Ep 11

" Hey, Damian. Mobil gue kemana? Kenapa gak ada di garasi? Dan mobil siapa yang ada di garasi itu?"

" Oh gue lupa ngasih tau lo, itu adalah mobil baru yang di kirim oleh Daniel tadi pagi. Dia juga mengantarkan berkas berkas Paradise Group. Sekarang Paradise Group udah resmi jadi punya lo. Mobil lo yang lama sedang ada di bengkel."

" Hah? Memang kenapa dengan mobil gue?"

" Semalam gue bawa mobil lo dan gak sengaja menabrakkan nya ke pohon."

" Sialan lo Damian..!! Lo tau itu mobil kesayangan gue.!!"

" Hey, itu hanya sebuah mobil. Kenapa sih lo histeris banget? Bahkan lo juga udah dapat mobil baru pagi ini, dan itu lebih mahal dari mobil lo sebelum nya."

" Lo benar benar ya Damian. Kenapa sih lo gak pakai mobil lo sendiri? Pagi pagi lo udah buat gue kesal banget."

" Gue cuma mau ngingatin lo aja Line, kalau lo gak berangkat sekarang, gue jamin lo pasti akan terlambat. Ini kunci mobil lo yang baru."

Damian melemparkan sebuah kunci mobil kepada Line, Line langsung menangkap kunci itu dan pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun. Dia benar benar kesal.

Sesampainya disekolah, benar saja, Line langsung menjadi pusat perhatian karena mengendarai mobil baru nya. Bahkan Silviana yang baru sampai langsung menghampiri nya.

" Wah sepertinya nona muda kita pagi pagi sudah jadi pusat perhatian ya. Lo tau Crystal, gue sangat menginginkan mobil ini. Tapi papa gue gak mau membelikannya. Enak nya jadi lo Line."

" Bahagia kepala lo, gue bahkan sangat kesal pagi ini. Bisa bisa nya Damian menabrakkan mobil gue ke pohon, apa dia gila? Dia bahkan mengatakan hal itu tanpa rasa bersalah."

" Hah? Benarkah? Bukankah Damian sangat jago membawa mobil? Bahkan dia selalu menang ketika mengikuti balap mobil. Bagaimana bisa dia menabrakkan mobil mu ke pohon?"

" Aahh....!! Sialan..!!"

" Hahaha, Crystal, bagaimana bisa lo gak menyadari nya? Damian hanya ingin lo membuang mobil butut lo itu Crystal."

" Lo sama gila nya dengan Damian. Gue hanya memakai mobil yang banyak digunakan disini. Apa salah nya dengan itu?"

" Lo gak tau? Dia akan malu jika orang lain tau bahwa adik nya hanya memakai mobil biasa."

" Terserah lo aja lah, gue benar benar kesal sekarang."

Line langsung berjalan ke kelasnya. Dia benar benar kesal. Silviana mengikutinya dari belakang. Beberapa menit kemudian, pelajaran dimulai. Line benar benar tak konsen dan sangat mengantuk karena semalam dia tidur jam 2 pagi. Tak ada satu pun guru yang berani menegurnya karena para guru tau identitasnya. Sedangkan Selina merasa semua guru mengistimewakan Line.

" Excuse me Mr. Tail. Crystal tak memperhatikan pelajaran dan tidur dikelas."

" Oh, itu... Biarkan saja dia. Dia sudah paham dengan semua materi yang saya sampaikan hari ini."

" Bagaimana bisa begitu Mr. Tail. Jika anda membiarkan nya seperti itu, maka murid lain nya akan berbuat seperti itu juga. Lagi pula Crystal sangat tidak menghargai anda, berani nya dia tidur di kelas anda."

" Jika kau menginginkan seperti dia, setidaknya kau harus memahami materi yang saya sampaikan... Dan Crystaline, Selesai pelajaran kamu keruangan saya."

Line yang mendengar itu hanya mengangguk saja. Line benar benar kesal sekarang. Selesai pelajaran, Line menemui Mr. Tail dan langsung ke Cafe menyusul Silviana dan Marissa. Ternyata disana sudah ada Arnold, Reinhard dan Cio.

" Crystal, gue udah memesankan makanan buat lo. Lo coba deh, ini benar benar enak Crystal."

" Thankyou Marissa."

" Ehem.. Crystal... Aku minta maaf atas kejadian semalam. Aku... aku..."

" Sudalah Cio, Lo gak perlu minta maaf."

" Tapi... tapi aku... aku sudah mengatakan hal yang buruk tentang mu, dan aku juga..."

" Apa salahnya menyukai seseorang. Gue bahkan menyukai kalian semua. Ya tapi hanya sebatas teman. Gue menyukai kalian karena kalian mau berteman tanpa memandang status seseorang. Tapi gue minta maaf, gue hanya menganggap lo sebagai teman saja Cio."

" Aku mengerti Crystal. Terimakasih kau tidak marah dengan ku."

Tiba tiba Selina mendatangi meja Line dan teman temannya.

" Bisa gak sih lo berhenti mencari perhatian, gue udah muak melihat tingkah lo Crystal. Sudah gue katakan pada semua orang disini untuk tak mendekati Abercio, jadi kenapa lo gak mendengarkan gue? Apa perlu abang gue sendiri yang langsung mengatakan nya?"

" Hey sialan, bisa gak lo menyingkir? Hari ini gue benar benar kesal. Lebih baik lo gak mencari masalah sama gue."

" Hah? Siapa lo? Beraninya lo memerintah gue? Apa lo gak tau siapa gue? Gue adalah adik dari Damian Remos. Celina Remos. Gue bisa berbuat apa pun ke lo. Dan bagaimana bisa murid biasa seperti lo membawa mobil mewah keluaran terbaru, apakah lo menjual diri untuk mendapatkan mobil tersebut?"

" Lo gak ngerti apa yang gue bilang? Udah gue bilang buat menyingkir idiot. Jangan menguji kesabaran gue."

" Berani lo ngatain gue idiot ******, lo yang idiot, semua keluarga lo idiot."

Line yang benar benar kesal melihat kelakuan Selina. Line langsung menampar dan mematahkan jari kanan Selina.

" ****** sialan, berani nya lo mematahkan jari gue, gue pastikan lo gak akan selamat hari ini sialan. Gue bakalan laporin lo ke abang gue, liat aja, bagaimana abang gue menyelesaikan lo."

" Laporkan saja. Gue malah menantikan nya. Lebih baik lo laporkan sekarang sebelum gue mematahkan kedua lengan lo. Dan gue cuma mau mengingatkan, kalau ABANG lo hari ini bakalan masuk sekolah. Dan bagaimana bisa lo salah menyebutkan nama abang dan nama lo sendiri."

Selina pucat pasi mendengar perkataan gue, kemudian dia dan teman nya langsung berlari meninggalkan tempat ini.

" Hey Crystal, kalau lo adik Damian, lalu siapa sebenarnya dia?"

" Anak supir di Paradise Club."

" Hah? Benarkah? Lalu mengapa sebulan lebih ini lo membiarkan nya?"

" Karena ibu nya. Dia taunya gue pergi ke Mexico dengan Damian, jadi dia memohon ke Bastian, untuk membiarkan anak nya belajar disekolah ini sementara menjelang gue pulang. Tapi sialnya bahkan gue lebih dulu masuk kesini dari pada dia."

" Hahaha, bagaimana bisa?"

" Lo bakalan kaget melihat bagaimana gaya ibunya."

" Hey Crystal, pastikan kami untuk bisa melihat tontonan gratis hari ini."

" Terserah kalian saja."

Selesai istirahat, pelajaran selanjutnya guru tidak masuk karena mengadakan rapat dadakan akibat masalah Line dan Selina. Setelah itu wali kelas memanggil Crystal dan Selina, tentu saja Silviana dan Marissa ikut. Begitu pula dengan teman teman Selina.

Didepan ruang kepala sekolah sudah ada ibunya Selina yang menunggu. Ketika Selina masuk, salah satu guru melarangnya untuk membawa teman nya. Sedangkan saat Crystal masuk guru itu tak berani melarang teman teman Crystal masuk.

" Kenapa kamu membawa teman? Apa sekarang kamu takut? Berani nya kamu mematahkan jari anak kesayanganku. Apa kamu tak tau siapa aku? Aku adalah mamanya Damian, Vanilla Remos dan anak ku adalah adik dari Damian Remos."

" Ya ya ya, aku Crystal. Dan mereka masuk hanya ingin menikmati pertunjukan menarik."

" Dasar anak kurang ajar, apakah orang tua mu tak mengajari mu sopan santun?"

" Jika orang tua ku adalah kau, maka aku tak akan tau sopan santun. Akan tetapi orang tua ku adalah orang yang sangat berkelas, berbeda dengan kau yang sangat rendahan."

" Hah, pantas saja, ternyata kau hanya anak liar tak berpendidikan yang bisanya menggunakan kekerasan. Aku tak akan membiarkan mu."

" Yah mau bagaimana, aku di ajarkan untuk mematahkan tangan atau pun leher seseorang yang berani menyinggung ku. Tapi karena ini disekolah, aku hanya mematahkan jari anak mu. Wah padahal aku sangat kesal padanya. Biasa nya aku tak akan mengampuni seseorang yang sudah merendahkan ku atau pun keluarga ku."

" Dasar ****** sialan..!!"

Nampak ibu Selina yang ingin menampar Line, tapi tangan nya di tahan oleh Abercio, Reinhard dan Arnold.

" Apa apaan kalian. Kalian ingin melawan ku?"

" Tidak, hanya saja kau akan menyesal jika menamparnya."

" Sialan, aku ingin semua anak anak ini dikeluarkan, atau akan ku panggil anak ku, Damian Remos datang kemari."

" Hey, kau bahkan dari tadi hanya menyebut Damian Damian Damian, jika benar dia adalah anak mu mengapa kau tak memanggilnya sekarang?"

" Kau kira aku bercanda? Aku benar benar akan memanggilnya kemari."

" Kau tak perlu memanggilnya, dia sudah ada disini sejak tadi. Hey Damian, keluarlah..!! MAMA lo ini ingin berbicara dengan lo."

Tiba tiba Damian keluar dari toilet diruangan kepala sekolah itu.

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!