"Biarkan mereka masuk." Titah Glen pada Sekretarisnya itu.
"Baik Tuan."
Setelah Sekretarisnya keluar, barulah kedua orang pria yang disebutkan namanya tadi masuk ke ruangan Glen. Dan betapa terkejutnya mereka saat mendapati seorang gadis cantik yang tengah duduk dalam ruangan sahabatnya itu.
Bagaimana tidak, Glen terkenal dengan keantiannya pada wanita manapun. Tapi kini, pria itu bahkan menempatkan seorang gadis dalam satu ruangan dengannya.
Jimmy dan Sony langsung menghampiri Glen dan mempertanyakan siapa gadis cantik dalam ruangannya. Gadis itu bukan hanya cantik, tapi juga terlihat sangat masih muda.
"Woi, siapa dia? Apakah seorang pengganti?" Bisik Sony yang mendekatkan wajahnya pada Glen.
"Dia asisten pribadiku." Jawab Glen dengan wajah datar.
"Oh, apakah memang hanya asisten pribadi? Kau tau, dia terlalu cantik dan seksi hanya untuk itu." Kini giliran Jimmy yang berbicara, bahkan suaranya agak keras hingga Quinsy dapat mendengarnya.
"Jaga bicaramu! Dia tidak tuli bodoh!" Umpat Glen pada salah satu sahabatnya itu.
"Jadi dia benar-benar penggantinya?"
Pertanyaan dari Jimmy, tidak dapat di jawab oleh Glen. Dia sendiri pun masih belum tahu mengenai perasaannya pada Quinsy saat ini. Glen hanya ingin selalu berada dekat dengan gadis cantik itu.
Ting...!
Suara notifikasi masuk ke ponsel Quinsy, itu sepertinya pesan dari sang Kakak sulung.
"Quinsy sore ini Kakakmu Morgan bakal balik dari Indonesia. Kita akan mempersiapkan kejutan buat dia nanti. Kamu bisa pulang cepet gak?"
Quinsy yang melihat pesan itu kini menjadi sangat bingung. Di satu sisi dia juga ingin ikut menyambut kedatangan sang Kakak kedua. Tapi disisi lain pekerjaannya saat ini sangatlah menumpuk. Ia bahkan baru saja tiba di sana dan memulai pekerjaan yang di berikan oleh Glen.
Quinsy menatap Glen yang tengah berbincang dengan tamu-tamunya. Pria itu seakan tidak suka akan kehadiran kedua pria dihadapannya. Hal itu membuat Quinsy makin ragu untuk meminta Izin agar bisa pulang lebih awal.
Hingga pesan kedua masuk kembali ke ponselnya dan dari pengirim yang sama yaitu Kakak sulungnya Miguel.
"Gimana Quinsy? Bisa pulang lebih cepat hari ini?"
Mau tidak mau Quinsy kini memberanikan diri untuk bertanya pada Glen tentang izinnya untuk bisa pulang lebih awal hari ini.
"Maaf, bolehkah aku hari ini kembali lebih awal? Aku memiliki urusan mendesak kali ini."
Glen dan kedua sahabatnya memandang ke arah gadis yang berbicara tadi. Namun belum juga Glen berucap Quinsy sudah lebih dulu memotong ucapannya.
"Tapi bila tidak boleh pun tidak apa, aku akan kembali berkerja."
Glen menggaruk ujung alisnya yang tidak gatal. Ia lalu menanyakan hal mendesak apa yang dimaksud oleh Quinsy.
"Hal apa? Aku tidak mungkin memberikan kariawanku izin tanpa alasan yang jelas."
Quinsy terlihat bingung mencari alasan untuk hal itu. Tidak mungkin dia mengatakan bila hal itu untuk menyambut kedatangan sang Kakak kedua yang baru saja kembali dari tanah kelahirannya. Tapi dia tidak memiliki alasan lain, jadi Quinsy memutuskan untuk mengurungkan niatnya.
"Tidak jadi, aku rasa itu tidaklah terlalu penting."
"Katakan saja, aku akan mengantarkanmu bila itu benar-benar penting."
Akhirnya Quinsy menceritakan tentang kedatangan Kakaknya dari Indonesia. Glen mengangguk paham, dan tanpa diduga gadis cantik itu Glen juga memberikan izin untuknya pulang lebih awal hari ini.
"Terimakasih Glen, em, maksudku Tuan Glen. Ah, tidak, tidak! Maksudku CEO Glen."
Gadis itu pun menyambar tasnya dari atas meja dan berlalu meninggalkan ketiga pria diruangan itu. Sepeninggalan Quinsy, ketiga pria itu tertawa akan kepolosan yang dimiliki oleh gadis cantik bernama Quinsy itu.
"Aku tidak menyangka bila kau akan menjatuhkan hatimu pada gadis semuda itu." Ucap Sony.
"Ya, walaupun dia sangat cantik dan juga seksi, tapi tetap saja dia terlalu muda untukmu Glen."
"Aku hanya merasa senang menggodanya. Entah mengapa terasa sangat nyaman bila melihat dia berada di dekatku."
"Viks kau memang sudah jatuh cinta pada gadis muda itu."
Jawaban yang di berikan oleh Sony membuat Glen kembali memikirkan perasaannya terhadap Quinsy. Apakah benar dia telah jatuh cinta pada gadis cantik yang menjadi lawan taruhannya itu. Ataukah ini hanya sekedar rasa nyaman akibat terlalu lama jauh dari wanita yang dicintainya.
...----------------...
Sementara itu di sebuah mall, Maya beserta anak dan suaminya tengah menunggu kedatangan Quinsy. Mereka berencana menyiapkan kejutan untuk menyambut kedatangan Morgan malam ini. Jadi mereka ingin membeli beberapa barang di mall tersebut.
Setelah menunggu lumayan lama, gadis yang di tunggu-tunggu akhirnya tiba. Maya menyerahkan putrinya pada Miguel, agar dia lebih leluasa membantu Quinsy memilih beberapa barang.
Setelah hampir seharian berkeliling dan mendapatkan barang-barang yang mereka butuhkan, ke tiga orang dewasa dan seorang bayi mungil itu memutuskan untuk kembali pulang.
Sesampainya di rumah mereka pun mulai mempersiapkan acara penyambutan untuk Morgan, yang kebetulan bertepatan dengan ulang tahunnya malam ini.
"Bagaimana Quinsy? Bisa gak kamu ikat itu? Kalo gakk biar Kakakmu aja yang ngelakuinnya nanti."
"Bisa kok Kak, ini juga udah selesai."
Saat Quinsy ingin turun dari tangga, tiba-tiba saja tangga yang dinsikinya tidak stabil dan membuat gadis itu hampir saja terjatuh. Untungnya Quinsy sempat melompat, sayangnya kaki kirinya terkilir dan membuat gadis cantik itu mengaduh kesakitan.
"Aduh!"
Miguel yang mendengar teriakan Adik bungsunya langsung bergegas menghampirinya.
"Kamu kenapa? Ada yang luka?" Tanyanya hawatir, sambil menelisik bagian tubuh sang Adik, kalau-kalau mengalami luka parah.
"Gak papa kok Kak, cuman keseleo aja." Jawab Quinsy menenangkan sang Kakak yang terlihat hawatir padanya.
"Oh, syukurlah. Tapi masih bisa jalan kan? Kalo nggak kita ke Rumah Sakit aja gimana?"
"Gak usah Kak, ntar juga sembuh sendiri. Cuman keseleo ini." Ucap Quinsy masih keukeh tidak ingin membuat Kakak sulungnya hawatir.
Persiapan pun akhirnya selesai, hanya tinggal menunggu kedatangan orang yang dinantikan tiba. Saat Quinsy menaiki tangga dan menuju lantai atas dimana kamarnya berada, kakinya terasa makin sakit.
Saat tiba di kamarnya, Quinsy melihat pada kakinya yang terkilir tadi. Rupanya itu sudah membengkak dan makin sakit. Quinsy memutuskan untuk merendam kakinya di air hangat untuk meredakan pembengkakannya dan mengurangi rasa sakit.
Setelah dirasa bengkak di kakinya telah berkurang, Quinsy pun membersihkan diri dan segera turun mendatangi Kakak beserta anak dan istrinya. Perlahan gadis itu menuruni tangga, akhirnya dia tiba juga di ruang tamu dan berkumpul bersama Kakak dan Kakak iparnya.
Mereka mematikan lampu dan menunggu Morgan tiba. Untung saja baby princess mereka telah lebih dulu tertidur. Jadi mereka lebih leluasa di kegelapan saat ini.
BERSAMBUNG....
♡Makasih karena kalian udah mau mengikuti novel yang kubuat...🙏🙏
Jangan lupa like,vaforit dan komentarnya ya...😄♡
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus berkarya
2023-07-03
0