Adiella memegangi kepalanya dengan satu tangan dan tangan yang satu mencari pegangan. Kepalanya pusing dan perutnya sangat mual bahkan ia tak bisa berhenti berjalan seperti orang mabuk.
"Aduh...kenapa dunia ini berputar putar ..uekkk.." Adiella memuntahkan isi perutnya yang hanya berupa cairan putih
"Waha ...hahahha....ada ada saja kamu nona " Ucap Beringin Emas sambil memegangi perutnya karna tak dapat mengontrol ketawanya.
"Kau sangat menyebalkan Beringin Emas" Ucap Adiella lesuh
Beringin Emas tak henti hentinya tertawa melihat nonanya itu. Dia masih sangat ingat jelas bagaimana konyolnya Adiella saat dalam masa perpindahan dimensi ia tak henti hentinya berteriak
"*gempa...gempa... beringin ..e..mas ada gempa"
"aku berputar ...tidak aku terhisap.. apa ini"
"ahk...dunia ini kenapa tak mau berhenti berputar*"
"Jangan menertawakanku seperti itu kau beruntung karna tak merasakannya" Kesal Adiella sambil berusaha berdiri.
Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru
"Hutan..." Ucapnya
"Apa kita sudah pindah tempat Beringin Emas " Tanya Adiella sambil melangkahkan kakinya menyusuri hutan tersebut
" Benar sekali nona kita berada di dunia yang berbeda dari yang semula"
"Lalu dimana yang lain " Tanyanya yang hanya mendapat gelengan dari Beringin Emas
" Dielll" Teriak Profesor Adolf
"Ah.. itu mereka " Ucap Adiella saat melihat kelompoknya di dekat air sungai
Adiella menghampiri mereka yang disambut dengan pelukan dan tangis bahagia dari kelompoknya
"Akh..auu..sakit " Rengek Adiella saat tampa sengaja ada yang menyentuh luka di lengannya
"Kenapa kamu seperti ini aku akan mengobatimu " Ucap Wanita paruh baya
Wanita itu dengan telaten membersihkan luka luka Adiella menggunakan air sungai dan membungkusnya dengan kain setelah memberikan tumbukan dedaunan di atas luka Adiella
"Trimakasih bi Anju" Ucap Adiella sambil tersenyum tulus
"Ini tidak seberapa dengan pengorbananmu sayang " Balas Anju
"Kakak ..." Teriak Rebecca saat mendapati Adiella dan segera berlari memeluknya
"Jangan tinggalkan kami kak...hiks...kami hanya mengenalmu disini " Ucapnya sambil menangis
Adiella mengusap kepala Rebecca " Kakak tidak akan meninggalkan kalian akan kakak pastikan kalian tetap aman" Ucap Adiella lirih
Adiella melepas pelukan Rebecca saat melihat kedatangan adik adiknya yang lain bersama Profesor Adolf
Mereka segera berpelukan dan melepas kekhawatiran yang sempat meliputi mereka.
"Lalu apa tindakan kita selanjutnya Profesor" Tanya Adiella
"Hummm...aku merasa kita harus berpisah" Jawab Adolf ragu
Adiella mengernyitkan dahinya " Kenapa?" Balasnya
"Entah mengapa aku merasa kita harus menyamarkan keberadaan kita. Jika kita tetap berjalan berkelompok dalam jumlah besar seperti ini maka akan mengundang kecurigaan di dunia yang bahkan tidak kita kenal ini" Tutur Prof.Adolf
"Anda benar Profesor" Ucap Adiella
Akhirnya setelah melakukan perundingan dengan yang lain mereka menyepakati akan mengambil langkah masing masing.
"Sebelum berpisah ada baiknya kita membagi kelompok dan memilih arah yang berbeda untuk di tuju " Ucap Profesor Adolf yang di angguki yang lain
Adiella mengumpulkan adik adiknya untuk ia bawa bersamanya meski para orang tua sudah menawarkan diri untuk merawat mereka tapi Adiella bersikeras akan menjaga mereka dan memgemban tanggungjawab yang di berikan padanya dengan baik.
Kini disinilah Adiella bersama adik adiknya ia memandang mereka saru persatu untuk mengingat mereka
Pandangannya tertujuh pada Sisil Stony Loyi dan adik kandungnya Nara Stony Loyi mereka baruh berusia 7 dan 3 tahun.
Lalu matanya menatap bocah laki laki bernama Samuel Stony Patri yang berusia 8 tahun dan kakak kandungnya Rebecca Stony Patri berusia 13 tahun.
Mereka berempat merupakan keluarga besar Stony sama seperti ibu Adiella.
Kemudian ia memandang kedua adik kandungnya itu yah Joy Lala Domani yang sudah berusia 15 tahun dan adik laki laki bungsunya Elkana Domani yang sudah berusia 13 tahun.
Adiella menghela napas panjang
"Bahkan aku hanya dapat menyelamatkan keluarga ku saja " batinnya
"Kak Die ..kenapa kita tak mengikuti Profesor Adolf " Tanya Joy
"Karna kita. memiliki kisah yang berbeda" Jawabnya simpel
" Ku pikir sikap menjengkelkan kakak sudah punah " Kesal Joy
Adiella tersenyum mendengar sindiran adiknya itu
" Kau juga masih pemarah " Balas Diel
"Terserah mu lah kak aku sangat lelah sungguh " Balas Joy
" Apa kita harus berhenti " Ucap Adiella setelah melihat semua adik adiknya yang tampak lelah sekali
" Kita lanjutkan saja kak hutan bukan. pilihan yang tepat " Ucap Elkana
"Baiklah... kita akan berjalan santai dan biar kakak yang menggendong Nara " Ucap Adiella dan segera merebut Nara dari gendongan Rebecca
"Trimakasih kak" Tutur Rebecca lesuh
Mereka kembali melanjutkan perjalanan menelusuri hutan dalam keadaan hening.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Nurfita
semangat thor
2021-02-03
1