Setelah sarapan pagi tersebut, Aafreda dibawa oleh Seril pergi kehutan. Sepertinya Seril sangat terosebsi dengan jenis bunga, disekitar rumah maupun kamar mandi miliknya selalu ada rangkaian bunga di dinding. Aafreda juga sangat menyukai hal-hal seperti itu, jadi dia dengan senang memeluk Seril saat digendong.
Tapi kesenangan Aafreda tak bertahan lama, dia mencium aroma Achiel yang berada dipintu rumah tersebut, Aafreda tahu Achiel sedang memandangi dirinya dengan intens. Aafreda mencoba untuk tidak merasa bahwa dirinya yang selalu dipandangi oleh anak itu, tapi nyatanya Achiel selalu melihat dirinya kemanapun dia dibawa oleh Seril. Aafreda entah kenapa dapat merasakan gerakan-gerakan Achiel ataupun Seril. Dia melihat sosok bayangan mereka walaupun matanya masih tertutup oleh kain.
Seril yang sudah menyiapkan keranjang miliknya akan segera pergi menuju hutan, Seril pun menolehkan kepalanya untuk pamit kepada Achiel. Tapi Seril mengerutkan keningnya saat dia memandangi Achiel yang memasang wajah sedih.
"Ada apa Achiel?"
Achiel tak kunjung menjawab dan hanya memandangi Aafreda yang berada di gendongan Seril.
Berhenti menatap ku, punggungku terasa terbakar sekarang bocah.
Seril yang melihat arah pandang Achiel ke arah dadanya, dia merasa mengerti sekarang. Sepertinya Achiel sangat menyukai Aafreda adik barunya.
"Apakah kamu ingin menjaganya disaat ibu akan pergi kehutan Achiel?"
Achiel memberikan sinar mata menginginkan ke arah Seril. Seril tak menyangka dengan ekspesi yang Achiel keluarkan, sejak dia merawat Aafreda, Achiel terlihat lebih aktif dan berekspresi. Seril senang akan hal tersebut.
"Baiklah, tolong jaga dia yah"
Seril pun membawa Aafreda kedalam pelukan Achiel, Achiel menerima Aafreda dengan sinar mata yang kelihatan sangat senang.
"Ibu akan pulang saat matahari terbenam, jaga adikmu baik-baik"
Seril pun mengelus kepala Achiel, dan Achiel tak menolak sama sekali. Tapi Achiel malah memandangi Aafreda dengan intens, Seril merasa terabaikan. Tapi Seril tidak memperdulikan hal itu, selama Achiel seperti ini dia sangat senang.
Seril pun melangkah pergi meninggalkan Achie dan Aafreda dalam gendongan Achiel.
*Sialan, kenapa bocah ini selalu menempel padaku sekarang.Aku juga ingin pergi melihat bunga wanita penyelamatku huhu
Apakah bocah ini mengetahui siapa aku? Apakah dia akan membunuhku? Bagaimana ini*?
Selama Aafreda berpikir sendiri, Achiel masih memandangi wajah gembul Aafreda, Achiel pun sedikit tersenyum tanpa seseorang yang mengetahui hal menakjubkan itu.
Achiel berjalan keluar dan menutup pintu gubuk tersebut. Dia menggendong Aafreda tanpa merasa lelah, Achiel berniat akan pergi menuju taman didekat hutan selatan Pharos. Dia akan memperlihatkan kepada Aafreda keindahan taman tersebut.
Aafreda tidak tahu dibawa kemana oleh Achiel, tapi dia hanya bisa pasrah sekarang. Dia masih terlalu kecil untuk menolak dan bertindak.
Selama perjalanan, Aafreda merasakan bayangan pohon,aroma hutan dan yang paling luar biasa adalah dia tahu dimana letak burung-burung yang sedang hinggap di beberapa pohon yang telah ia lewati. Aafreda merasa dia memiliki kekuatan untuk mengetahui dimana posisi seseorang. Walaupun hanya berbentuk bayangan hitam saja yang memasuki pikirannya.
Suara anak-anak yang sedang bermain memasuki Indra pendengaran Aafreda. Sepertinya Achile ingin mengajaknya bermain dengan anak-anak itu. Aafreda berpikir itu adalah hal konyol, dia adalah seorang bayi yang tidak bisa berjalan ataupun berbicara bagaimana bisa dia bermain dengan anak-anak yang memiliki umur Jauh dari dirinya.
Secara perlahan Aafreda mulai merasakan sosok bayangan beberapa anak dengan bentuk telinga yang aneh seperti Seril dan Achiel, Aafreda mulai mengerti mereka adalah mahkluk yang dinamakan elf. Seperti perbincangan Seril dengan temannya waktu itu yang mengucapkan bahwa mereka adalah ras bloodElf yang termasuk dalam faksi Dunkelheit.
Aafreda merasakan suasana yang awalnya menyenangkan seketika hening begitu saja. Aafreda mengerutkan keningnya apakah ada sesuatu yang aneh terjadi.
"Hei, lihat anak monster sudah datang dengan seorang anak yang sangat jelek haha"
"Lihat anak yang didalam gendongannya memakai kain mata, sepertinya anak itu buta" Tambah anak yang lain
Aafreda merasa kesal mendengar semua ucapan anak-anak tersebut, ia mengepalkan tangan mungil kecilnya. Dia menunggu Achiel untuk menghabisi mereka, namun tak ada respon apapun dari Achiel.
"Anak terkutuk pergi dari sini, kamu hanya akan membuat ras kita terkotori dengan keberadaan mu"
"Iya cepat pergi dari sini bawa anak buta itu bersamamu"
" pergi sana monster mengerikan yang tidak berguna"
Anak-anak tersebut mulai melemparkan beberapa batu ke arah Achiel, Achiel segera berbalik dan melindungi Aafreda dari lemparan batu-batu tersebut.
Aafreda yang menyadari hal itu tak mengerti dengan sikap Achiel, bocah ini selalu bersikap sombong dan dingin juga tak kenal ampun dengan mahkluk apapun. Dia akan menghabisi semua orang yang telah membuatnya marah. Tapi sekarang, apa yang dia lihat sang Dark Soul yang terkenal ini menjadi begitu kecil dihadapan anak-anak yang belum memiliki kekuatan sama sekali. Aafreda mencengkram pakaian milik Achiel.
Achiel yang merasakan cengkaraman tangan mungil Aafreda pun segera memeluk Aafreda untuk melindunginya. Luka-luka gores menghiasi tubuh bagian belakang Achiel. Beberapa batu tersebut juga melukai bagian belakang kepalanya sehingga darah pun sedikit demi sedikit keluar dan mengotori pakaian Achiel yang bewarna putih. Anak-anak yang melihat bahwa Achiel sudah berdarah pun segera pergi dari tempat itu.
Keheningan menyelimuti mereka berdua.
"Wa...wa.. wa" translate kenapa kamu diam saja!!!
Aafreda merasa sangat marah dengan perbuatan Achiel, bagaimana seorang dark soul diam saja dipermalukan seperti itu. Achiel yang mendengar Aafreda berteriak dengan lantang pun mencubit pipi gembul milik Aafreda.
"Kamu baik-baik saja, itu bagus"
Dia bahkan bisa bersikap dingin seperti ini kepadaku tapi tak dapat mengucapkan apapun didepan anak-anak tengil itu.
Aafreda mencium bau darah, sepertinya Achiel berdarah dengan begitu banyak. Penciuman Aafreda sangat luar biasa, dia tahu kini keadaan Achiel sedang tidak baik-baik saja.
"Wa...wa...waa" translate : Kamu terluka!
Achiel menyentuh bagian belakang kepalanya,dia pun melihat darah segar di jari-jari miliknya. Dia menggosok-gosok jari-jari miliknya dengan pandangan yang tak terbaca.
Aafreda merasakan Achiel yang perlahan pergi meninggalkan tempat yang mengerikan itu. Ternyata Achiel selama ini dianggap sebagai monster yang sangat dibenci oleh mereka, apakah ini yang menyebabkan dirinya begitu dingin tak tersentuh dan sangat kejam dengan siapapun.
Achiel pergi menuju arah sungai dihutan, dia mengambil beberapa tetesan air dan membasahi bagian kepala belakangnya. Aafreda tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh Achiel, tapi dia tahu dimana mereka sekarang. Karena Aafreda dapat mendengar suara aliran air dan bayangan sungai terbentuk dikepala nya.
Achiel masih membasahi beberapa luka gores dan luka fatal dibagian belakang kepala miliknya, secara perlahan luka tersebut menghilang dan sembuh. Begitu pula darah yang sudah mengotori sebagian di tubuh dan pakaian milik Achiel. Darah itu dengan cepat menghilang.
Itu bukanlah kekuatan dari air tersebut tapi itu adalah kekuatan milik Achiel yang dapat menyembuhkan luka dengan air apapun.selama dia mengolesi air ke beberapa bagian tubuhnya yang terluka, luka tersebut akan sembuh dalam sekejap. Itulah kenapa orang-orang memanggilnya monster sejak mengetahui sebagian kekuatan aneh miliknya.
Achiel pun berdiri dan segera pergi meninggalkan aliran sungai tersebut. Aafreda yang tadinya mencium bau darah kini sudah tak tercium lagi. Sebenarnya apa yang sudah dilakukan oleh Achiel?
Achiel pergi menuju ke sebuah pohon yang cukup besar dan tinggi dihutan tersebut, uniknya pohon itu memiliki daun bewarna merah dan merah muda yang saling berdampingan satu sama lain. Benar-benar pemandangan yang sangat indah didalam hutan Pharos.
Achiel segera duduk dibawah pohon tersebut dan menutup matanya, Aafreda tak mengerti dengan apa yang terjadi.Apakah Achiel hanya membawanya berjalan-jalan tanpa berbicara ataupun mengobrol dengannya. Aafreda pun mengerucutkan bibirnya dengan kesal.
Angin berhembus dengan lembut ke arah mereka berdua, rambut hitam milik Achiel juga ikut bergoyang mengikuti arah angin tersebut. Rambut Aafreda yang bewarna hitam juga ikut berhembus mengikuti arah angin. Mereka berdua terlelap dengan nyenyak dibawah pohon tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Zainal Adi
ceritanya bagus thor
2020-11-05
0
Violla
like lagi
2020-08-05
0