Ep 15

Setelah berbincang cukup lama, kami pun pamit untuk pulang, karena memang hari sudah terlalu larut. Kemal mengantar gue sampai depan rumah. Ketika gue ingin masuk, Kemal memanggil gue.

" Celine.."

" Ya?"

" Itu... Besok gue antar lo ke sekolah ya?"

" Hah?"

" Iya, soalnya gue itu.. Sekalian mau bilang makasih."

" Oh, iya. Tapi emang gak ngerepotin lo?"

" Enggak lah. Lagian sekolah lo sama gue masih searah kok."

" Oke."

" See you. Goodnight Line."

" Good night too."

Tiba tiba Damian muncul.

" Udah sayang sayangan nya di lanjut besok aja woi."

Gue kaget, Kemal juga langsung pamit sama gue dan Damian buat balik kerumah nya.

" Lo resek banget sih, siapa juga yang sayang sayangan."

" Yaelah Line, lo gak bisa bohong sama gue. Gue tau lo pasti suka kan sama Kemal. Jujur lo."

" Sok tau lo. Kata siapa?"

" Lo itu gak pernah ngeliat cowok kayak lo ngeliat Kemal, udah lah gue tau."

" Sok tau. Udah ah gue mau masuk kamar, bye."

Gue masuk kamar dan langsung bersih bersih. Gue akuin, gue bahagia sekarang. Setidaknya Kemal tau siapa gue sebenarnya. Kemudian gue di telfon oleh skoci.

" Hey nona muda. Apa kabar? Lo tega banget gak pernah nelfon gue."

" Sorry skoci, gue benar benar sibuk sama sekolah gue. Belum lagi masalah baru baru ini."

" Nah itu yang mau gue omongin sekarang sama lo. Lo udah dengar belum kabar Daniel?"

Deg, jantung gue rasanya berhenti berdetak, gue hampir melupakan Daniel. Gue bahkan belum sempat mengecek bagaimana keadaan wilayah Daniel saat ini.

" Ya, gue udah dengar. Semua salah gue. Karena gue, Daniel harus mengalami ini semua. Seharus nya gue gak melibatkan dia untuk urusan gue. Besok temenin gue ke makam Daniel, gue mau minta maaf sama dia."

Gue tak mendengar suara apa pun dari seberang sana. Gue lihat telfon ini masih tersambung.

" Skoci? Lo masih disana?"

" Hey bos. Lo doain gue mati?"

" Da..Daniel?!! Itu suara Daniel kan?"

" Yes bos, ini gue Daniel."

" Tapi Bastian bilang..."

" Santai bos, gue gak selemah itu, ya beruntung nya gue, saat gue sekarat kakek tua Roulee dan skoci menemukan gue. Dan sekarang gue masih selamat."

" Astaga, lo benar benar buat gue khawatir sama lo. Gue kira lo beneran..."

" Yo santai bos. Oiya besok kakek tua Roulee ingin bertemu dengan lo."

" Ya besok gue ke Club."

" Oke bos."

Ya Line sedikit tenang sekarang, setidaknya Daniel masih hidup. Permasalahan nya sekarang adalah, Kakek Roulee. Bagaimana caranya Line menghadapinya, apa yang harus Line jelaskan padanya. Biar bagaimana pun, Bastian tetap lah cucu nya. Line mengistirahatkan pikiran nya, dia membutuhkan istirahat sekarang.

---------------------------------------------

Sudah beberapa bulan berlalu sejak Line mengetahui bahwa Daniel baik baik saja. Dan juga, Kakek Roulee meminta maaf pada Line dan Damian karena gak pernah ngasih tau tentang identitas Bastian.

Kakek Roulee mengaku bahwa dia sudah sejak lama mengetahui tentang identitas Bastian yang sebenarnya, tapi dia tidak menyangka jika Bastian tega untuk berkhianat. Awalnya kakek Roulee mengadopsinya karena kasian melihat nya, gak lama setelah itu, kakek Roulee mengetahui identitas aslinya. Tapi dia memilih untuk diam saja dan merawat Bastian sebagai mana Bastian adalah cucu kandung nya.

Sejak kejadian itu, kakek Roulee menyesal dan meminta maaf, padahal Line juga awal nya bingung harus ngomong apa, tapi pada akhirnya permasalahan ini dapat di selesaikan dengan damai.

Hari ini adalah farewell party untuk sekolah Line. Anak anak kelas 3 yang sudah selesai ujian juga mengadakan acara yang super mewah di Paradise Hotel. Memang gak banyak yang tau identitas Line sebagai pemilik Paradise Group. Hanya Damian dan Kemal.

Sorenya Line menuju ruangan meeting yang ada di Hotel ini, karena memang Line memiliki jadwal meeting dengan beberapa klien yang ingin bekerja sama dengan Paradise. Line gak bisa bergabung dalam acara karena jadwalnya yang lumayan padat. Tapi karena tadinya Line harus menemani Damian bersiap terlebih dulu, Line agak sedikit terlambat, semua klien sudah pada hadir semua. Saat memasuki ruang meeting, Line kaget..

" Selamat sore semuanya. Maaf karena saya sedikit terlam...."

Deg, jantung Line hampir berhenti seketika, siapa yang menyangka kalau di meeting kali ini, papa dan mama nya termasuk kedalam daftar klien yang akan bekerja sama dengan Paradise Group.

" Ekhem,, maaf karena saya sedikit terlambat. Mari kita mulai meeting kali ini."

Line di dampingi oleh sekretaris kantor untuk meeting kali ini. Setelah 1 jam, meeting pun selesai. Sekretaris Line mempersilahkan semua klien untuk meninggalkan ruangan.

" Permisi tuan tuan sekalian, meeting hari ini sampai disini saja, untuk selanjutnya kita akan menjadwalkan nya kembali, anda sekalian sudah bisa meninggalkan ruangan."

Setelah semua meninggalkan ruangan, mama dan papa melihat Line dengan tatapan " Kamu hutang penjelasan sama kita ". Line akhirnya pasrah, memang seharusnya dari awal Line memberitahukan hal ini pada mama dan papanya.

" Permisi nona, supir sudah menunggu di depan."

" Oh. Terima kasih Lily. Saya masih ada urusan sebentar. Kamu bisa pulang duluan dengan supir. Jangan lupa untuk mengirimkan hasil Meeting kita hari ini ke saya."

" Baik nona. Tapi saya ingin mengingatkan jika besok kita ada meeting di perusahaan. Dan saya harap nona bisa hadir."

" Baiklah, saya akan hadir besok."

Ya besok Line bisa ke perusahaan, karena besok dirinya tak memiliki jadwal apapun. Sudah lama sekali sejak terakhir kali Line datang ke perusahaan. Ya mungkin sebaiknya Line harus sering sering mengunjungi perusahaannya.

Setelah berpisah dengan Lily, Line langsung mencari Damian di ballroom. Ternyata dia sedang bersama dengan teman teman nya. Line pun membiarkan acaranya berlangsung tanpa gangguan, nanti setelah sampai rumah, dia akan meminta bantuan Damian.

Sesampainya dirumah, ternyata mama dan papa sudah tidur duluan karena memang Line sengaja pulang kemalaman untuk menghindari mama dan papanya. Kali ini Line berhasil selamat. Line langsung menarik Damian untuk berbicara.

" Damian. I need to talk with you."

" What's wrong Celine?"

" Ini urgent. Ikut gue."

Damian mengikuti Line ke kamarnya dan mereka berbicara di balkon kamar Line. Line langsung menceritakan semua yang terjadi di dalam ruangan meeting tadi ke Damian.

" Lo serius Line?"

" Serius Damian, gue harus gimana dong? Mama sama papa pasti udah nungguin gue dari tadi buat di introgasi. Besok pasti mereka mulai introgasi gue. Bantuin gue lah, besok gue ada meeting di kantor."

" Lah kok minta bantuan sama gue sih?"

" Ya kalau gue gak minta tolong sama lo, gue harus minta tolong siapa?"

" Yaudah sih jawab aja."

" Jawab apa ****. Lo kalau gak bantuin gue, gue ceritain semua nya ke mama sama papa kerjaan lo selama lo tinggal disini. Mau lo?"

" Eh, lo kok gitu sih. Jangan dong."

" Ya makanya bantuin gue."

" Bilang aja kalau waktu itu Paradise lagi krisis, nah lo pakai semua tabungan lo buat beli tu perusahaan."

" Gila lo, lo kira papa dan mama bakalan percaya? Cari alasan yang bener kenapa sih."

Tanpa mereka sadari, ada orang yang menguping pembicaraan mereka dari luar karena pintu nya tidak tertutup rapat.

Keesokan pagi nya Line sudah bersiap untuk ke kantor. Line turun ke meja makan untuk sarapan, disana sudah ada mama dan papa. Tapi Damian gak ada disana. Mungkin dia masih tidur. Gimana dong gue ini, gue harus jawab apa ke mama dan papa.

" Morning ma, pa."

" Morning too sayang. Sarapan dulu."

" Itu,, sebenarnya pa ma..."

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!