Aafreda kini sedang duduk di depan meja makan, sedangkan Achiel mempersiapkan makanan untuk malam ini. Hari ini mereka hanya makan berdua, itu semua karena ibu mereka sedang melaksanakan misi dari atasannya. Aafreda menggoyangkan kedua kakinya menunggu makanan yang sedang disiapkan Achiel, Aafreda dapat merasakan Achiel sangat sibuk sekarang.
Apakah dia tahu bagaimana cara memasak? Setahuku bocah ini tidak pernah menyentuh dapur sama sekali.
Suara bising pun memasuki Indra pendengaran Aafreda, dia tahu bahwa kini dapur menjadi ruangan yang sangat hancur. Aafreda segera turun dari kursinya dan mendatangi Achiel.
"Jangan lakukan kalau kamu tidak bisa kak"
Aafreda mengambil ahli spatula dan menggeser tubuh Achiel, Aafreda pun membuat masakan baru karena ia tahu masakan yang dibuat Achiel berbau gosong.
Kalau dia tidak bisa kenapa memaksakan diri sih, aku sekarang kelaparan bocah.
Achiel menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia memang tidak bisa memasak makanan sama sekali tapi dia ingin melakukan sesuatu untuk Aafreda. Achiel memandangi Aafreda yang sedang memasak makanan, walaupun ia tidak dapat melihat dengan matanya yang ditutup selembar kain tapi Aafreda dengan lincah dapat mengambil sesuatu disekitarnya.Sepertinya dia sudah dapat melatih kepekaannya terhadap sekitarnya.
"Duduklah sebentar lagi makanan akan siap"
"Aku akan menyiapkan peralatan makan"
Achiel segera bersiap meletakkan peralatan makan mereka, Aafreda pun meletakkan masakan yang sudah ia buat di meja makan. Aafreda segera duduk dan kemudian berdoa begitu pula dengan Achiel yang mengikutinya.
"Selamat makan kak"
"Selamat makan juga Aafreda"
Achiel mengambil sesendok masakan yang dibuat oleh Aafreda, masakan itu terdiri dari jamur dan daging kambing. Achiel menyuap makanan tersebut ke dalam mulutnya, Achiel terasa terkejut dan membulatkan matanya memandangi Aafreda yang kini sedang makan dengan semangat. Sejak kapan gadis kecilnya bisa memasak makanan seperti ini, benar-benar sangat enak sekali.
"Kenapa kakak terdiam? Masakan ku tidak enak yah"
"Tidak...Ini terlalu enak, aku tidak tahu kamu bisa memasak seperti ini Aafreda. Ketika kamu dewasa kamu sudah siap menjadi ibu rumah tangga yang baik untuk kakak"
Apa maksudnya menjadi ibu rumah tangga untuknya? Lagipula ketika aku dewasa, aku akan segera kabur darimu bersama ibu. Aku tidak akan bersama denganmu bocah bodoh. Sepertinya masih lama untuk bertemu dengan pemeran utama wanita itu, hah...aku sudah tidak sabar segera terlepas dari jeratan bocah kecil ini.
Aafreda dan Achie melanjutkan memakan makanan mereka dengan tenang.
Hari sudah mulai menjelang tengah malam, entah kenapa Aafreda sangat mengkhawatirkan keadaan ibunya. Hatinya sangat gelisah tidak seperti biasanya, Aafreda segera membuka jendela kamar miliknya dan memandangi bulan penuh ya g terang di atas langit. Hatinya tidak pernah merasa khawatir seperti ini, pasti telah terjadi sesuatu dengan ibunya. Aafreda pun turun dari tempat tidur, dengan cepat ia bergerak ke kamar milik Achiel.
"kakak, sudah tidur?"
Aafreda mengintip dari balik pintu, ia melihat Achiel yang sedang mengasah pedangnya. Achiel memang sangat menyukai pedang setiap malam dia selalu mengasah pedang yang diberikan oleh Sirel, tapi dia tak pernah menggunakan atau membawa pedang itu keluar. Aafreda tentu saja mengenal pedang itu, itu adalah pedang Dark Soul yang memiliki kekuatan sangat luar biasa maka dari itu penggunanya dinamai dengan Dark Soul, Sang arwah kegelapan.
"Aafreda kamu belum tidur? Hari sudah begitu malam cepatlah tidur."
"Tidak bisa, aku mengkhawatirkan ibu kakak. Bisakah kita ke Guild Blood Elf, aku ingin mengetahui keadaan ibu. Seharusnya dia sudah kembali sejak tadi bukan?"
"Aafreda, wanita itu mungkin memiliki misi yang sulit maka dari itu agak sedikit lebih lama. Jangan mengkhawatirkan apapun, dia akan kembali"
Aafreda merasa kesal dengan sikap acuh tak acuh Achiel, Achiel jarang sekali memanggil wanita penyelamatnya dengan panggilan ibu. Selalu saja memanggilnya dengan wanita itu, benar-benar bocah menyebalkan.
"Kakak" Ucap Aafreda dengan sedikit merengek
kalau aku merengek kamu pasti akan menuruti semua perintahku haha, ayo cepat ke guild sekarang bocah atau aku akan pergi sendiri.
"Kalau kakak tidak mau, aku akan pergi sendiri saja"
Aafreda segera berbalik tapi kepalanya ditahan oleh sebuah tangan. Aafreda membalikkan tubuhnya dan melihat Achiel yang melipat kedua tangan miliknya di dadanya. Achiel menghela napas, dia pun menggenggam tangan kiri Aafreda. Dia juga memakaikan Aafreda jubah kemudian dengan cepat pergi meninggalkan rumahnya.
Hehe aku tahu kamu akan melakukan apapun untukku Achiel
"Jangan jauh-jauh dariku,kamu tahu kalau berada di guild Blood Elf sangatlah berbahaya. Disana banyak orang yang hebat dan tidak akan memiliki simpati maupun empati kepada anak kecil seperti kita"
Aafreda menganggukkan kepalanya dengan cepat, tentu saja dia tidak akan membuat masalah apapun yang membahayakan nyawa miliknya. Dia harus bertahan hidup di dunia ini dan membangun kehidupan yang bahagia.
Sesampainya di guild Blood Elf, Aafreda dapat mendengar hiruk pikuk orang-orang yang sedang merayakan sesuatu. Sepertinya mereka menang lagi dalam pertempuran melawan faksi Alliance.
"Ingat jangan melepaskan tanganku Aafreda"
"Aku tahu kakak"
Achiel bersama Aafreda segera masuk ke dalam guild yang dipenuh dengan ras blood elf tersebut. Aafreda mencoba mencari sekitarnya melihat apakah Sirel ada disini, tiba-tiba sebuah tepukan dikepalanya membuat Aafreda sangat terkejut.
"Aafreda?"
Aafreda melihat sosok didepannya ini, dia tidak mengetahui wajah orang didepannya karena semuanya hanyalah berbentuk bayangan hitam. Achiel membawa Aafreda ke belakang punggungnya dan segera melindungi nya.
"Maaf Nona, anda siapa?" Tanya Achiel dingin
Wanita elf itu tertawa begitu nyaring, pakaiannya yang sedikit terbuka membuat para lelaki elf memandangi wanita itu dengan genit, karena itulah sekarang Aafreda dan Achiel menjadi pusat perhatian.
Siapa wanita ini? Kenapa dia tahu namaku.
"Tenanglah pria kecil, memang benar apa yang dikatakan ibumu yah. kamu ini sangat sensitif dan posesif jika menyangkut adik kecilmu ini. Aku adalah Lena teman baik ibu kalian berdua, kebetulan Lena sekarang sedang mengadakan rapat dengan para kepala tertinggi di BloodElf. Jadi, mungkin dia akan pulang terlambat"
Achiel dengan dingin mengabaikan Lena dan menarik Aafreda pergi dari tempat tersebut. Tapi Lena tak membiarkannya, ia menghadang jalan kedua anak kecil tersebut sudah lama dia tidak mengerjai anak kecil apalagi seorang bocah yang sifatnya sangat dingin ini. Sifat dinginnya menjadi sebuah rumor yang sudah menyebar dikalangan ras bloodElf.
"Hei bocah kecil, mau main sesuatu?"
Aafreda mengadahkan kepalanya ke atas, ia merasa kesal dengan sikap wanita ini yang tidak berhenti menganggu mereka, walaupun wanita ini adalah teman ibunya dia tidak suka jika diganggu seperti ini. Achiel dengan erat menggenggam tangan Aafreda, dia pun melewati Lena dan mengabaikannya. Lena menyeringai kemudian dia menyentuh Aafreda membuatnya segera menghilang dari sisi Achiel.
Achiel yang melihat hal itu sangat marah, wajahnya menunjukkan kemarahan yang sangat luar biasa. Tatapannya jatuh ke tubuh Lena, Lena yang awalnya menyeringai tiba-tiba merasakan aura yang sangat menakutkan. Bukan hanya dia yang merasakannya tapi semua orang yang berada di dalam guild merasakan sesuatu yang sangat mengerikan akan terjadi.
Suara musik telah berhenti begitu juga suara hiruk piruk para elf. Mereka mencari aura yang menakutkan ini, dan aura ini mengarah ke satu sosok yang kini berdiri didepan pintu dengan tatapan membunuhnya diarahkan ke wanita paling diminati di blood elf.
Anak ini, kekuatannya bahkan membuatku tidak bisa bergerak. Benar-benar sangat menakutkan.
"Kembalikan adikku atau aku akan membunuhmu"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
#♥KINAI♥#[♥FF]
Uuuh UwU sekaliii😍😍
2020-08-23
8
Violla
disini juga
2020-08-05
0
bilubiru_~
tor semangat up yang banyak 😆
2020-07-17
4