Quinsy seakan terpesona oleh kemahiran yang dimiliki Glen. Baru Quinsy sadawri bila ternyata atasannya itu memiliki wajah yang cukup tampan. Pantas saja, banyak wanita yang menggilainya di hapus waktu itu.
Saat Quinsy tengah menikmati ketampanan yang dimiliki oleh atasannya, makanan yang di masak oleh Glen telah tersakiti di atas meja.
"Nah makanlah! Setelah ini aku akan mengantarkanmu pulang."
Quinsy tersentak dari lamunannya, gadis itu kemudian mengangguk dan mulai menyantap sup yang dibuatkan oleh Glen. Senyumnya mengembang kala cita rasa sup itu menyentuh lidah Quinsy.
"Em...! Ini sangat enak, kau begitu pandai dalam membuat makanan. Mengapa kau tidak membuka restoran saja?"
"Aku terbiasa hidup sendiri sejak kecil jadi, aku biasanya mengisi waktu dengan membuat beberapa masakan bersama Ibu pengasuhku."
"Sendiri? Lalu bagaimana dengan orang tuamu?"
"Mereka selalu sibuk dengan perusahaan."
Jawaban yang diberikan oleh Glen, membuat Quinsy sedikit kasihan pada pria dewasa itu. Kini Quinsy makin bersyukur dengan kehidupannya. Walaupun orang tuanya juga selalu sibuk dengan pekerjaan mereka, tapi Quinsy tidak pernah kekurangan kasih sayang dari mereka.
"Kau tidak ikut makan?"
"Aku sudah kenyang melihat kau makan dengan lahap sup buatanku."
Wajah Quinsy langsung memerah saat mendengar ucapan Glenbarusan. 'Apakah aku terlihat rakus?' Batin Quinsy bertanya-tanya.
Usai menghabiskan sup buatan Glen, seperti yang dijanjikan oleh pria itu, kini dia mengantarkan Quinsy kembali ke rumahnya.
"Terimakasih Tuan." Ucap Quinsy pada Glen saat ingin turun dari mobil. Setelah gadis itu memasuki rumahnya, Glen lalu melajukan mobilnya meninggalkan kediaman Quinsy.
"Siapa yang mengantarkan pulang barusan?"
Pertanyaan itu dari sang Kakak kedua, Morgan. Ia mendapat laporan dari supir yang biasa mengantar dan menjemput Quinsy, bila adiknya itu pergi tanpa memberitahukan terlebih dahulu. Dan kini, gadis itu pulang diantar oleh seseorang yang tidak dikenal.
"Aku diantar sama bosku kok Kak."
"Bos? Kamu bekerja di mana lagi?"
"Quinsy kerja di perusahaan Hamwart, tadi itu CEO di perusahaan itu." Jelas Quinsy pada sang Kakak.
Morgan terkejut saat mendengar Quinsy menyebutkan nama perusahaan tempatnya bekerja. Pasalnya Morgan tahu betul siapa Glen itu. Begitu juga peraturan perusahaan yang dipegang olehnya.
"Kamu gak bohongkan Quinsy?"
"Ya enggak lah Kak, kalo Kakak gak percaya Quinsy bisa kok nelpon dia dan nyuruh buat jelasin ke Kakak."
"Ok, Kakak percaya. Tapi lain kali kamu kasih tau supir dulu kalau mau pergi sana orang lain. Kasihan dia udah nunggu kamu lama, tapi kamu malah pergi sama orang."
"Ia Kak, Quinsy janji."
Morgan mengusap lembut kepala Adiknya, ia lalu menyuruh Quinsy kembali ke kamar dan beristirahat. Quinsy menurut dan bergegas menaiki tangga, tapi kakinya yang cedera masih terasa mengilu membuat gadis itu harus berhati-hati saat memijakkan kakinya.
Setibanya giat di kamar, Quinsy langsung ganti merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya. Tubuhnya sangat lelah seharian ini berlarian hanya untuk membawakan pesanan sang atasan. Tak berapa lama matanya pun terpejam, Quinsy kini sudah terlelap ke alam mimpi.
Morgan ingin menanyakan mengapa Adiknya bisa sampai bekerja untuk perusahaan keluarga Hamwart, jadi dia memutuskan untuk mendatangi kamar san Adik. Tapi sudah beberapa kali mengetuk pintu kamarnya, Quinsy belum juga menjawab. Hingga Morgan membuka pintu kamar yang ternyata tidak terkunci.
Dilihatnya tubuh sang adik yang berbaring di atas ranjangnya, dengan posisi tidak benar. Mata gadis cantik itu telah terpejam rapat, menandakan bila Quinsy telah terlelap.
Morgan membantu Quinsy untuk membenarkan posisi tidurnya dan mematikan lampu, sebelum meninggalkan kamar sang Adik.
Pagi harinya, saat Morgan tengah menikmati secangkir kopi dan sarapan, ponselnya tiba-tiba berdering. Rupanya itu adalah panggilan dari orang kepercayaannya di perusahaan.
"Maaf Tuan, tapi kami masih belum dapat menemukan sepasang model untuk pengganti model sebelumnya."
"Kota New York bukanlah kota yang kekurangan model bukan? Bagaimana mungkin kalian tidak bisa menemukan model yang lebih berkelas?"
Quinsy yang baru saja duduk di kursinya mendengar percakapan sang Kakak bersama seseorang di ponselnya. Dia melihat wajah Kakak keduanya yang begitu tegang, jadi Quinsy berniat menawarkan diri untuk memberikan bantuan.
Saat panggilan berakhir, Quinsy mengutarakan niatnya untuk memberi bantuan pada sang Kakak.
"Kak, ada apa?"
"Hanya masalah orang kantor, mereka tidak bisa menemukan model pengganti yang cocok untuk dijadikan model ambasador perusahaan."
"Memang ada apa dengan model yang dulu?"
"Ngga ada apa-apa, Kakak hanya mereka tidak cocok untuk jadi model ambasadornya."
"Gimana kalau Quinsy? Quinsy kan cantik, pinter, lebih lagi Quinsy juga model."
Morgan nampak berfikir sejenak, ia baru teringat bila sang Adik juga seorang model. Dan sepertinya Quinsy pun cocok untuk menjadi ambasador perusahaan mereka.
"Kalau kamu mau, terserah. Tapi Kakak gak mau kamu sampai bolos kuliah cuman gara-gara hal ini, paham?"
"Ok, Kakak tenang aja, aku husa mengatur waktuku. Jadi kapan pemotretannya?"
"Siang ini, kamu ada waktu?"
"Ada, pulang kuliah nanti aku akan lanhsung ke perusahaan."
"Gimana pekerjaan kamu di perusahaan Hamwart?" Morgan teringat akan pekerjaan baru yang dimiliki sang Adik di perusahaan keluarga Hamwart, itulah mengapa dia bertanya.
"Gak masalah, nanti Quinsy akan ijin sama CEO nya."
Jadi tibalah dia di kampusnya, Quinsy langsung menghampiri ketiga sahabatnya yang telah berkumpul di bawah pohon rindang tempat mereka biasa berkumpul.
"Bagaimana kalau siang ini kita ke kafe ku? Sudah lama bukan kita tidak pernah berkumpul bersama lagi?"
"Tidak bisa, aku harus melakukan pemotretan siang ini." Tolak Jessy.
"Akupun tidak bisa, siang ini aku akan bertemu dengan calon yang dijodohkan oleh Mama"
Perkataan Emy membuat ketiga sahabatnya menoleh langsung ke arahnya dengan bola mata yang melebar. "What??!" Seru ketiganya bersamaan.
"Jadi itu hari ini? Oh Emy, aku harap pria itu adalah orang yang baik." Ucap Sonya sambil memberikan pelukan pada sahabatnya itu.
Emy hanya mengangguk lemah, ia tidak dapat berkata apa-apa lagi. Semuanya terlalu mengejutkan baginya, untunglah dia masih memiliki ketiga sahabatnya itu yang selalu memberikan dukungan padanya.
......................
Di kantornya, Glen tengah sibuk dengan beberapa orang dari divisi oprasional, mereka tengah membahas mengenai penanaman saham di beberapa perusahaan lain yang mengalami sedikit kendala.
Hal itu tentu saja membuat Glen amat sangat jengkel, ia tidak mengira bila masih ada orang yang ingin bermain-main dengan perusahaannya. Dan saat Glen ingin memberikan titah pada anak buahnya, terdengar suara ponsel yang mengganggu.
"Ponsel siapa itu? apakah kalian tidak tahu aturan?! Ponsel harusnya di silent!" Bentaknya pada seluruh staf yang ada di sana.
"Maaf Tuan itu sepertinya ponsel Anda." Ucap salah satu karyawan dengan nada bergetar ketakutan.
Glen melihat ke arah ponselnya dan benar saja, suara berisik itu ternyata berasal dari panggilan yang dilakukan oleh Quinsy. Glen buru-buru menjawab panggilan dari gadis cantik itu.
"Maaf Tuan, sepertinya hari ini saya tidak bisa pergi ke perusahaan. Saya harus membantu Kakak untuk menyelesaikan masalah di perusahaan kami. Apakah Tuan mengijinkan saya?"
Pertanyaan dengan nada memelas itu membuat Glen tidak mampu untuk menolaknya. Dengan hati terpaksa dia memberikan ijin pada Quinsy untuk membantu menyelesaikan masalah di perusahaan mereka.
"Cari tahu mengenai perusahaan keluarga Karren. Apa saja masalah yang sedang terjadi di sana dan segera laporkan padaku!" Titah nya pada anak buahnya di sana.
Hal itu tentu saja membuat mereka kebingungan, bagaimana tidak? Mereka saat ini sedang membahas mengenai investasi yang bermasalah dengan perusahan lain. Tapi mengapa CEO mereka justru ingin mengetahui masalah yang terjadi di perusahaan keluarga Karren yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan perusahaan mereka.
BERSAMBUNG....
♡Aduh, akhirnya bisa up lagi...😢
Semoga kedepannya gak akan ada halangan lagi ya😁
Tetap dukung karyaku dengan memberikan like,komen dan jadikan vaforit...😉😉♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Sophia Aya
Glen kamu lucu deh
2023-07-03
0