Ep 19

Paginya Line bangun sedikit awal, Line memutuskan untuk joging di sekitaran komplek. Setelah menghabiskan waktu satu jam untuk joging, Line pulang kerumah. Ternyata mama nya sedang menyiapkan sarapan di meja makan. Setelah menyapa mama nya, Line langsung ke kamar dan bersih bersih.

Setelah selesai mandi, Line menyusul ke meja makan, disana sudah ada papa nya yang sedang melihat berita pagi. Tak lama Damian menyusul turun ke meja makan.

" Loh, tumben lo belum siap siap Line?"

" Iya, hari ini gue ke kantor agak siangan."

" Kenapa?"

" Mau keluar sama Kemal nanti."

" Kemana? Kok Kemal gak ngomong ke gue?"

" Apaan sih lo. Emang nya Kemal harus laporan sama lo setiap dia mau ngajak gue jalan."

" Tapi setidaknya kan gue tau. Mau kemana emang?"

" Jalan jalan lah. Sekalian mau nyari kado buat tante Vivian. Minggu depan tante Vivian ulang tahun."

" Oh, iya. Semalam juga Vivian bilang ke mama, kalau dia mau buat acara kecil kecilan dirumah nya minggu depan. Nah kita di suruh datang. Mama kirain acara apaan."

" Iya ma. Makanya Line mau nyari kado sekalian buat tante Vivian."

" Kalau gitu nanti kamu ke butik langganan mama aja. Vivian suka koleksi koleksi disana."

" Oke ma. Thankyou."

" Sama sama sayang."

" Gue ikut dong kalau gitu."

" Gak boleh. Lo dirumah aja."

" Kok lo gitu sih? Gue kan bisa sekalian beli kado buat tante Vivian."

" Nanti gue beliin. Lo gak usah ikut. Lo gak bakalan tau tante Vivian sukanya apa. Transfer aja duit nya ke gue."

" Hah?"

" Sudah Damian, kamu ini. Biar lah Celine jalan dengan Kemal sekali kali. Kamu kayak gak punya pacar aja. Ajak sana pacar kamu main ke sini. Mama mau ketemu."

" Damian emang gak punya pacar ma. Jadi gak ada yang bisa dikenalin ke mama."

" Resek lo. Yang mau jadi pacar gue banyak, gue aja yang gak mau. Lagian kayak punya aja."

" Eleh setidaknya gue gak menyedihkan kayak lo. Main nya sama cowok mulu. Lagian bilang aja kalau cewek yang lo deketin gak mau sama lo karena tau lo gangster."

" Siapa yang gangster?"

Line lupa kalau mereka sedang sarapan bersama, Damian langsung melihat ke arah Line. Line yang sadar jika sudah mengatakan hal yang tak seharusnya, langsung melihat ke arah papanya.

" Apa pa?"

" Siapa yang gangster?"

" Oh, itu kelakuan Damian pa. Kelakuan nya udah kayak gangster, makanya cewek cewek gak ada yang mau sama dia."

Line melihat papa nya melihat ke arah Damian, Damian yang di pandangi mulai salah tingkah dan mencoba mencari alasan.

" Bukan gitu pa. Lagian mereka takut sama Damian juga karena Damian anak mama sama papa. Siapa yang gak tau sejarah Crosia Group? Jadi wajar aja kalau mereka takut. Bukan berarti Damian benar benar gangster."

" Baiklah. Lupakan."

Damian menatap penuh arti kearah Line. Line yang di pandangi oleh Damian bersikap bodo amat. Bahkan tak menunjukan rasa bersalahnya pada Damian.

Setelah sarapan, Line pamit untuk kembali ke kamar nya. Begitu pula dengan Damian. Damian langsung mengikuti Line yang berjalan ke arah kamarnya. Mereka berhenti tepat di depan pintu kamar masing masing.

" Lo gila ya? Bisa bisa nya keceplosan gitu di depan mama sama papa."

" Gue gak sengaja. Lagian lo kok nyolot banget sih. Biasa aja lah. Lagian papa juga kan gak tau."

" Lo kira papa ****? Please Line, kalau gue ketahuan, gue pastiin mama sama papa juga tau kalau lo sama kayak gue."

" Apaan sih lo. Lo ngancem gue?"

" Gue gak ngancem lo. Gue cuma ngingatin lo. Satu hal lagi, jangan terlalu dekat sama Kemal."

" Itu bukan urusan lo. Lo gak berhak ngatur kehidupan pribadi gue. Paham lo."

" Kemal itu.."

" Stop..! Gue gak ada hubungan apapun sama Kemal. Jadi lo gak usah gangguin gue. Lo urus urusan lo sendiri."

Line yang kelewat kesal langsung masuk ke kamarnya dan membanting pintu kamarnya. Damian hanya bisa diam melihat kemarahan Line. Entah kenapa Damian sangat kesal melihat Line hari ini.

" Sialan..!!"

****

Line sangat senang karena bisa menghabiskan waktu dengan Kemal. Kemal sangat perhatian, Kemal mengerti bagaimana memanjakan seorang wanita. Line benar benar jatuh cinta pada Kemal sejak hari dimana Line mengobati Kemal. Line belum pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, setelah mencari hadiah untuk mama nya Kemal, Line di ajak makan siang oleh Kemal. Lalu menonton film.

Line benar benar bahagia, Kemal benar benar sosok yang sangat di idamkan oleh Line.

" Gimana seru gak?"

" Seru banget. Makasih ya udah ngajakin gue jalan."

" No problem Line. Gue yang harusnya makasih karena udah di temani nyari kado buat mama."

" Gue senang banget hari ini bisa ngabisin waktu berdua sama lo."

" Gimana Line?"

Line kaget saat sadar apa yang barusan di katakan nya. Untung nya suasana Mall sangat ramai, jadi Kemal tak mendengar apa yang dikatakan Line.

" Gue senang. Udah lama gak sesantai ini. Iya gitu."

" Ooh. Ya istirahat itu penting. Sekali kali kan lo nyantai, pikiran juga fresh lagi."

" Iyaa."

Rasanya Line benar benar ingin menghilang jika Kemal mendengar perkataan nya tadi. Line senang menghabiskan banyak waktu dengan Kemal. Bahkan Line sudah merasa bahagia melihat perhatian perhatian kecil yang di berikan Kemal padanya.

Keesokan harinya Line kembali bekerja seperti biasanya. Line harus menyelesaikan pekerjaan nya agar tak mengganggu waktu untuk hal lain yang harus di urusnya, apalagi banyak hal yang harus diperhatikan Line, seperti club, hotel, restoran, dll. Line memang bisa mengatur waktu antara belajar dan bekerja, tapi untuk urusan makan, Line sangat pelupa. Seperti sekarang, bahkan Line melupakan makan siangnya ketika sudah fokus bekerja.

" Maaf Miss. Ini ada titipan makan siang dari Mr. Athalla."

" Oh, terimakasih. Kemal nya mana?"

" Sudah pergi Miss."

" Baiklah. Kamu bisa kembali."

Line senang mendapat kotak makan siang dari Kemal, rasanya Line ingin terbang saking bahagianya. Hey jangan salahkan jika Line bahagia hanya karena hal sepele. Bahkan mungkin lo akan sangat bahagia ketika orang yang lo suka mengucapkan selamat pagi.

Line mengirim pesan ke Kemal untuk mengucapkan terimakasih untuk kotak makan siangnya. Dan menghentikan pekerjaan nya untuk makan siang.

Disisi lain, Damian, Kemal dan Fahrenza sedang duduk di dalam sebuah Cafe. Fahrenza dan Kemal menikmati obrolan mereka, akan tetapi Damian tampak sangat kesal.

" Lo kenapa? Dari tadi diam aja. Gak biasanya."

" Lo pasti tau alasan gue kayak gini."

" Kenapa? Karena kotak makan siang tadi? Come on Damian, itu cuma kotak makan siang. Lagian titipan dari mama gue."

" Yap Damian, santai. Kemal gak bakalan berani ngeracun adek lo. Gue ke toilet dulu. Kalian lanjut pembicaraan nya. Jangan buat keributan oke."

Damian hanya melihat ke arah Fahrenza yang pergi ke toilet. Lalu melihat ke arah Kemal dengan tatapan kesal.

" Lo terlalu dekat sama adek gue Mal. Ingat lo udah punya tunangan."

" Damian? Lo kenal gue berapa lama? Gue gak akan ninggalin tunangan gue untuk perempuan lain. Lagian Celine udah gue anggap kayak adek gue sendiri."

" Tapi enggak dengan Celine."

" Maksud lo?"

" Celine ada perasaan sama lo Kemal. Please lo jangan pura pura gak nyadar. Lo tau kan kalau Celine suka sama lo?"

Kemal hanya terdiam saat menanggapi pertanyaan itu. Ya Kemal akui, Kemal menyayangi Line, tapi hanya sebatas adik.

" Jauhin adek gue.! Lo tau kan kalau gue sayang sama Celine."

" Damian..!!"

Damian dan Kemal kaget mendengar suara tersebut. Damian langsung melihat ke arah suara tersebut. Tak jauh dari tempat mereka duduk, Celine berdiri dengan tatapan marah dan kecewa pada Damian. Damian mencoba menghampiri Line, tapi Line pergi menjauh, Line pergi dengan perasaan marah dan kecewa pada Damian.

Line salah paham, salah paham pada Damian, Line tidak mendengar semua percakapan mereka, Line hanya mendengar sebagian. Damian harus menjelaskan semua nya pada Line. Damian tak ingin Line menjauhi nya karena hal ini.

Saat Fahrenza kembali, suasana disana sangat lah menegangkan. Faren bahkan gak tau harus ngomong apa.

" Gue akuin, mungkin gue salah. Dan sekarang Celine salah paham sama lo. Lo mau gimana? Ceritain semuanya sama Celine?"

" Gue gak bisa. Lo tau, hubungan gue sama Celine bahkan lebih rumit."

" Rumit? Maksud lo?"

" Gue tau kalian bakalan nganggap gue gila. Tapi gue suka sama Celine."

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!