Lunna memutar bola mata ke atas sembari bersidekap di dada, mendengar perkataan Britney. Padahal yang memulai duluan adalah si Burit. Dia menahan rasa sebal di hatinya dan memilih bersikap tenang. Dari balik kacamata hitamnya dia dapat melihat Britney berakting seperti orang yang benar-benar kesakitan.
Jack berjalan mendekati Britney. Dan menelisik tubuh pacar sewaanya itu.
"Siapa yang menyerang duluan?" tanya Jack sambil melirik Lunna yang masa bodoh dan lebih melanjutkan makan coklatnya yang tertunda tadi.
Lunna enggan menyahut, karena sudah tahu skenario wanita di depannya.
'Dia yang menyerang aku duluan baby, sayang, honey bunny sweety,' kata Lunna dalam hati.
Britney menunjuk Lunna. "Dia yang menyerang aku duluan, Honey." rengeknya sembari bergelayut manja di lengan Jack.
Perkataan Lunna di dalam hati menjadi kenyataan. Dia sudah paham betul dengan sikap Britney si pengadu bulu domba.
Jack mulai tersulut emosi. "Kau menyerang kekasihku!?" tanyanya dengan nafas memburu.
Lunna mulai beraksi dengan melepas kaca mata. Lalu menarik nafas pelan. Melirik sinis Britney, lalu berkata, "Mr. CEO ku yang terhormat, anda bisa memeriksa CCTV di gedung ini. Ada dua belas kamera di sini, siapa yang menyerang duluan. Dan kau burit jangan memutar balikkan fakta! Cih!"
Britney menggeram sebal, mendengar Lunna memanggilnya 'burit'. Dia ingin menjambak Lunna lagi, tapi diurungkannya sebab Jack berada di dekatnya.
Jack terdiam. Dia tak boleh bertindak gegabah, sebenarnya, sedari tadi, dia melihat siapa yang menyerang terlebih dahulu. Lantas, dia sengaja ingin membuat citra Lunna buruk. Tapi, melihat sikap Lunna yang tenang dan ucapan yang dilontarkan Lunna, memang benar, membuatnya berpikir dua kali untuk meneruskan perkataan.
Dia tak menyangka, Lunna pandai membela diri. Aura wanita di depan berbeda dari kebanyakan wanita yang pernah dia temui. Rasa balas dendamnya semakin menggebu. Dan harus segera dia laksanakan. Seulas senyum penuh arti terbit di wajah Jack.
"Benar kata Lunna A, Tuan. Yuri akan memeriksa CCTV," kata Yuri. Sedari tadi dia berdiri di belakang Jack.
Jack enggan menyahut masih memperhatikan Lunna dari dekat.
"Lunna A, tidak apa-apa?" Yuri bertanya hati-hati, kedua matanya mengamati tubuh Lunna.
Lunna tersenyum tipis. "Tidak apa-apa Yuri, Lunna A selalu baik-baik saja." Yuri membalas dengan mengembangkan senyuman.
"Baik lah, Mr.Harlow. Aku harus ke atas, bersiap-siap untuk acara penyambutanmu, jika memang aku bersalah karena menyerang kekasihmu, aku meminta maaf," kata Lunna sebelum berlalu pergi.
"Tunggu!" Jack berseru cukup nyaring.
Lunna menoleh, menaikkan sebelah alis mata. "Ada apa, Mr. Harlow?"
"Selesai penyambutanku, ke ruanganku!" kata Jack ketus.
Britney dan teman modelnya tersenyum penuh kemenangan, mengira rencana mereka menjebak Lunna untuk mendapatkan sanksi, berhasil.
'Rasakan itu! Dasar pel*cur!' desis Britney sambil menatap tajam Lunna.
"Fine (baik)." Kaki Lunna dan Kristin berayun, berjalan menuju lift.
Ruang Make Up [Lunna. A]
Lunna sudah berganti pakaian sesuai pilihan Kristin. MUA masih memoles sedikit pipinya dengan blush on berwarna peach.
"Aku tidak mengerti, mengapa Britney selalu mencari gara-gara denganmu," kata Kristin sambil melihat Lunna di cermin.
Lunna mendengus, lalu berkata,"Mungkin dia iri dengan kecantikanku yang paripurna ini." Seulas senyum semanis madu mengembang diwajahnya.
Kristin mencibir,"Iya, iya Lunna A, memang benar mungkin karena mereka iri."
"Bingo!" Lunna beranjak setelah MUA menyelesaikan riasannya.
"Lunna, apa menurutmu Mr. Harlow akan memberikan sanksi nanti padamu?" Kristin harap-harap cemas, teringat perkataan Jack meminta Lunna ke ruangannya.
"Aku tidak tahu, Kris. Tapi kalau dia memberikan aku sanksi berarti dia bodoh! Karena di tipu daya oleh si burit itu!" sahut Lunna sambil merapikan long dress-nya.
Kristin tak menyahut, nampak berpikir. Dia tak mau Lunna terkena sanksi, karena itu bisa merusak reputasi Lunna. Dia merasa aneh, dengan sikap Jack yang tiba-tiba peduli pada Britney, karena setahunya, Jack terkesan cuek dan tak peduli terhadap wanitanya. Dari kabar burung yang berhembus, Britney hanya lah pacar sewaan. Lalu mengapa Jack terkesan menunjukkan Britney berarti di dalam hidupnya. Kepala Kristin pening, pikirannya melanglang buana entah kemana.
"Kris, kau tidak apa-apa?" Lunna bertanya, kala Kristin tak membalas ucapannya.
Kristin menggeleng pelan.
"Aku baik-baik saja, ayo kita pergi." Kristin menyambar tas Lunna dan miliknya di atas meja rias.
Lunna mengangguk pelan.
*
*
Acara penyambutan, kembalinya Jack Harlow dari Jepang sudah berlangsung selama kurang lebih satu jam. Beberapa petinggi dan pengusaha yang menanam saham, memberikan ucapan selamat datang kembali' pada si pemilik. Dengan gagah Jack menyelami beberapa tamu yang diundang.
Britney berdiri di sampingnya sembari menautkan tangan ke lengan Jack. Senyum merekah di wajah Britney, dia melambung tinggi. Baru kali ini, Jack mau mengajaknya berkenalan dengan kolega Jack. Walau pun, Jack memperkenalkan dirinya sebagai teman. Itu sudah cukup baginya, karena Jack menganggapnya pacar sewaan tak lebih.
Yuri dari belakang mengekori Jack, sesekali dia melirik Lunna A di ujung sana, sedang berbincang-bincang, Yuri adalah fans sejati Lunna. Dia sangat mengagumi Lunna, karena kepribadiannya. Dan ternyata Jack juga curi-curi pandang, melihat Lunna. Bukan rasa kagum, melainkan rasa tak sabar ingin membalaskan dendamnya.
'Aku akan membuatmu menderita, sama seperti diriku dulu,' desis Jack menatap dingin ke arah Lunna A.
Setelah selesai acara. Jack dan Yuri berlalu pergi, meninggalkan ruangan, begitu pula dengan Britney. Dia memberengut, karena Jack tak mengajaknya ke ruangan. Dia penasaran apa yang akan dilakukan Jack pada Lunna.
Wanita berdarah Spanyol itu berharap Lunna mendapatkan hukuman sanksi selama satu bulan untuk tidak syuting. Melirik Lunna sedikit di sebrang sana. Dia menatap tajam. Dengan langkah kesal Britney pulang ke apartmentnya karena hari ini, dia tak ada jadwal pemotretan.
"Lun, selepas acara Mr.Jack ingin bertemu denganmu, kau tidak lupa, Kan?" Kristin mengingatkan setelah melihat kepergian Britney dengan raut wajah menggeram sebal.
Lunna menoleh, meneguk sedikit anggur merah di gelasnya. "Tentu saja aku ingat betul dengan perkataan Mr.Jack-Jack."
Dahi Kristin berkerut. "Jack-Jack?"
Lunna terkekeh pelan. "Panggilan dari ku untuknya, kau ingat film kartun the incredibles yang anak bayi itu, namanya Jack-Jack, jadi aku memberikan nama eksklusif teruntuk Mr.Harlow," katanya sambil tersenyum sinis.
"Kau ini, ya sudah. Ayo kita ke sana sekarang."
Lunna mengangguk sembari meneguk anggur merah yang bertengker di tangannya hingga tandas.
*
*
Ruang Kerja
[Mr. Harlow]
Brak!
"Apa ini?" tanya Lunna sambil menggapai tumpukan dokumen di atas meja. Dia kebingungan baru saja dipersilahkan duduk. Jack sudah melemparkan dokumen.
Jack menatap datar tanpa ekspresi, sambil menaruh kaki kanannya di atas lutut kiri.
"Baca!" titahnya tak ingin di bantah.
Lunna membuka cepat lembaran kertas yang disodorkan padanya. Dahinya berkerut kuat, lalu berkata,"Nikah kontrak? Maksudnya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Surati
ayo Luna hajar si burik 😃😃
2023-02-21
0
Hulapao
yaampun Lunna pinter banget panggil dia burit 🤣
2022-09-27
0
Loly
keren nih karakternya suka
2022-08-29
0