Ep 2

Setelah selesai makan siang bersama mama dan papa, Line mencoba ke perpustakaan yang ada dirumahnya dan menghabiskan waktu dengan membaca buku, salah satunya adalah buku tentang bagaimana menjaga diri sendiri. Setelah merasa mengerti, Line berniat untuk mencoba mempraktekan beberapa gerakan, Line tidak menyangka jika tubuhnya akan dengan mudah mengingat gerakan yang di bacanya di bukunya tadi. Line berencana untuk keluar sebentar malam ini, setelah mama dan papa nya tidur tentu saja.

Waktu menunjukkan pukul 23:00 dan Line bersiap untuk ke club malam, ya tentu saja. Celine yang dulu tak akan pernah mendatangi tempat seperti ini. Line akan mencoba mengenali bagaimana kehidupan malam di sebuah Club malam terbesar di kota ini. Sebelumnya Line sudah mencoba beberapa alkohol dirumah tanpa sepengetahuan mama dan papanya, dan tingkat ketahanan tubuhnya terhadap alkohol lumayan tinggi.

Sesampainya di club malam terbesar di kota ini, Line langsung menghampiri bartender dan memesan minuman. Line mencoba untuk memesan minuman ringan terlebih dahulu. Tak lama, tiba tiba ada yang menghampiri dan menggodanya.

" Hey cantik, sendirian aja?"

Line tampak malas meladeni pria tersebut. Walaupun pria tersebut nampak lumayan tampan.

" Hey cantik."

Pria tersebut mencoba mendekati Line dan memegangnya, tentu saja Line yang sudah banyak membaca buku bela diri langsung membanting pria tersebut. Ternyata benar, Line bisa melakukannya dengan mudah.

" Nona, tolong, tolong lepaskan. Ini benar benar sakit nona."

" Lo tau apa yang paling gue benci? Seorang lelaki yang tak tau sopan santun terhadap wanita."

" Nona percaya lah, gue bukan orang yang bisa sembarangan lo singgung, sepupu gue adalah juara taekwondo nasional. Dia tak akan diam saja jika tau gue di ganggu seseorang. Bagaimana jika kita selesaikan masalah ini dengan lo nemenin gue minum malam ini?"

Line yang memang pada dasar nya sudah kesal duluan langsung melampiaskan kekesalannya kepada pria tersebut.

" Hei idiot, di kehidupan sebelum nya gue mungkin gak akan berani melawan dan akan diam saja, tapi sekarang bakalan gue perlihatkan gimana akibatnya kalau lo berani ngusik gue."

" Kakak, kakak, tolong maafkan teman kami, percayalah, sepupunya akan benar benar mencari mu jika kau menghajarnya lebih dari ini." Ucap salah satu teman pria itu.

" Lalu, lo mau gantiin dia? Kalau enggak, sekarang juga pergi dari tempat ini."

Mereka langsung membawa pria tersebut keluar dari club tersebut. Line melanjutkan kembali minumnya. Kemudian bartender menghampirinya.

" Lo orang baru ya?"

" Kenapa?"

" Karena cuma lo yang berani cari masalah sama dia. Sepupu nya adalah William Skoci. Juara turnamen nasional. Dia juga merupakan salah satu gangster disini."

" Gue gak perduli. Itu akibat jika dia berani ganggu gue."

" Hey nona. Semoga lo beruntung. Lo lihat di sana, itu William Skoci, dia pasti nyariin lo."

Line melihat kearah pintu masuk, jelas saja itu adalah lelaki yang baru saja ia hajar dan beberapa orang lainnya. Mereka menghampiri Line.

" Apakah kau yang membully sepupu ku?"

" Kalau lo udah tau jawabannya, kenapa masih bertanya?."

" Bisa kau jelaskan mengapa kau membully nya?"

" Tanyakan pada Idiot itu, apa yang sudah dia lakukan."

" Hey nona. Kau sudah kelewatan, bagaimana kau akan menyelesaikan nya? Perlukah aku mematahkan tangan mu? Atau kaki mu? Bagaimana kalau menemani kami minum? Akan ku pertimbangkan untuk melepas mu kali ini."

" Kalau gue menolak?"

" Kau harus menghadapi semua orang orang ku."

" Sampah..!!"

Tak sampai 5 menit, 10 orang yang dibawa oleh Skoci sudah tumbang dibuat Line.

" Sialan.. Jangan senang dulu kau bocah, aku akan memberi mu pelajaran."

" Benarkah? Bagaimana kalau lo juga kalah?"

" Omong kosong..! Jika aku kalah, aku akan mengakui mu sebagai bos ku."

Bahkan belum sempat Skoci mengayunkan tangannya, Line sudah lebih dulu melompat kearahnya. Tak sampai semenit, tubuh Skoci sama sekali tak dapat di gerakkan.

" Apa yang kau lakukan bocah? Kenapa tubuh ku tak bisa di gerakkan?"

" Lo kalah."

" Kau curang..!! Aku tak bisa menerima ini."

" Baiklah, dari awal apa lo gak mikir kalau lo sedikit keterlaluan, gue seorang gadis dan gue sudah menghajar 10 anak buah yang lo bawa. Dan lo masih ingin ngelawan gue? Baiklah kalau itu mau lo, jangan salahkan gue kalau gue keterlaluan."

Line mengembalikan keadaan Skoci seperti semula. Skoci tak membuang waktu, dia langsung melancarkan serangan kearah Line. Akan tetapi karena tubuh Line yang lincah, itu membuatnya sangat mudah untuk menghindari serangan Skoci. Setelah 5 menit Line hanya menghindari serangan, akhirnya Line menyerang Skoci tepat pada titik vitalnya, yang membuat Skoci langsung tumbang.

" Masih ingin lanjut?"

" Aku menyerah nona. Aku akan menepati janji, kau adalah bos ku sekarang."

" Bos apanya? Lo kira gue tertarik sama kelompok gangster lo itu."

Line sebenarnya kehabisan tenaga karena tiba tiba memaksakan tubuhnya untuk bergerak, bahkan Line sendiri kaget karena bisa mengatasi semua orang orang yang di bawa Skoci, untungnya Line sangat pandai untuk menunjukan Poker Face.

" Sekarang anda adalah nona kami, sebenarnya saya pun bukan gangster, hanya mengenal beberapa gangster saja."

" Terserah lo aja. Gue akan pulang sekarang."

" Baiklah nona, ini kartu nama saya, silahkan hubungi saya jika anda membutuhkan sesuatu."

Line meninggalkan club malam tersebut. Line gak pernah berfikir untuk berurusan dengan para gangster. Tapi mungkin mereka akan berguna pada waktunya. Sesampainya di rumah Line langsung beristirahat.

****

Seminggu pun berlalu, hari ini Line akan berangkat ke Nyc bersama dengan orang tua nya setelah keberangkatannya tertunda karena ada beberapa hal. Line sempat menemui William Skoci dan memberitahukan nya jika Line akan pindah ke Nyc. Skoci juga memberitahukan bahwa sebulan lagi dia akan ke Nyc untuk bertemu dengan beberapa gangster disana. Line tak terlalu memperdulikan hal tersebut, karena dirinya tak berniat untuk berurusan dengan para gangster atau mafia disana, karena itu akan sangat berbahaya bagi dirinya yang masih pemula.

Sesampainya di Nyc, Line bersama orang tua nya langsung menuju kerumah mereka disana yang di tempati oleh abang nya Line. Tetapi bahkan sesampainya mereka disana, mereka tak mendapati keberadaan abang nya. Mama nya kali ini benar benar uring uringan, bahkan no hp nya tak dapat di hubungi. Line tak mau ambil pusing, toh abang nya sudah besar, bukan anak TK yang tak tau arah jalan pulang.

Line mulai membereskan barang bawaan nya ke kamar yang ditunjukan oleh mama nya. Kamarnya tepat didepan kamar abang nya di lantai 2.

****

- Sebulan kemudian -

*drrrtt drrrttt*

" Hey, nona muda, bagaimana kabar mu?"

" Tak perlu basa basi, gue sibuk. Ada apa?"

" Baiklah nona, Tuan Rem sedang berada di Nyc, ia ingin menemui nona malam ini, bagaimana?"

" Baiklah, lo dimana sekarang? Gue bakalan nyamperin lo."

" Baik nona. Kami di Manhatthan. Saya akan menjemput nona jika mau."

" Tak perlu. Gue bisa sendiri. Tentukan aja dimana kita ketemu. Sore ini gue kesana."

" Baik nona."

Pada akhirnya William Skoci tetap tak berhenti manggil Line dengan sebutan nona.

Baiklah gue akan bersiap siap. Bagaimana mungkin pak tua itu tiba tiba datang ingin menemui gue.

Beberapa jam kemudian, Skoci mengirimkan alamat tempat janjian. Line bersiap siap untuk berangkat.

" Ma, pa, Line keluar dulu ya. Mungkin sampai malam."

" Kamu mau kemana sayang?"

" Ketemuan sama teman pa."

" Dimana? Perlu papa anterin sayang? Kamu kan belum tau jalanan disini."

" Gak perlu pa. Line bisa sendiri kok. Oke bye ma, pa."

Line langsung pergi menemui Skoci. Membutuhkan waktu 1 jam untuk sampai ditempat yang di kirim Skoci.

" Nona, akhirnya anda sampai."

" Ya, jalanan nya agak susah. Gue kira nyasar. Lo bawa mereka?"

" Tentu saja nona. Tak mungkin saya membiarkan anda menemui Tuan Rem itu tanpa pengawalan. Saya bahkan tak tau apa yang ada di pikirkan nya."

" Baiklah, terserah lo aja. Kita berangkat sekarang."

Line dan juga Skoci beserta bodyguardnya langsung berangkat menuju tempat yang sudah dijanjikan. Ternyata tuan Rem itu memilih sebuah restoran yang ada di Manhattan sebagai tempat pertemuan. Sesampainya disana, mereka sudah mengatur orang untuk menjemput Line.

" Selamat datang Nona Line. Dan apa kabar Skoci?"

" Kenapa kau yang menjemput kami?"

" Siapa dia Skoci?"

" Dia.....

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!