Saat Quinsy tengah melakukan pengecekan terhadap beberapa gaun yang baru saja tiba dari Indonesia bersama para staf buktinya, ada seorang gadis yang menuju kearahnya. Gadis itu dengan sombongnya merampas gaun yang berada dihadapan Quinsy.
"Pelayan cafe sepertimu, tidak pantas menyentuh gaun cantik di butik ini. Ah, aku tahu, kau pasti pegawai baru di sinikan?"
Gadis itu adalah gadis yang hampir menampar Quinsy saat di cafe milik Sonya. Ia tidak mengetahui bila Quinsy adalah pemilik butik tempatnya berada saat ini.
Ucapan gadis itu tentu saja membuat Manajer butik di sana naik darah. Pasalnya ia telah menghina seorang pemilik dari tempatnya berkerja.
"Hei Nona, Jaga ucapanmu!" Belum selesai Manajer itu berucap, Quinsy sudah menghentikannya dengan mengangkat sebelah tangan kanannya.
"Tak apa Rebeca, biarkan dia berkata sesukanya. Seekor Anjing hanya bisa menggonggong, jadi kita tidak perlu menjelaskan apapun padanya." Ucap Quinsy dengan tenangnya.
Gadis itu semakin emosi, kala Quinsy memberikan perumpamaan tentang Anjing pada dirinya. "Kau!" Tunjuknya pada Quinsy, tapi belum sempat ia menyelesaikan ucapannya, Quinsy lebih dulu menangkap telunjuk gadis itu dan berkata "Gratiskan apapun yang diinginkan oleh orang ini. Kebetulan, aku sedang ingin beramal pada rakyat jelata."
"Baik Nona." Ucap seluruh staf butik yang berada di sana pada Quinsy. Gadis itu pun meninggalkan lawan bicara yang kini membatu di tempatnya.
'Apakah dia pemilik butik ini? Seorang pelayan cafe? Tidak mungkin!' Batin gadis itu lalu pergi meninggalkan butik milik Quinsy dengan penuh emosi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Quinsy kini telah berada di Universitas tempatnya berkuliah. Kedua sahabatnya menyambut kedatangan gadis itu di dalam ruang kelas mereka.
"Quinsy, kau akan sangat terkejut dengan apa yang terjadi saat ini" Ucap Sonya yang duduk tepat di sebelah Quinsy.
"Dan hal apakah itu?" tanya Quinsy penasaran. Sayangnya, belum sempat Sonya memberitahukan hal yang di maksudkan, suara seseorang telah lebih dulu menghentikannya.
"Selamat pagi semua, kita bertemu lagi."
Quinsy, yang mengenali suara itu langsung menoleh kearah suara, dan mendapati wajah tampan tapi menyebalkan di sana. Mata sipit miliknya langsung terbelalak kala melihat Glen kini menjadi seorang Dosen di pelajaran mata kuliahnya.
'What the f*ck?' Batin Quinsy masih tak percaya, gadis itupun menoleh kearah dua sahabatnya untuk meminta penjelasan. Tapi keduanya hanya menggedikkan bahu pada Quinsy. Quinsy pun mengerang lemah, kelihatannya mata kuliah yang dipilihnya kali ini akan jadi sangat sulit kedepannya.
Sementara di depan sana, Glen tersenyum puas melihat kehadiran sang gadis incarannya. 'Akhirnya, dia datang juga. Kita lihat saja, apakah kali ini kau akan luluh padaku?' Batin Glen.
Seperti hari kemarin, banyak mahasiswi wanita yang mencoba untuk merayu Dosen tampan dan kaya itu. Segala macam carapun selalu mereka lakukan, agar dapat menarik perhatian sang Dosen.
Quinsy sampai tercengang melihat hal memalukan yang dilakukan oleh teman sekelasnya. Entah apa yang ada di pikiran orang-orang ini, tanpa tahu malunya mereka melakukan hal yang menjijikan di mata Quinsy.
Glen sedikitpun tidak tertarik atau pun memperdulikan tindakan para mahasiswi itu, dia justru selalu menatap wajah Quinsy yang terlihat lucu saat ini menurutnya. Hal itu tentu saja membuat para gadis lain menjadi emosi, dan berencana untuk melakukan suatu hal pada gadis manis itu.
Hingga jam pelajaranpun berakhir, Quinsy dan ketiga sahabatnya kini berada di bawah pohon rindang tempat mereka biasa berkumpul. Hingga beberapa orang gadis remaja menghampiri mereka disana.
Salah satu dari orang-orang itu bahkan langsung menampar wajah Quinsy hingga meninggalkan bekas merah di pipi mulus gadis itu. Melihat temannya disakiti tanpa tau kesalahan apa yang telah diperbuat oleh Quinsy, Emy langsung bangkit dan membalas tamparan itu pada orang tadi.
Kejadian itu berakhir dengan perkelahian antar siswi di sana. Hingga ada beberapa mahasiswa lain yang mengabadikan momen itu menggunakan ponsel mereka.
Jessy dengan mudahnya merobohkan tiga orang siswi sekaligus. sedangkan Emy dan Sonya memberikan pelajaran pada dua gadis lainnya. Quinsy tentu saja tidak tinggal diam, dia juga mengambil bagian dengan menjambak rambut salah satu dianatara orang-orang itu.
Tidak ada yang berminat untuk melerai perkelahian di sana, hingga kedatangan para dosen dan beberapa security yang melerai mereka. Quinsy dan teman-temannya dibawa menuju ruang Rektor. Disana mereka semua mendapatkan teguran serta hukuman dari para Dekan.
Glen yang mendapat kabar bila Quinsy dan teman-temannya mendapatkan serangan dari para mahasiswi lain langsung menuju ruang Rektor. Dia menghampiri Quinsy lalu membawa gadis itu dengan menggendongnya.
Perlakuan yang dilakukan oleh Glen membuat semua orang menatap kearah mereka. Quinsy sekuat tenaga meronta agar dilepaskan oleh pria itu. Tapi seperti biasanya, hal itu hanyalah sia-sia. Glen tetap dengan mudah membopong gadis manis itu menuju mobilnya.
Glen mendudukan Quinsy di kursi samping dan mengambil kotak P3K di dalam dasbor mobilnya. Perlahan pria itu mengobati memar di wajah gadis itu.
"Ssst..." Rintih Quinsy yang merasakan perih saat Glen menempelkan alkohol kewajahnya. Glen mendekat lalu meniup-niup pipi Quinsy sambil terus mengobatinya.
"Sudah, cukup. Biar aku sendiri saja yang melakukannya." Ucap Quinsy, dan ingin mengambil kapas dari tangan Glen.
"Tsk, diam!" Cegah Glen lalu melanjutkan kegiatannya. "Sudah. Sekarang kamu duduk manislah dan ikut aku kesuatu tempat." Ucapnya lagi, yang membuat gadis manis itu langsung bertanya.
"Kita kemana? Aku tidak mau!"
"Malam ini kau harus membayar janjimu untuk menemaniku kesuatu pesta. Jadi kita akan memilih gaun yang akan kau kenakan malam nanti."
Quinsy terdiam mendengar perkataan dari Glen, baru diingatnya bila ia memiliki janji dengan pria itu. Tapi Glen belum memberitahukan pesta apa yang akan mereka hadiri malam ini, jadi dia memutuskan untuk bertanya.
"Kita akan datang kepesta apa?"
"Kita akan menjadi tamu spesial di acara lelang amal malam nanti, dan kau harus menjadi pasanganku."
'Oh begitukah? Baiklah aku pun akan memberikan kejutan untukmu Tuan Glen Jhonsson Hamworth.' Batin Quinsy yang akhirnya diam dan menikmati perjalanan mereka.
Mobil yang mereka kini tiba di depan sebuah gedung tinggi, Glen membawa Quinsy masuk kedalam gedung itu. Di sana mereka disambut langsung oleh pemilik butik, yang membawakan beberapa model gaun untuk Quinsy kenakan malam ini.
Glen memerintahkan Quinsy untuk mencoba gaun itu satu persatu. Gadis manis itu hanya diam dan menuruti ucapan Glen. Di dalam ruang ganti Quinsy mencoba gaun pertama yang berwarna brown. Dengan belahan samping setinggi paha, dan memperlihatkan kaki jenjang nan mulus milik gadis itu. Bagian atasnya sedikit tertutup namun, tetap menonjolkan lekuk tubuh indah Quinsy.
Glen langsung merasa gerah saat melihat gaun yang dikenakan oleh Quinsy. Sisi liarnya seketika bangkit, ketika otaknya membawa alam bawah sadarnya traveling.
"Bagaimana?" Pertanyaan dari Quinsy menyadarkan Glen dari halusinasinya. 'Kalau pria lain melihatnya seperti ini, mereka juga pasti akan memiliki pemikiran yang sama denganku. Tidak, tidak! Aku tidak akan membiarkan hal itu' batin Glen lalu menyuruh Quinsy untuk mengganti dengan yang lain.
Quinsy kembali masuk dan mencoba gaun kedua, kali ini gaun itu berwarna pink yang memperlihatkan punggung putih dan bagian dada milik Quinsy. Quinsy kemudian memperlihatkannya pada Glen dan lagi-lagi pria itu menolaknya.
Hingga seluruh gaun telah dicoba oleh gadis itu namun, tak ada yang sesuai dengan keinginan Glen. Pria itupun meminta pemilik butik untuk mencarikan yang lain lagi.
Kali ini pemilik butik tiba dengan membawa banyak dress cantik di tangannya. Glen kembali menyuruh Quinsy untuk mencoba dress itu. Dengan perasaan dongkol Quinsy masuk kedalam ruang ganti. Akhirnya gadis itu muncul dengan dress biru muda yang membuat penampilannya makin terlihat manis dan menyegarkan. Glen setuju dengan dress itu, dan Quinsy baru bisa bernafas lega saat pria itu menyuruh pemilik butik untuk mengemasnya.
BERSAMBUNG....
♡Aduh, akhirnya bisa up lagi...😢
Semoga kedepannya gak akan ada halangan lagi ya😁
Tetap dukung karyaku dengan memberikan like,komen dan jadikan vaforit...😉😉♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus Sukses
2023-07-03
0