Adiella mendudukan dirinya di kasur kusam, ia menatap Nara, Ana dan Gabriel yang sedang terlelap.
Ia memang memilih satu kamar dengan mereka agar bisa menjaga adik adik nya yang masih balita itu.
"Beringin emas..bagaimana caranya aku bisa masuk ke sana"
"Hmm..aku kurang tau nona tapi mungkin saja dengan menatapnya"
"Biar ku coba " Ucap Adiella dan segera melepas kalung nya dan menenpatkannya di depan wajahnya
"Tidak terjadi apa apa " Tanya nya bingung
" Benar nona. Kenapa bisa begitu ya"
"Apa harus di gosok kayak keluarin Jin ya " Tutur Adiella sambil menggosong kalung nya
Beringin emas melihat kelakuan Adiella sejak tadi dalam diam. Dia mulai bosan saat semua cara telah di lakukan Adiella tapi tak ada yang membawanya ke dalam kalung dimensi.
"Ahh.. ini membingungkan " Rengek Adiella
Ia pun menggenggam erat kalungnya " Aku ingin berkunjung " Batinnya
Adiella membelalakkan matanya saat ia melihat hamparan tanah tak terurus yang di tumbuhi rumput dan semak semak.
"Kau berhasil nona" Sorak Beringin emas
"Astaga! Ku pikir tempat ini sangat indah " Racau Adiella kecewa melihat dimensinya
"Tentu saja akan indah jika nona mau mengurusnya, karna nona adalah pemilik pertama dimensi ini" Tutur Beringin Emas
"Ku pikir aku bisa sedikit bersantai..akh.." Pekik Adiella kesakitan
"Ada apa nona " Beringin emas tampak gelisa melihat Adiella meringis kesakitan
"Aku..ahk. tidak tau...ahkkk...ini sakit !" Racau Adiella kesakitan
"Astaga nona harus segera keluar dari sini dan ambil ini" Ucap Beringin emas panik sambil merontokkan daun nya yang segera di pungut Adiella
"Aku ingin keluar"
Adiella menghembuskan napas kasar meski telah kembali ke dunia asli tetap saja dia kesakitan
" Kenapa sakit nya masih bertahan"
"Humm.. maaf nona saya melupakan sesuatu tentang tempat ini lebih baik nona rebus daun itu agar nona sembuh" Perintah Beringin emas
"Aku tidak bisa bergerak lagi.. Ahkk"
"Kakak kenapa " Panik Ana yang terbangun akibat jeritan kesakitan Adiella
"To..tolong kakak dek " Tangis Adiella
"Apa ..apa katakan kak" Panik Ana
" Rebus ini" Pinta Adiella sambil menyerahkan sebuah daun yang hampir mirip rumput laut itu kepada Ana
Ana segera berlari ke luar ruangan melaksanakan perintah Adiella.
Tak lama setelah Ana pergi tampak Adik adiknya yang lain beserta Kakek tua yang bernapa Yhan itu menghampiri Adiella dengan wajah panik.
"Ada apa dengan mu nak" Ucap Kakek Yhan khawatir
"Tubuhku sakit Kek seperti ..akh..tulang ku ..di tarik ahk.."
"Bagaimana bisa begini kak " Tanya Elkana
"Apa tidak ada dokter di sini Kek" Tangis Joy
"Dokter?" Bingung Kakek Yhan
Joy merutuki kebodohannya " Saat genting begini aku bahkan tak bisa menbantu.Apa yang harus aku katakan "
Buuhkk..
Sontak seluruh penghuni kamar melihat kearah pintu dan terpampang lah Ana yang datang dengan sangat tergesah gesah
"Maaf maaf aku sangat menghawatirkan kakak tadi " Tuturnya saat semua mata menatapnya aneh
Ana mendekati Adiella dan segera membantunya meminum ramua yang ia rebus tadi
"Apa yang kau berikan pada Kakak ku" Bentak Elkana
"Aa.aku hanya memberikan ini" Gugup Ana
"Sudah..kamu jangan kasar Kana, ini obat untuk kakak " Tutur Adiella saat merasa badannya kembali bugar
"Manjur sekali" Ucap Rebecca antusias
"Benar kamu dek" Balas Adiella
"Dari mana kamu mendapat daun air mata pheonix ini nak" Selidik Kakek Yhang
"Daun air mata pheonix?" Heran Adiella
"Ya benar nak.Daun yang kau rebus itu adalah Air mata pheonix yang sangat langkah. Daun ini di buru di seluruh dunia karna manfaatnya yang dapat menyembuhkan penyakit apa pun dan mengembalikan keadaab seseorang ke sediakala " Tutur Kakek Yhan
"Kau tak tau ?" Tanya nya heran
"Maaf Kek aku memang tak tau soal daun ini" Jujur Adiella
"Lalu dari mana kau mendapatkannya nak " Tanya Kakek Yhan
"Um..sebelum ke tempat ini aku pernah bertemu orang dan aku menolongnya dia memberiku imbalan daun itu. Dia mengatakan bahwa daun ini akan bermanfaat untukku suatu saat nanti " Tutur Adiella sambil menatap daun itu
"Kau membuatku berbohong Beringin Emas" Batin Adiella
Ia memang terpaksa berbohong karna Beringin Emas mengatakan pada nya untuk merahasiakan segalanya karna daun itu sangat langkah. Beringin Emas takut Adiella akan di buru para pendekar dalam keadaannya yang tidak memiliki pengalaman dunia persilatan ini.
" Kau sangat beruntung nak bisa mendapatkannya , Kakek sudah berkelana ke tiga benua untuk mencarinya tapi tak kunjung mendapatkannya" Ucap Kakek Yhan dengan nada sedih
"Untuk apa Kekek mencarinya " Tanya Samuel
"Mengobati anak Kakek yang sedang sakit " Balas nya senduh
"Jika kamu mau boleh kah Kakek minta setetes saja air itu nak" Pinta Kakek Yhan
Adiella tersenyum menahan tangis " Tentu Kek " Ucap nya serak
Adiella kemudian mengambik gelas bambu yang berada di atas meja ia menuangkan ramuan daun air mata pheonix itu kedalam dan menutupnya dengan kain
"Ini Kek." Ucap Adiella memberikan sisa ramuan yang berada dalam cawan itu pada Kakek Yhan dan menyimpan yang berada dalam bambu itu di selipan pinggangnya
" Kau yakin nak, ini masih banyak lagi " Ragu Kakek Yhan saat melihat isi cawan itu masih ada setengah lagi
"Ambil lah Kek dan kalau boleh berikan sedikit pada adikku Joy agar lengannya cepat sembuh" Pinta Adiella
"Tentu nak. Trimakasih banyak" Tangis Kakek Yhan
"Kami yang harus berterima kasih Kek, karna kakek sudah mau merawat kami tampa memikirkan latar belakang kami " Ucap Adiella dipelukan Kakek Yhan
"Sudah sudah...kalian harus istirahat besok kita akan melakukan perjalanan menuju Benua Raya " Relai Kakek Yhan saat semua beralih memeluknya
"Hahaha Kakek pemalu sekali " Ejek Rebecca
"Jarang jarang tau kek di peluk cewe cantik" Timpal nya
" Mulai lagi deh ni si saraf " Oceh Elkana
"Awas loh ada yang jatuh " Ejek Joy
"Emang ada lubang kak" Tanya Sisil Polos
" Ada dek di sini" Ucap Adiella sambil menunjuk dadanya
"Jatuh cinta " Lanjutnya
"Gak bakal ya kak dan gak akan pernah, dalam mimpi sekali pun" Sungut Rebecca
"Nora " Cibir Elkana
"Kalian malu malu tapi mau ya " Ucap Adiella
"Gak !" Kompak Rebecca dan Elkana
"Beneran" Yakin Joy
"Bener lah" Kompak mereka lagi
"Co..cok" Ucap Adiella dan Joy bersamaan yang membuat gelak tawa di kamar itu pecah seketika
"Ah.. Kalian rese aku mau tidur aja " Ucap Elkana dan segera menarik Samuel keluar kamar
"Baik lah Kakek juga akan beristirahat,mendengar perbincangan kalian membuat kakek pusing." Tutur Kakek Yhan
"Ada apa Kek " Heran Joy
"Kakek kadang tak mengerti apa yang kalian ucapkan" Jujur Kakek Yhan dan segera meninggalkan kamar itu
"Benar juga sih kita kan pake bahasa modren " Ucap Rebecca
"Sudah sana kalian balik kamar kami mau tidur" Usir Adiella
"Yee.. sadis bangat kamu kak pakek ngusir " Kesal Rebecca
"Jangan pakek bahasa itu lagi di depan orang lain " Pinta Adiella
Mereka mengangguk dan segera meninggalkan kamar itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Wida Siti
anak di bawAh umur mulai 3 th, 5 th keluar masuk htn dan sdh 2 th berarti ditinggal mati ortu madih 1 th trus gmn ngurusnya ya thor kok ribet s8h ceritanya
2021-01-20
1