Efek yang diberikan Dio ternyata cukup besar memengaruhi fokus Nami. Dari pagi sebisa mungkin gadis itu menghindar setiap melihat Dio. Bukannya dia punya perasaan istimewa pada pemuda manis itu. Namun ia merasa tak nyaman setiap mengingat kejadian kemarin. Tingkah Dio terasa ganjil.
Kalau boleh jujur, Nami termasuk cewek yang mudah terbawa perasaan. Perhatian sedikit saja bisa membawanya jauh terbang ke angkasa. Nami tak ingin kejadian dua tahun lalu terulang lagi. Saat itu, Nami sudah yakin benar seorang cowok menyukainya. Dengan percaya diri ia menceritakan semuanya pada beberapa teman. Sampai... Nami mendengar sendiri pengakuan cowok itu yang tak memiliki perasaan apa pun terhadapnya.
Jelas saja Nami malu setengah mati. Seingatnya ia hanya menceritakan hal itu pada tiga orang saja. Namun yang namanya mulut perempuan, ya begitu, rahasianya menyebar hampir ke seisi sekolah. Apalagi cowok itu memiliki banyak penggemar, yang setelah tahu kege-eran Nami, langsung menghujatnya habis-habisan.
Tapi syukur cowok itu baik hati. Dengan bijak ia meminta cewek-cewek gila itu untuk berhenti mengganggunya. Walau gangguan yang mereka timbulkan tidak sampai main fisik atau hal yang berbahaya, Nami sangat berterima kasih pada cowok itu.
"Nam, pel kita patah! Tolong ambilin yang baru dong di gudang! Gue mau ambil air," jerit Clarissa sambil memegang ember dan pel yang sudah patah menjadi dua.
"Oke-oke." Secepat kilat Nami pergi dari kelas. Sedari tadi ia sudah ingin melarikan diri dari sana. Namun ia sudah banyak kali main kucing-kucingan, sampai dituduh ingin melarikan diri dari kewajiban menghias kelas.
Gadis itu berlari dengan terburu-buru. Padahal ia sudah jauh dari kelas. Entah untuk apa dia berlari seperti itu. Mungkin masih terbawa suasana dengan yang di kelas tadi. Saat hendak berbelok, Nami menyenggol bahu seseorang sampai terjatuh.
"Aduh, sorry," kata Nami sambil memegangi sikunya yang barusan menghantam lantai. Gadis itu membetulkan sejenak letak kacamatanya yang miring, lalu berdecak saat melihat cairan merah keluar melalui kulitnya yang terkoyak.
"Kamu gak pa-pa?"
Suara itu? Malu-malu Nami melihat ke depan, merasa ge-er sekaligus rikuh mendengar nada suara Zelan yang superlembut dan penuh perhatian. Tapi, tak jauh darinya, seorang gadis juga tengah terduduk di lantai. Bedanya gadis itu memiliki pangeran tampan yang mengkhawatirkan kondisinya. Tak seperti Nami yang jones dari lahir. Ya, pangeran itu adalah pangeran yang dikira Nami mengkhawatirkan dirinya.
Huh, yang benar saja. Siapa dia sampai harus dikhawatirkan oleh Zelan segala?
Nami ingin menghantamkan wajahnya ke tembok keras-keras sekarang. Kalau perlu sampai hancur dan tak akan dikenali orang lagi. Ia sangat malu dan..., astaga, mendadak tubuh Nami kaku. Rasa sakit di sikunya seketika menghilang digantikan perasaan takut. Zelan! Sejenak Nami melupakan sesuatu tentang orang seram itu karena perasaan malu.
"Ya Tuhan, gimana nih?" keluhnya dalam hati.
Masih dengan posisi duduk di lantai, takut-takut Nami melihat laki-laki itu membantu gadisnya berdiri dengan sayang.
"Sakit, ya?"
"Banget, Ze," rengek Vivian manja.
"Mau digendong?" Lagi-lagi Zelan memperlakukan kekasihnya dengan lembut. Mulai dari tatapan, nada suara, sampai sentuhannya---seolah kulit Vivian akan berdarah-darah jika ia memegangnya sedikit erat.
"Iya," sahut gadis itu imut.
Tanpa tedeng aling-aling, Zelan menggendong Vivian ala bridal style. Membawanya pergi menjauh dan mengabaikan Nami, seolah gadis itu makhluk gaib yang tak terlihat keberadaannya.
Kalau dalam kondisi normal---berurusan dengan orang biasa---Nami pasti akan mengatai kedua sejoli itu "alay". Namun aura-aura buas dari laki-laki itu membuat kata-kata julid yang biasanya muncul di benak Nami---setiap melihat pasangan tak tahu kondisi---lenyap disapu ombak ketakutan. Lagi pula sekarang bukan saatnya julid, apalagi merasa tak terima karena dicuekin oleh si Seram itu. Mungkin sekarang dia aman, tapi Nami tahu pasti, Zelan tak akan membiarkannya lolos setelah ini.
***
Revisi
Sincerely,
Pappermint
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
wimala
aku suka sekali cara kakak menyampaikan cerita
2021-07-19
2