingga menghilang di pintu.
"Tuan," panggil Yuri sambil mengambil dokumen di atas meja.
"Kirimkan nanti ke apartmentnya," kata Jack, berjalan ke arah meja kerjanya.
Yuri membungkuk sedikit. "Baik, Tuan. Tapi Tuan, Yuri penasaran, mengapa Tuan ingin menikahi Lunna A. Apa Tuan menyukai Lunna A?" tanya Yuri polos. Rasanya cukup aneh, baginya. Kemarin, Jack mencak-mencak karena ulah Lunna membuatnya tak bisa menuntaskan hasrat. Lantas, ada apakah gerangan, Jack tiba-tiba ingin menikah dan anehnya nikah kontrak alias di atas kertas.
Jack menatap datar Yuri. "Kau tak perlu tahu, karena dulu dia pernah membuatku susah tidur."
Yuri hanya ber oh ria. Otak polosnya malah salah mengartikan, karena memang ucapan Jack begitu ambigu.
'Jangan-jangan Lunna A, wanita yang pernah menjalin hubungan dengan Tuan Jack. Baiklah, Yuri akan membantu mereka bersatu, hehe." Benak Yuri mulai merangkai rencana.
*
*
Lunna menapaki tangga demi tangga. Dia kesal bukan main, sebab lift terpasang tanda tak bisa digunakan. Selama seminggu ini ada-ada saja kesialan yang menimpanya. Dia yakin ada seseorang yang berniat mengerjainya. Namun, dia belum bisa memastikan dan tak bisa menuduh seseorang tanpa bukti yang jelas. Peluh keringat membasahi keningnya. Beruntung long dress yang dikenakan, di samping terdapat belahan. Jadi dia tidak kesusahan berjalan.
"Argh!" Jeritan Lunna menggema di tangga darurat.
"Dasar Jack-Jack menyebalkan! Entah apa maunya itu?! B@jingan!"
"Apa dia bilang tadi, video berak! Tidak mungkin dia merekam aku tengah berak, Kan?"
"Haha, itu hal yang mustahil!"
Lunna meluapkan emosinya berapi-api, tanpa menghentikan langkah kakinya.
"Eh tapi tunggu dulu!"
Ayunan kaki Lunna terhenti. Pikiran Lunna menerawang pada hari kemarin.
"Haaaaaa! Tidak mungkin!" Lunna memekik nyaring, mungkin suaranya tembus ke lantai di bawah sana.
"Aduh gawat-gawat! Haaaaaaaaaaa! Mommy tolong Lunna! Kenapa kau bodoh, Lunna?!"
Ruang khusus Lunna A.
"Lunna, kau kenapa? Mukamu di tekuk seperti itu? Bagaimana Tuan Jack mengatakan apa padamu? Kenapa kau berkeringat banyak?" cecar Kristin beruntun kala melihat Lunna menyelenong masuk lalu duduk di sofa berhadapan dengannya.
Lunna malah bersidekap dada, nafasnya memburu, wajahnya memberengut kesal.
"Lun!" Kristin menyodorkan Lunna selembar tisu, saat melihat peluh keringat banjir di keningnya.
Lunna menyambar, dan menyeka cepat. "Hah!" Menghela nafas sejenak, lalu mer*mas tisu dan melemparnya ke tong sampah.
"Kau kenapa sih?" tanya Kristin, penasaran. Dia merasa ada marabahaya di sekitar Lunna sebab pancaran mata artis yang dibinanya menyiratkan kecemasan luar biasa.
Lunna menatap lekat Kristin.
"Kau mau tahu Kris, si Jack-Jack itu mengajakku, menikah kontrak!"
"Hah!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Surati
jangan mau Luna dengan Jack . ishhhh
2023-02-21
0
Nia sumania
😱😱😱
2022-10-24
1
Nia sumania
aku suka nih, jangan sampai takluk dan tunduk sama laki modelan si Jack.
2022-10-24
2