Ep 9

" Abercio, papa perlu bicara dengan kamu. Temui papa diruang kerja."

Gue kaget karena papa yang sudah ada dirumah. Karena setau gue, papa sedang liburan ke Mexico bersama dengan beberapa temannya. Setelah berganti baju, gue langsung menghampiri papa diruang kerja.

" Duduk Cio. Bisakah kamu jelaskan pada papa, apa maksudnya foto foto ini?"

Gue kaget melihat foto foto yang ada di meja kerja papa. Itu adalah foto gue saat bersama dengan Crystal dan yang lain.

" Darimana papa mendapatkan foto ini?"

" Dari seseorang, kamu tak perlu tau. Apa hubungan mu dengan nya?"

" Kami hanya berteman pa."

" Kamu kira papa tidak mengetahui rencana mu malam ini? Percayalah Cio, dia bukan orang yang bisa kau gapai dengan mudah. Dia bukan orang sembarangan Cio. Berjanjilah dengan papa, jika kau ditolak malam ini. Kau akan berhenti mengejarnya."

" Apa maksud papa?"

" Papa melakukannya agar kau tak terluka Abercio. Berjanjilah pada papa."

" Aku mencintainya pa, dan aku akan memperjuangkan apa yang aku yakini."

" Kau bahkan tak mengenal siapa orang ini Cio."

" Aku akan mencari tahu siapa Crystal yang sebenarnya."

" Silahkan, silahkan kau cari tau, kau hanya akan menemukan sebait informasi tentang nya di Internet."

" Apa maksud papa?"

Papa langsung memberikan Laptop kearah ku, disana tertulis bahwa Crystal adalah seorang penerima beasiswa di Paradise. Paradise Group sebulan yang lalu memberikan beasiswa yang cukup besar kepada salah seorang siswa yang beruntung untuk di biayai sekolah nya sampai dengan kuliah. Dan menurut informasi, itu adalah Crystaline. Pantas saja jika dia bisa memiliki akses di Paradise.

" Dia hanya seorang murid biasa pa. Ya memang dia bukan anak orang kaya. Tapi apa salah nya dengan itu?"

" Apa kau tak melihat dia akan menjadi anak asuh di Paradise Group Cio, ingat kita dan Paradise memiliki hubungan yang cukup rumit. Apa kau tak paham?"

" Papa terlalu banyak berfikir. Dia hanya seorang siswa biasa pa. Tak ada hubungannya dengan Paradise."

" Kalau begitu, berjanjilah, kau tak akan mengejarnya lagi jika kau di tolak nya malam ini. Tidak ada bantahan Abercio."

Setelah pembicaraan dengan papa, gue kembali ke kamar, akhirnya semua keanehan yang gue pikirkan selama ini terjawab. Pantas saja Crystal memiliki akses ke fasilitas Paradise. Tapi kalau di pikirkan, apakah itu tidak terlalu berlebihan. Apa yang istimewa dari Crystal sampai dia mendapatkan beasiswa paradise?

Baiklah, apapun itu, gue semakin yakin bahwa gue memang benar benar mencintainya. Gue akan menyatakan perasaan gue malam ini. Setelah bersiap siap, jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, saatnya berangkat.

Sesampainya disana gue bertemu dengan yang lain, tapi Crystal bahkan belum datang, mereka semua menyiapkan rencana nya.

" Hey, Cio, itu adalah lelaki yang gue lihat menjemput Crystal."

Ternyata benar, lelaki itu lumayan tampan dengan wajah blasteran nya. Tapi mengapa dia melihat kearah ku. Ah, gue ingat, bukannya itu orang yang pernah bertemu dengan papa sewaktu gue masih SMP? Tapi bagaimana dia bisa mengenal Crystal? Ya pokoknya apa pun itu, gue hanya ingin fokus untuk malam ini. Saat melihat Crystal datang, gue langsung menuju ke spot Live Music. Dan bersiap untuk menyanyi.

" Apa yang dilakukannya disana?"

" Tentu saja dia ingin bernyanyi. Menurut lo apalagi?"

Gue bernyanyi sambil melihat kearah Crystal. Dan dia melihat kearah gue. Mungkin dia merasa kalau gue melihat kearahnya saat bernyanyi. Setelah selesai bernyanyi, gue turun dan langsung menuju meja mereka. Gue pun memberikan kode kepada yang lain untuk melanjut ke rencana selanjutnya.

" Kenapa kalian melihat gue kaya gitu?"

" Tidak ada, kami hanya ingin memberikan hadiah kecil, sebagai ucapan terimakasih. Tapi mata nya harus di tutup dulu."

Crystal tampak bingung, Silviana langsung menutup mata nya dengan kain hitam. Tak beberapa lama, Silviana melepaskan kain tersebut, Crystal kaget melihat gue yang sedang berjongkok dengan sebelah kaki di hadapannya sambil memegang Kotak yang berisikan kalung.

" Crystal, mungkin menurut mu aku kurang romantis, ya aku akui itu. Aku tak bisa mengungkapkan perasaan ku dengan kata kata romantis, bahkan semua ini dipersiapkan oleh mereka. Aku tak bisa membohongi perasaan ku, aku jatuh hati kepada mu, sejak pertama bertemu, kamu adalah orang pertama yang tak memandang ku dengan tatapan memuja, kamu adalah wanita pertama yang bisa menarik perhatian ku. Sikap mu yang berbeda dengan wanita yang pernah aku jumpai, kamu sangat amat berbeda dari wanita yang hanya mengincar harta kekayaanku."

" Hey Cio, bisa gak sih lo tu to the point? Lo kebanyakan berbicara, bahkan Crystal bosan menunggu lo ngomong yang kayak lagi membacakan pidato itu."

Hey, Silviana sangat mengganggu suasana.

" Maaf Crystal, aku sangat gugup. Bahkan ini pertama kali nya aku melakukan ini. Ya inti nya kamu berbeda dengan wanita wanita lain yang pernah aku jumpai. Crystal, would you be mine?"

Belum sempat Crystal menjawab pertanyaan gue, ada seseorang yang menginterupsi mereka.

" Tentu saja dia adalah wanita yang berbeda. Bahkan lo bakalan terkejut jika mengetahui siapa dia sebenarnya."

Gue lihat Crystal kaget mendengar suara itu dan langsung menoleh.

" Damian..!!!"

Crystal langsung berlari dan memeluk pria itu, hey, apa hubungan mereka? Mengapa Crystal langsung memeluknya? Bagaimana bisa Crystal mengenal lelaki sialan ini.

" Wah, baru sebentar gue tinggal, bahkan lo sudah mendapatkan lelaki lain Line."

" Hentikan bodoh. Lebih baik lo jelasin ke gue, kenapa lo gak mengabari gue jika kau pulang hari ini?"

" Kalau gue mengabari lo, gue gak akan bisa menyaksikan adegan konyol seperti tadi. Dan hey, siapa nama lo? Abercio? Berhenti bertindak seperti tadi, Line tak akan menerima lo kalau lo melakukan hal seperti itu."

Crystal melihat gue yang hanya berdiri ditempat. Saat mendengar perkataan pria itu, jujur saja, itu menyakiti harga diri gue. Dan semua yang gue lakukan adalah ide Arnold dan Reinhard. Bahkan ini bukan gaya gue sama sekali, tapi demi Crystal, gue bahkan rela melakukan nya.

" Hey bodoh, lo udah menyakiti harga dirinya, Damian. Maaf Cio, sejujurnya gue lebih menyukai jika lo menjadi diri lo sendiri dan tidak melakukan hal seperti tadi."

Hah, benar saja, Crystal tak menyukai cara yang memang bukan gaya gue.

" Lo dengar itu Abercio. Line bukan wanita sembarangan. Seharusnya lo lebih memperhatikan apa yang disukainya."

" Sudahlah Damian. Cio gue minta maaf, tetapi gue belum siap untuk memulai sebuah hubungan dengan lo yang bahkan gak tau siapa gue."

Apa maksud nya? Oh iya, Crystal tak mengetahui bahwa gue sudah mengetahui identitasnya.

Bahkan Silviana sedang mengasihani gue sekarang, dia pun berbicara.

" Lagian lo siapa nya Crystal? Jangan karena lo populer, lo bisa tiba tiba menggangu acara kami."

Gue yang dari tadi diam mulai membuka suara.

" Percaya lah Crystal, siapapun kamu, aku sudah mencintaimu. Aku akan membuktikan bahwa aku sungguh sungguh mencintaimu."

" Sekalipun Line adalah seorang Mafia? Gengster? Bahkan pembunuh bayaran.? Apa lo masih tetap mencintainya?"

" Hey, apa maksud lo ngomong kayak gitu? Gue sudah mengetahui identitas Crystal."

Ku lihat Crystal sangat terkejut dengan perkataan ku bahkan Damian pun ikut terkejut.

" Gue udah tau kalau Crystal adalah penerima beasiswa Paradise. Dan gue gak masalah, gue gak pernah memandang harta seseorang. Dan gue gak akan mempermasalahkan Crystal yang bukan dari keluarga kaya."

Silviana tampak kaget ketika mengetahui bahwa Crystal adalah seorang anak beasiswa. Tapi kenapa raut wajah Crystal dan Pria itu?

" Hey, Mr. Neron, apa lo sebodoh itu? Apakah selama ini lo berteman dengan nya dan tak pernah berfikir? Bagaimana bisa seorang anak beasiswa bisa mendapatkan akses untuk berkeliaran di Paradise? Apakah itu masuk akal? Lo pasti nya tau seperti apa paradise itu. Sial, sudah berapa banyak gue berbicara omong kosong ini?"

" Apa maksud lo Damian? Lo pikir karena lo adalah orang paling berkuasa di sekolah, gue akan kemakan sama omongan lo? Gue percaya, Crystal bukan orang sekejam itu. Dia gak akan melakukan pekerjaan menjijikkan seperti itu. Dia bahkan gak pernah membunuh seseorang."

" Baiklah, mari kita hentikan omong kosong ini. Dan lo dengar sendiri Line."

Gue lihat raut wajah Damian berubah, bahkan kesan ramah yang ditunjukan tadi seakan hanyalah ilusi.

" Mungkin kalian disini sudah mengenal gue, tapi gue akan memperkenalkan diri gue sekali lagi, gue adalah Damian Ananda Remos. Dan Crystaline dalah adik gue. Crystaline Amanda Remos."

" Hah?"

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!