Ep 16

Keesokan pagi nya Line sudah bersiap untuk ke kantor. Line turun ke meja makan untuk sarapan, disana sudah ada mama dan papa. Tapi Damian gak ada disana. Mungkin dia masih tidur. Gimana dong gue ini, gue harus jawab apa ke mama dan papa.

" Morning ma, pa."

" Morning too sayang. Sarapan dulu."

" Itu,, sebenarnya pa ma..."

Belum sempat Line menjelaskan apa pun, papa nya langsung memotong.

" Papa percaya kalau kamu sudah dewasa Line. Kamu sudah bisa memutuskan hal yang baik dan benar untuk kamu. Kamu gak perlu menjelaskan apa pun ke papa dan mama, papa cuma berpesan, jika kedepannya kamu menemukan beberapa masalah, papa dan mama akan selalu membantu kamu.Paham?"

" Papa serius?"

" Iya. Dan pagi ini kamu mau kemana?"

" Line ada meeting di kantor, karena Line udah lama gak ke kantor. Jadi mungkin hari ini Line bakal lembur."

" Tapi jangan lupa ya, kamu harus jaga kesehatan Line, mama gak mau kamu kacapean."

" Iya ma. Kalau gitu Line berangkat dulu ya ma, pa. Bye."

Line langsung menuju kantor karena memang dirinya sudah terlambat. Sesampainya di kantor, Line langsung memulai rapatnya dengan beberapa manager perusahaan. Mereka membahas tentang kinerja karyawan yang menurun karena Line yang tak pernah menunjukkan dirinya di kantor. Setelah semua permasalahan selesai Line kembali ke dalam ruangan nya untuk melihat berkas berkas yang akan Line tangani.

" Liliana, apakah ini semua adalah berkas yang harus saya periksa?"

" Benar nona Line. Ini adalah semua berkas yang harus nona periksa. Saya sudah menyusun berkas yang harus nona periksa terlebih dahulu."

" Baiklah terima kasih Lily."

Saat Line sedang bekerja, sering kali Line lupa untuk makan dan mengisi perut nya. Padahal mamanya sudah berpesan pada nya. Lihat saja, bahkan ini sudah jam makan siang akan tetapi Line masih fokus pada pekerjaan nya. Tiba tiba hp Line berdering.

" Halo Mom, what's wrong?"

" Nothing sayang. Kamu udah makan siang?"

" Eh, ini udah jam makan siang ya ma? Line gak sadar. Kirain masih pagi."

" Sayang..!! Kamu itu gimana sih? Mama kan udah pesan sama kamu tadi pagi. Kamu makan siang dulu, atau mama anterin makan siang ke kantor kamu?"

" Enggak usah ma. Biar Line minta Lily untuk cari makan di luar aja. Mama gak usah repot repot, Line gak mau mama kecapean."

" Pokoknya mama gak mau tau, kamu harus makan sekarang. Oke sayang."

" Iya mama. Bye."

Setelah menutup telfon dari mamanya, Line langsung memanggil Lily, tetapi sepertinya Lily sedang makan siang. Karena Lily tidak berada di meja nya. Akhirnya Line memutuskan untuk mencari makanan di cafe dekat kantor sendiri. Setiba nya di parkiran, Line mendengar suara cowok dan cewek yang sedang bertengkar.

" Sayang, please... Maafin aku, aku janji gak akan buat kamu marah lagi. Aku bakalan berubah sayang, please jangan tinggalin aku sayang."

Terdengar suara cewek itu yang sangat memohon.

" Pergilah, gue udah gak butuh lo lagi."

" Sayang, percaya lah, aku hanya...."

" Lo dengar gak, gue bilang pergi ya pergi, sialan..!!"

" Tapi sayang....."

Line sangat kesal ketika mendengar seorang wanita yang mau menjatuhkan harga diri nya hanya untuk cowok brengsek langsung menghampiri mereka.

" Bisakah kalian berhenti bertengkar disini?"

" Siapa lo? Gak usah ikut campur, ini urusan gue sama pacar gue."

Wah, Line benar benar kesal sekarang, bahkan Line hanya ingin menyelamatkan harga diri perempuan ini. Tetapi sekarang dia membentak Line.

" Tapi saya merasa kalian mengganggu disini. Jika kalian ingin bertengkar, silahkan cari tempat lain."

" Emang nya ini parkiran punya lo? Asal lo tau, gue bisa buat lo di pecat hari ini. Gue kenal salah satu manager disini. Kalau lo gak mau di pecat, pergi sana jangan urus urusan gue."

" Hey mbak, gue cuma pengen menyelamatkan harga diri lo, buat apa lo memohon sama cowok kalau dia nya aja gak mau sama lo."

" Nah lo dengar sendiri kan Siska. Gue udah gak mau sama lo, jadi percuma aja lo memohon sama gue. Lo tau kan gue gak pernah make cewek yang sama lebih dari 1 minggu."

" Tapi Ren, aku masih sayang sama kamu."

" Gue udah enggak. Karena gue udah punya pacar baru."

" Kamu bohong kan Fahrenza?"

" Enggak. Lo udah ketemu sama dia. Cewek ini pacar baru gue."

Line kaget mendengar perkataan dari pria tersebut. Apa maksudnya, kenapa tiba tiba Line menjadi pacarnya?

" Sialan lo ******. Pantes aja lo ngurusin urusan gue. Gue pastiin lo bakal kehilangan pekerjaan lo hari ini. Berani nya lo ngerebut pacar gue..!!"

Cewek itu berniat menampar Line, belum sempat cewek itu menampar Line, tangan nya sudah di tahan oleh cowok tersebut.

" Gue ingatin sama lo, jangan pernah sekalipun lo nyentuh cewek gue kalau lo gak mau merasakan akibat nya."

Cowok itu menatap tajam kearah cewek tersebut. Cewek itu langsung terdiam dan ketakutan melihat tatapan yang ditujukan padanya. Dia langsung meninggalkan tempat itu. Line yang melihat cewe itu pergi pun ingin pergi juga, akan tetapi tangan nya di tahan oleh cowok itu.

" Lo mau kemana? Bukan nya seharusnya gue dapat terima kasih?"

" Buat apa?"

" Karena gue udah nolongin lo lah."

" Hello, gue bisa jaga diri gue sendiri. Itu cuma tamparan, gue gak akan biarin siapapun buat nampar gue. Lagian yang benar, gue hampir di tampar karena cowok brengsek kayak lo."

" Lo bilang gue apa? Cowok brengsek?"

" Yap, lo gak salah dengar."

" Enak aja lo ngatain gue cowok brengsek."

" Kalau bukan brengsek berarti lo playboy, dan playboy udah pasti brengsek."

" Gue gak playboy. Jangan sok tau lo."

" Lo sendiri yang bilang, kalau lo gak pernah make cewek yang sama dalam 1 minggu. Lo cowok playboy paling brengsek. Udah."

" Lo..."

" Apa? Lepasin tangan gue. Gue mau nyari makan, karena lo gue harus menunda waktu makan gue."

" Gue..."

" Enggak. Gue gak mau nerima ajakan makan siang dari cowok yang baru aja putus dari cewek nya."

Line langsung meninggalkan cowok itu di parkiran. Line memasuki mobilnya dan mencari cafe disekitar kantornya untuk makan siang.

Cowok itu adalah Fahrenza De Jongh. CEO muda Jongh Group yang memiliki kharisma dan ketampanan diatas rata rata. Tak hanya tampan, dia juga memiliki otak yang cerdas. Dia sudah menduduki jabatan CEO di umurnya yang masih sangat muda.

Disisi lain, cowok itu termenung melihat kepergian Line. Tapi baru kali ini dia menemukan seorang perempuan yang bahkan tak terpesona di depan nya. Dia sudah sering kali mendengar kata kata brengsek dari mantan nya. Akan tetapi ketika kata itu di ucapkan oleh Line, dia merasa bahwa sedikit harga dirinya tersentil.

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!