Kemarin Zelan pulang setelah seseorang menjemputnya. Ia sendiri tak paham. Pemuda itu mengira ia tak akan baik-baik saja setelah putus dengan Vivian. Tapi nyatanya, ia tak seputus asa hari itu. Meski ada perasaan yang hancur, ia tak sampai depresi dan mencoba melakukan hal-hal merugikan. Entah apa yang membuatnya begitu, Zelan tak tahu. Satu yang laki-laki itu tahu adalah... keluarga Nami hangat. Walau sangat mengganggu tapi Zelan merasa diperhatikan.
"Jadi gimana?" suara keras seorang gadis menyentak Zelan ke dunia nyata---itu Clarissa.
"Iya udah, Romeo dan Juliet aja. Tragis, gue suka," seorang perempuan bertubuh bongsor dengan banyak jerawat di wajahnya membalas.
Zelan benci ini. Sedari tadi mereka---kecuali Zelan---membahas drama apa yang akan mereka perankan. Ini merupakan tugas Bahasa Indonesia yang menurutnya sangat tidak penting.
Zelan terus melamun tak memedulikan ucapan orang-orang satu kelompoknya. Namun netra pemuda itu berhenti beberapa saat pada seorang gadis yang tengah serius menyimak diskusi kelompok mereka. Wajah gadis itu biasa saja, apalagi dahinya lebar. Lalu netra Zelan turun ke alis dan mata hitamnya. Saat ia terhenti di sana, gadis itu tersenyum. Sudut matanya menyipit, garis diujung mata si gadis menambah panjang bentuk matanya, menciptakan lengkung cantik yang tampak memesona. Walau sayang agak terhalang oleh bingkai kacamata yang dipakainya.
Zelan melengos. Tak suka melihat gadis aneh itu yang kelihatan cantik. Apalagi dengan pikiran konyol untuk menyingkirkan benda yang terlihat mengganggu di wajah Nami. Namun beberapa saat kemudian, ia kembali curi-curi pandang.
Kali ini Zelan memerhatikan hidung si gadis yang cukup mancung, lalu turun ke bibirnya yang penuh dan agak pucat. "Apa dia sakit?" ia membatin. Kemudian matanya menyapu mahkota hitam gadis itu. Zelan baru sadar, rambut Nami sangat indah. Jika digerai, rambut gadis itu mungkin hampir mencapai pinggang, gelap seperti langit malam tanpa bulan dan bintang; lebat dan lurus tak bergelombang. Ya, memang tak jarang Nami mendengar komentar ia cocok jadi bintang sampo Lifebuoy.
Zelan menimbang-nimbang, sepertinya akan cocok kalau Nami punya poni depan. Ia sudah membayangkan bagaimana poni itu menggantung menutupi dahi Nami. Cantik.
Tak sadar Zelan sudah menarik sudut bibirnya, tersenyum simpul memandangi objek penglihatan matanya.
Sewaktu orang yang diperhatikan menunjukkan tanda-tanda akan melihat ke padanya, buru-buru Zelan melihat ke tempat lain. Dan betapa tidak beruntungnya dia karena objek baru itu adalah tong sampah.
Sungguh pemandangan yang tidak sedap.
"Jadi udah sepakat ya!" putus Clarissa. "Kita pilih Romeo dan Juliet. Naskahnya pakai naskah punya Rechel. Bersyukurlah kita gak perlu buat-buat naskah lagi karena ada penulis hebat di kelompok ini." Gadis itu berkedip pada Rechel, yang memang punya ketertarikan lebih dalam bidang menulis, dan naskah itu sudah ia buat sehari setelah buku paket di bagikan. Benar-benar luar biasa gadis itu rajinnya.
"Jadi sekarang kita undi untuk nentuin pemerannya." Clarissa mulai menulis nama-nama pemeran dalam naskah milik Rechel, lalu memasukkan kertas yang sudah digulung kecil itu ke dalam gelas air mineral kemasan---sudah kosong tentunya. Ia mengocok gelas itu sedikit brutal, kemudian mempersilakan masing-masing orang mengambil satu gulungan.
"Oke, kita buka, ya?"
Namun Zelan sudah membukanya duluan tanpa menuruti aba-aba. Semua orang hanya diam. Tak berani menyuarakan pendapat mereka, serta penasaran dengan peran yang didapat pemuda itu. Zelan langsung melempar kertas miliknya ke atas meja setelah sekilas melihat isinya.
"Romeo!" pekik Regina, teman semeja Rechel yang bertubuh bongsor.
Semua orang diam setelahnya, mengira-ngira siapa yang akan jadi Juliet bagi si Romeo seram ini. Semua orang perlahan membuka kertas mereka, begitu pula dengan Nami.
Jangan Juliet! Jangan Juliet!
Nami mengembuskan napas lega setelah tak menemukan nama Juliet di kertasnya.
"Benvolio" ia tak tahu siapa itu dan jadi apa.
Namun suasana mendadak gaduh dan heboh.
"Gila, Zelan sama Dio jadi pasangan!" tutur Clarissa.
Semua orang---termasuk Zelan---langsung melihat kertas Dio.
Juliet.
Anggota yang lain berusaha menahan senyum, membayangkan Romeo dan Juliet mereka.
***
Revisi
Sincerely,
Pappermint
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 190 Episodes
Comments
moemoe
😂😂😂 LGBT donk
2023-08-23
0
hanna
nah loh jdi dongeng romeo & transgender
2021-02-16
1
senja
wkakaka jadi cantik dan idola cwo juga deh si Dio
2020-05-20
1