Aafreda merasakan gerakan Achiel mulai menjauh darinya, sepertinya ia sudah pergi meninggalkan Aafreda sendirian di buaian bayi. Aafreda kini harus menjalankan rencananya dengan matang. Kalau dirinya ingin selamat ambil hati sang peran utama pria, kemudian si pria menikah dengan peran utama wanita. Dan dirinya akan pergi jauh bersama ibu nya ke tempat yang nyaman dan tenang.
Aafreda pun kembali tertidur sambil merancang rencananya.
Seril telah sampai di rumah pada tengah malam, Seril kemudian pergi ke kamar Achiel dan memeriksa keadaannya. Dia melihat Achiel yang terbaring pulas ditempat tidur dengan posisi berbaring dan kedua tangannya saling menyatu di atas dadanya. Inilah kebiasaan tidur Achiel yang tak pernah berubah sama sekali sejak dulu.
Dulu Seril menemukan Achiel di bawah reruntuhan kedalaman benua Pharos, dimana kristal merah tersimpan. Awalnya para Dunkelheit mengurung anak tersebut dan menjadikannya seorang budak yang dijual, Seril yang tak tega melihat anak kecil diperlakukan seperti itu akhirnya membeli dan membawa anak tersbut kerumahnya.
Saat bertemu dengan Achiel, Achiel masih berusia 4 tahun, dengan rambut hitam yang panjang mencapai bagian pinggangnya. Mata anak tersebut bewarna violet dengan kegelapan yang tak terbaca di matanya, Seril memperlakukan anak tersebut dengan kasih sayang selama 3 tahun ini, tapi anak tersebut masih tetap dingin dan tak acuh kepadanya. Seril mencoba memahami semua itu.
Seril pun kemudian pergi menuju arah kamarnya, kini dia harus merawat seorang anak yang diperkirakan berumur 1 tahun. Seril tahu anak tersebut tidak dapat berjalan ataupun berbicara, sepertinya anak itu diperlakukan secara tidak manusiawi. Disaat Seril mengoleskan beberapa obat dia menemukan berbagai memar berwarna ungu de bagian paha dan lengan anak tersebut. Seril merasa sedih melihat seorang anak diperlakukan secara tak pantas seperti itu.
Padahal dirinya sangat megharapkan seorang anak yang lahir dari rahimnya, tapi setelah dia meminta Mage meramal nasibnya dia menemukan bahwa dirinya tak dapat hamil. Hal ini menyebabkan berita tersebut meluas di Blood Elf, sehingga tak ada yang mau meminangnya sebagai pasangan. Seril merasa sedih dan menyesal telah pergi ke para Mage. Seharusnya dia tak pernah melakukan hal itu, tapi dia sekarang mencoba mengobati rasa sepi dan sedihnya dengan merawat anak-anak yang terlantar.
Seril melihat di dalam buaian gadis kecil itu, gadis tersebut tertidur lelap dengan sangat lucu. Seril tersenyum senang melihat anak yang sudah dibawanya dari medan perang. Tidak masalah dia tidak sempurna, yang dia inginkan hanyalah memberikan perasaan kebahagian dan kasih sayang kepada gadis kecilnya ini.
Seril yang melihat lama anak tersebut merasa penasaran akan sesuatu, apa gunanya kain mata yang menutupi mata anak ini. Bagaimana pun jika tidak dapat melihat tidak perlu menggunkan sebuah kain mata. Seril pun memutuskan untuk membukanya, betapa terkejutnya dia ketika tangannya mulai menyentuh kain mata tersebut. Kain mata itu mengeluarkan sinar kekuningan yang pada akhirnya membuat beberapa jarinya terluka.
Seril melihat jari-jari dikanan miliknya yang sudah melepuh. Sepertinya cahaya kuning tersebut adalah sebuah api. Seril merasa aneh, baru kali ini dia melihat api kuning di ras blood elf, tidak baru kali ini Seril melihat api kuning selama hidupnya dia bahkan tidak pernah menemukannya pada Faksi Alliance sama sekali. Seril memandangi anak tersebut dengan perasaan rumit.
*Mungkinkah anak ini bukan dari faksi Dunkelheit, tapi kenapa dia memiliki telinga elf dan aroma seperti ras blood elf. *
Seril mencoba mengabaikan hal tersebut, dia sepertinya harus beristirahat sekarang. Keleahan setelah berperang dan berpesta membuatnya kehabisan energi.
Keesokan paginya, Seril memandikan gadis kecilnya. Aafreda sangat senang karena kini dirinya tidak merasakan gerah dan lengket diseluruh tubuhnya, Aafreda pun mencoba berakting seperti anak kecil pada umumnya. Dia memercikkan air ke berbagai arah.
"Astaga kamu lucu dan imut sekali, aku benar-benar tidak tahan dengan kelucuan ini"
Aafreda pun menambah aktingnya dengan tertawa riang, membuat Seril semakin luluh akan pesona Aafreda. Seril mencoba untuk menyentuh kembali kain mata Aafreda karena dirinya ingin mencuci bagian mata dan kain tersebut tiba-tiba sebuah tangan menghentikannya.
"Tidak boleh"
Aafreda yang bermain dengan air terkejut mendengar suara yang amat dikenalnya, ini adalah suara Achiel. Aafreda yang masih memiliki perasaan seorang wanita dengan malu menutup bagian dadanya.
"Achiel? Kenapa kamu ada disini nak?"
Achiel pun berdeham. Seril baru pertama kali melihat Achiel seperti ini, biasanya Achiel selalu menghindari dirinya tapi kini dia menyentuh tangannya dan berbicara duluan. Ini merupakan suatu keajaiban.
"Apakah kamu lapar? Ibu akan menyiapkannya untukmu segera setelah memandikan gadis kecil ibu"
Aafreda menolehkan kepalanya kekiri dengan tidak suka, berani-beraninya seorang lelaki memasuki kamar mandi ketika wanita berada di dalam. Itu tidak sopan, Aafreda tahu dia masih menyerupai seorang anak kecil berumur 1 tahun tapi tetap saja di dalam dirinya terdapat seorang wanita berumur 24 tahun yang sudah dewasa.
"Aku akan memandikannya"
Aafreda dan Seril terkejut mendengar ucapan Achiel, Aafreda bahkan membuka mulutnya secara lebar hingga air liurnya menetes secara tidak sengaja. Aafreda menolehkan kepalanya ke posisi Achiel, entahlah dirinya tidak tahu kenapa dia bisa mengetahui posisi Achiel yang benar.
Seril yang masih terkejut juga merasa senang kini Achiel sudah mulai lebih aktif, tidak berdiam diri seperti biasanya. Seril pun dengan sigap berdiri dan menyerahkan Aafreda yang masih telanjang kepada Achiel. Aafreda yang tersadar kembali terkejut dengan perbuatan wanita penyelamatnya.
Hei, aku belum memakai pakaian. Biarkan aku memakainya terlebih dahulu. Dan bagaiamana kamu bisa menyerahkan seorang gadis kepada seorang pria walaupun aku tahu aku masih kecil. Tapi...Ini benar-benar memalukan sialan. Ahhh...Aku sudah tidak suci lagi huhu.
Achiel pun mengambil Aafreda dan membawa ke pelukannya, Aafreda yang merasakan sebuah tangan dipantatnya merasa benar-benar malu, dia ingin menguburkan kepalanya ke dalam tanah saja.
Seril pun akhirnya langsung pergi dan menyiapkan sarapan pagi untuk mereka, dengan perasaan bahagia dia bersenandung saat berjalan.
Sebegitu bahagianya kah dia ketika aku dipermalukan seperti ini.
"Berat"
Sialan, kalau berat kenapa kamu menggendongku bocah. seharusnya kamu pergi dan bermain dengan anak-anak seusiamu. Biarkan aku mandi dengan tenang, selalu saja mengganggu ku.
Aafreda merasakan kain dimatanya telah dibuka, kini Aafreda dapat melihat kembali. Ia memandangi kamar mandi yang ia tempati. Kamar mandi itu berupa sebuah kolam air panas dengan bambu-bambu hijau disekelilingnya, tak lupa pula rangkaian bunga menghiasi kamar mandi tersebut.
Aafreda memandangi bocah lelaki didepannya, Aafreda pun memelototkan matanya melihat bocah itu ternyata setengah telanjang. Dada bidang bocah tersebut membuat Aafreda menjadi tidak fokus.
*Sadar Aafreda kamu adalah seorang bayi, bertingkahlah seperti bayi. *
Achiel pun membawa Aafreda ke dalam bak kecil tempat Aafreda mandi sebelumnya. Aafreda yang berada dalam bak kecil tersebut hanya diam ketika Achiel memandikannya, Aafreda merasa tidak mengerti bukankah Achiel terkenal dengan kejam, bengis, suka membunuh orang, dingin dan tidak ingin dekat dengan siapapun, kini sekarang bocah ini mendekati dirinya. Aafreda pun memandangi Achiel dan menjatuhkan kepalanya ke kanan seperti isyarat bingung.
Aafreda melihat ujung daun telinga Achiel bewarna merah cerah, Aafreda berpikir mungkin anak ini kepanasan.
"wa...waa..wa" Translate tidak usah memandikan ku, cepat keluar dan dinginkan dirimu.
Achiel yang tidak mengerti hanya memandangi Aafreda dengan bingung.
Ahh...Aku lupa aku belum bisa berbicara. Merepotkan sekali.
"Mandi"
Yah, sekarang aku sedang mandi bocah. Sangat memalukan.
Kemudian Aafreda memelototkan matanya dengan sempurna, Achiel kini telanjang bulat dan berjalan menuju kolam air panas dan duduk di pinggirnya dengan tenang. Aafreda masih tidak percaya dengan yang dilihatnya.
Apakah anak ini memang begini kelakuannya, dalam novel dia bahkan tidak mau menyentuh seorang wanita. Walaupun dia mencintai Cenora dia tak pernah menciumnya sama sekali, itu yang diceritakan dalam novel. Anak ini benar-benar tidak seperti yang digambarkan dalam novel, walaupun dia terlihat dingin tapi didalamnya dia sangat lembut. Aafreda dapat melihat tersebut di dalam mata Achiel.
Aafreda kini yakin dirinya sudah tidak suci lagi. Dia tidak tahu jika kejadiannya akan seperti ini.
Setelah beberapa menit Achiel keluar dan berjalan mengambil handuknya, ia melilitkannya di sekitar pinggangnya. Aafreda yang melihat hal tersebut mencoba untuk mengalihkan pikirannya tentang makanan agar dia tak berpikir yang tidak-tidak. Achiel berjalan menuju Aafreda dan memakaikan kembali kain mata tersebut ke Aafreda.
Ahh...Kenapa kamu memasangnya kembali. Aafreda hanya bisa pasrah dengan perlakuan Achiel.
Achiel pun membungkus Aafreda dengan handuk dan membawanya ke dalam rumah.
Sesampainya di dalam, Seril dengan gembira melihat mereka berdua sangat akrab. Setaunya kemarin Achiel tidak menyukai gadis kecil yang dibawanya.
"Berikan pada ibu, ibu akan memakaikannya pakaian"
Iya biarkan aku pergi bocah nakal, kembalikan aku ke wanita penyelamat.
"Biar aku saja"
Seril pun memandangi Achiel yang berjalan ke kamarnya, ini bena-benar aneh bagi Seril. Tak pernah sekalipun Achiel menawarkan dirinya seperti ini. Tapi, itu merupakan hal yang bagus jika mereka akrab.
Achiel meletakkan Aafreda di tempat tidur, Achiel mengambil pakaian yang sudah disediakan ibunya didalam kamar. Achiel tahu wanita dilluar itu selalu mengoleksi pakaian anak-anak, jadi tidak heran bagi Achiel dapat menemukannya. Achiel pun memakai kan pakaian tersebut ke tubuh Aafreda. Tak lupa pula Achiel mengambil beberapa pakaian untuknya.
Baiklah sekarang aku benar-benar sudah membuang rasa malu ini. Aku sudah disentuh dimanapun huhu
Setelah berpakaian, Aafreda digendong oleh Achiel dan dibawa ke ruang makan.
"Ayo kemari cepat" Ucap Seril gembira
Achiel pun duduk di depan ibu nya dan meletakkan Afreda ditempat duduk makan bayi.
"Ayo kita makan"
Aafreda yang tidak bisa melihat disuap oleh wanita penyelamatnya, Aafreda merasakan kacang merah memasuki indra perasanya. Makanan ini benar-benar enak bagi Aafreda, dengan lahap Aafreda selalu membuka mulutnya. Dia benar-benar kelaparan.
"Biarkan aku"
Aafreda dan Seril kini terkejut untuk kedua kalinya, Aafreda dengan perasaan tidak senang berbicara keras.
"Wa...wa..wa" Tranlate Tidak, biarkan wanita penyelamatku menyuapiku
"Benarkah Achiel? Baiklah kamu suapi adikmu"
"Bisakah dia mempunyai nama juga?"
"Tentu saja bisa, aku lupa memberi nama padahal itu adalah hal yang penting"
Seril berpikir dengan keras nama yang cocok untuk aafreda, Aafreda hanya bisa diam bagaimanapun dia tidak dapat berbicara dan memberikan pendapatnya.
"Aafreda" Ucap Achiel
"Aafreda? Itu nama yang bagus dan indah. Kamu tahu gadis kecil nama itu memiliki arti yang sangat bagus"
"Kecantikan" Tambah Achiel
"Benar, artinya adalah dewi kecantikan. Kamu tahu saja yah Achiel"
Yah aku tahu arti nama itu, tapi entah kenapa aku merasa aneh ketika Achiel sang Dark Soul yang mengatakannya. bagaimanapun aku dalam novel tidak cantik, penuh luka dan buta.
Mereka bertiga pun melanjutkan sarapan pagi dengan tenang dengan Aafreda yang terpaksa menerima suapan dari Aachiel.
Apa boleh buat...Ketika aku sudah dewasa tidak akan kubiarkan kamu menyentuhku lagi Achiel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
senja
keknya si Kaka bisa pegang kasanya karna dia punya kekuatan ya, atau mungkin juga darahnya itu separuh elf dan separuhnya lagi sm kek si Kaka
2020-09-05
1
Titus Adjust
lanjut..
2020-08-21
2
Violla
lagi
2020-08-05
1