CELINE

CELINE

Ep 1

- Indonesia -

" Hey, bocah berhenti..!!"

Tampak gadis itu tetap berjalan tanpa menghiraukan panggilan dari lelaki tersebut.

" Hey, bocah? Lo gak denger gue panggil? Suka banget nyuekin gue."

" Kan dah gue bilang berkali kali, jangan sok akrab sama gue, gue malas meladeni cewek cewek lo itu."

" Apa salahnya? Kan memang gue akrab sama lo. Lagian gue gak punya cewek Line."

" Bisa gak lo pura pura gak kenal sama gue?"

" Enggak. Lo itu teman gue Line. Jadi gak mungkin gue pura pura gak kenal sama lo."

" Lo tu selalu nyusahin gue tau gak. Lo tau cewek cewek lo itu hampir setiap hari gangguin gue cuma buat pertanyaan gak penting. Apa kesukaan lo, hobi lo, bahkan warna ****** favorit lo. Bisa gila gue lama lama."

" Hey, lo merasa terganggu sama mereka? Kalau gitu biar gue aja yang memperingati mereka. Mereka akan berhenti gangguin lo."

* Pletakk!! *

" Line..!! Kenapa lo mukul kepala gue?"

" Agar kebodohan lo pergi menjauh."

" Apaan sih Line. Gue serius."

" Lo bodoh beneran ya? Kalau lo ngomong sama mereka, yang ada mereka bakalan ngebully gue tau gak sih. Gue gak sepopuler lo idiot."

" Tapikan..."

" Gue bakalan jalan duluan. Lo jangan ngikutin gue. Jaga jarak 10 meter dari gue. Kalau enggak, gue gak akan mau temenan sama lo lagi. SELAMANYA...."

" Tapi,, hey Line.."

Gadis itu tampak pergi menjauh dari lelaki tersebut.

" Akhirnya gue bisa menjauhi si idiot itu. Bagaimana bisa dia gak menyadari bahwa banyak sekali cewek yang berusaha mendekatinya. Dasar bodoh."

Sesampainya dirumah, Line langsung memasuki rumah dan berniat langsung memasuki kamar. Akan tetapi, langkah Line terhenti karena panggilan seseorang.

" Line, kemari sebentar. Papa dan mama mau bicara sama kamu."

Ya mereka adalah papa dan mama Line. Vanilla Zarsya ZEn's dan Rendi Remos. Mamanya adalah CEO ZEn's Group dan Papa nya adalah CEO Remos Group. Setelah mereka menikah, papa dan mama nya sepakat untuk menggabungkan perusahaan mereka menjadi satu dan mengganti namanya menjadi Crosia Corp. Crosia Corp menjadi perusahaan terbesar yang ada di Indonesia.

" Iya pa. Ada apa?"

" Minggu depan kita akan pindah ke Nyc. Jadi kamu persiapkan semua barang barang kamu."

" Tapi, Line udah nyaman disini pa. Kenapa harus pindah?"

" Sayang, kamu tau kan abang kamu yang satu itu. Kali ini dia benar benar membuat masalah. Mama dan papa gak bisa tinggal diam lagi sayang. Jadi kita harus pindah kesana."

" Kali ini apa lagi yang di lakukan si idiot itu? Kenapa selalu menyusahkan papa dan mama."

" Kalau kamu ingin marah, silahkan marah dengan abang kamu setelah kamu bertemu dengan nya Line. Papa akan mengurus semua berkas kepindahan kamu."

" Baik pa. Tapi Line harus pamit sama sama Karel."

" Oh teman kamu yang cowok itu ya? Papa gak suka kamu temenan sama dia. Dia kayak cowok cowok gak bener Line."

" Nah kan papa mulai lagi deh. Udah ah Line mau ke kamar mau mandi."

-------------------------------------------

Pagi ini Line bangun dan bersiap siap. Hari ini Line sudah janjian akan bertemu dengan Karel. Ya cowok idiot itu namanya Karel Susanto, teman sekaligus sahabat Line satu satunya. Line akan bertemu dengan nya di taman tempat biasa mereka bertemu. Line yang biasanya datang telat hari ini memutuskan untuk datang lebih cepat dari waktu janjian.

Sesampainya di taman tersebut, Line melihat Karel sudah sampai disana lebih dulu. Akan tetapi dia tak sendirian. Karel bersama dengan salah satu teman nya yang bernama Dio Pradana. Line kurang menyukai Dio karena Dio adalah anak nakal yang sering mengejek Line ketika di sekolah.

Line sengaja tak langsung menghampiri mereka karena tak ingin bertemu dengan Dio. Tetapi Line mendengar percakapan mereka.

" Rel. Lo serius ya betah banget temenan sama anak cupu kayak Crystaline."

" Ya terus kenapa?"

" Sintia lebih bagus kemana mana Rel. Udah cantik tajir lagi. Nah si Line? Udah jelek, cupu, kutu buku lagi. Udah jelas banget anak orang miskin nya."

" Lo bodoh ya Dio? Lo beneran gak tau siapa Crystaline?"

" Maksudnya?"

" Orang tua Celine itu pemilik Crosia Corp. Jelas dia lebih tajir dari pada Sintia."

" Lo tau darimana?

" Waktu pertama kali masuk sekolah, gue gak sengaja liat dia diantar pakai mobil mewah, Dan gue juga liat bokap nya. Gue tau bokap nya itu pemilik Crosia Corp karena sering muncul di majalah."

" Sumpah lo? Tau gitu gue baik baikin tu anak. Sialan."

" Hahaha, itu sih Derita lo. Lo kira gue mau temenan sama dia kalau dia bukan anak orang kaya. Sebentar lagi, gue bisa manfaatin dia. Gue bakalan manfaatin dia buat jadi ATM pribadi gue. Dia gak tau aja kalau gue sebenarnya tau identitas dia. Tinggal gue kasih cerita sedih. Dia pasti bakalan dengan senang hati ngeluarin uang nya buat gue."

" Pinter lo. Kalau gitu jangan lupain gue ya."

" Sip aman. Mending lo pergi sekarang, dia kayak nya bentar lagi sampai ni."

Setelah Dio pergi. Line sengaja tak langsung menghampiri Karel. Line berusaha setenang mungkin. Line berusaha untuk tak berteriak memaki Karel. Setelah tenang, Line menghampiri Karel. Karel yang melihat Line mulai melancarkan aksinya. Karel mulai menceritakan kalau dia sedang tertimpa masalah keuangan. Orang tua nya sedang dalam keadaan kritis karena perusahaan nya sedang dalam masalah.

Line yang sudah mengetahui rencana Karel mulai menjalankan rencana nya juga.

" Gue gak nyangka ternyata lo sesusah itu Rel. Gue juga ngajak lo kesini karena butuh tempat curhat. Hari ini gue baru tau kalau gue bukan anak kandung dari orang tua gue. Gue ternyata cuma anak adopsi Rel. Gue sedih banget. Bahkan mereka mau balikin gue ke panti asuhan karena gue gak sengaja mecahin guci kesayangan mama gue Rel."

" Hah? Maksud nya? Lo cuma anak pungut keluarga Remos?"

" Iya Rel, makanya gue sedih banget. Gue gak tau harus cerita ke siapa lagi, gue cuma punya lo Rel."

Karel benar benar terkejut saat mendengar cerita Line, jelas saja Karel langsung menunjukkan wajah aslinya.

" Jadi lo beneran cuma anak miskin? Jadi lo bukan anak dari keluarga Remos? Anjing, sia sia gue buang waktu gue selama ini buat temenan sama lo."

" Jadi selama ini lo temenan sama gue karena lo taunya gue anak dari keluarga Remos? Gue kira lo beneran tulus temanan sama gue Rel."

" Gila ya lo? Mana ada yang mau temenan sama orang miskin kayak lo. Mulai sekarang lupain semua nya. Jangan pernah sekalipun lo nyapa gue. Gue bukan teman lo sialan."

Line yang mendengar semua itu langsung tertawa terbahak bahak. Line tak menyangka bahwa orang yang selama ini dianggapnya sebagai teman malah mengecewakan nya.

" Lo bodoh ya? Tiba tiba ketawa gak jelas."

" Gue bodoh? Iya gue bodoh karena percaya sama omongan cowok kayak lo. Thankyou karena udah nunjukin sifat asli lo. Jadi gue udah gak punya alasan buat menetap disini. Semua yang gue bilang sama lo tadi itu bohong. Gue sengaja bilang kayak gitu supaya lo menunjukan sifat asli lo. Gue pergi sekarang."

Line meninggalkan taman tersebut dengan keadaan kecewa dan marah. Sesampainya di tepi jalan, Line berniat untuk menyebrang jalan. Tetapi tiba tiba ada yang mendorong Line dari belakang, itu Karel. Karel mendorongnya ke arah jalan raya. Line terjatuh dan pada saat yang sama ada sebuah mobil yang melaju kencang, akhirnya Line tak sempat untuk menyelamatkan dirinya sendiri..

****

" Ahh..! Menyakitkan sekali, apakah aku sudah mati? Bagaimana dengan si idiot itu? Apakah dia sedang menertawakan kematian ku ini?"

" Hey anak manusia, apakah kau menginginkan kesempatan kedua?"

" Hey, suara siapa itu? Tunjukan dirimu..!"

Tiba tiba muncul sebuah cahaya yang sangat menyilaukan.

" Kau tak perlu tau siapa aku, aku akan memberikan kesempatan kedua untuk mu."

" Hey sialan, bagaimana aku bisa mempercayaimu. Bagaimana caranya kau menghidupkan aku kembali, memangnya kau tuhan? Jangan bercanda.."

****

- Seminggu Kemudian -

Line perlahan membuka mata nya. Line melihat ruangan serba putih dan bau obat khas rumah sakit.

" Sialan...!!! Dimana ini?"

" Hey Line. Kamu baik baik saja sayang? Papa akan memanggilkan dokter."

Papa pergi menjauh, disini hanya ada mama dan gue.

" Line sayang, apa yang terjadi? Kenapa tiba tiba kamu mengumpat saat sadar?"

" Gak papa ma. Line haus."

Mama nya mengambilkan minum untuk Line dan membantu Line untuk minum. Setelah minum Line mulai bertanya.

" Kita dimana ma?"

" Di Rumah Sakit sayang."

" Kita masih di Indo ma?"

" Masih, kenapa Line?"

" Gak papa. Kita gak jadi ke tempat abang?"

" Gimana kita mau kesana? Sedangkan kamu mengalami kecelakaan. Tadi abang kamu bilang dia akan berangkat kemari besok."

" Bilang gak usah ma. Kita aja yang kesana. Line udah gak papa."

" Tapi sayang..."

Omongan mama terpotong karena kedatangan Dokter. dokter memeriksa keadaan Line, dan menyatakan semua nya baik baik saja. Dan besok sudah bisa pulang.

" Lihat ma pa, Line baik baik saja."

" Tapi apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa kecelakaan? Untuk ada orang yang melihat kamu, dan langsung membawa kamu kerumah sakit. Kamu tau, jantung papa hampir copot mendengar kamu kecelakaan."

" Line gak papa. Hanya tak sengaja tersandung dan terjatuh. Kebetulan ada mobil yang melaju. Dan Line gak ingat lagi."

" Kamu beneran Line? Bukannya kamu habis janjian dengan Karel saat itu. Dimana dia saat kamu kecelakaan? Dan kenapa dia sampai hari ini tak datang menjenguk kamu?"

" Dia gak akan berani jenguk Line pa. Line udah gak temenan sama dia."

" Kenapa?"

" Papa, Line baru sadar oke. Jangan tanyakan semua hal sama Line. Kasian dia, biarkan Line istirahat oke."

" Tapi papa mau tau ma. Kalau aja sampai kecelakaan Line ada hubungan nya sama dia. Papa pastiin dia gak bisa menjalani hidup enak lagi."

Keesokan hari nya Line sudah diperbolehkan pulang kerumah. Tapi Line merasa ada yang aneh dengan kepala nya. Seakan otaknya bekerja lebih cepat dari biasa nya. Line yang penasaran mengambil sebuah buku dan melihat ada beberapa soal yang ada disana, Line terkejut karena bisa menjawab pertanyaan pertanyaan itu secara langsung. Sebelum pulang, Dokter sempat mengatakan jika kepala Line terbentur dengan sangat keras saat kecelakaan, jadi ada 2 kemungkinan yang akan terjadi setelah sebagai efeknya, Line akan menjadi Idiot atau jika beruntung, Line akan menjadi Jenius.

Sesampainya dikamar nya, Papa, mama dan Line kaget melihat kamar Line yang super berantakan. Pantas saja kamar nya selalu dikunci. Mama yang melihat itu sudah seperti ingin menelan Line.

" Ini kamar atau sarang penyamun Line? Bagaimana bisa kamar kamu sekotor ini? Dasar Jorok. Mama gak mau tau, kamu bereskan sendiri. Jangan minta tolong sama bibik."

" Ma, Line baru keluar dari rumah sakit. Biar papa suruh bibik aja yang bersihin."

" Gak boleh. Line dari tadi sibuk bilang dia udah sembuh. Biarkan ini jadi hukuman buat dia. Gak pakai protes."

Setelah itu mama meninggalkan Line dan papa didepan kamar Line. Ya kadang sifat mama nya sangat keras pada Line, bahkan bisa tiba tiba memarahi Line tanpa alasan yang jelas.

" Yok, biar papa bantuin."

" Gak usah pa. Line bisa sendiri kok. Lagian sekalian Line mau nyiapin barang yang mau di bawa besok. Kita jadi kan ke Nyc nya pa?"

" Jadi sayang. Abang kamu udah papa kabarin disana. Papa keluar buat bujuk mama kamu dulu ya."

" Oke pa."

Line akan membersihkan sarang penyamun ini terlebih dahulu. Setelah sejam membersihkan kamar ini, akhirnya kamar ini baru bisa disebut sebagai kamar tidur. Rasa lapar pun mulai menghampiri. Line langsung menuju dapur.

" Coba kita lihat, apa yang bisa kita masak sebagai santapan siang ini."

Line mulai memasak beberapa masakan untuk makan siang bersama dengan mama dan papa nya. Bik Asih yang sampai di dapur kaget melihat Line yang memasak.

" Aduh non, biar bibik aja yang masak. Non duduk aja ya. Kan baru pulang dari rumah sakit.

" Gak papa bik, sekali kali Line mau masak. Hehehe."

Akhirnya Line masak di bantu oleh bik Asih. Pembantu rumah nya. Setelah 1 jam, semua masakan nya selesai dan di hidangkan di meja makan. Tak lama mama dan papa turun.

" Loh, kamu ngapain Line?"

" Masak buat mama sama papa. Tadi dibantuin bik Asih."

" Kamu bisa masak Line? Kok mama baru tau?"

" Tadi habis liat liat vidio masak. Jadi Line praktekin aja deh."

" Kok bisa?"

" Hehehe."

Setelah menyantap makanan tersebut, mama kaget karena masakan Line sangat enak. Mereka pun berbincang bincang di ruang tengah. Setelah itu kembali ke kegiatan masing masing.

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!