Keesokan paginya Aafreda terbangun dari tidurnya, ia segera bersiap-siap untuk pergi bekerja di toko roti dekat kampusnya. Aafreda merupakan mahasiswa akhir yang menempuh pendidikan di kampus yang cukup terkenal di kotanya, ia tidak memiliki orang tua sama sekali. Sedari kecil ia dibesarkan di lingkungan anak-anak yatim paitu, walaupun begitu dia masih memiliki semangat juang untuk menempuh kehidupannya menjadi lebih baik lagi.
“Selamat datang di toko roti Nyonya O’, anda ingin memesan apa?”
Aafreda tersenyum manis menyapa pelanggan yang datang.
“Aku ingin beberapa roti berisi selai cokelat”
“Baiklah, akan saya persiapkan”
Tiba-tiba Aafreda dipanggil oleh rekan kerjanya untuk menyiapkan beberapa kue yang telah dimasak di dapur.
“Aafreda, bisakah kamu ke dapaur mengambil kue yang telah siap? Aku harus membuang sampah ini terlebih dahulu”
“Ahh…itu” Aafreda menoleh kebelakang pelanggan tadi masih setia menunggunya.
“Cepatlah Aafreda”
“Baiklah, baiklah”
Aafreda pun terpaksa meninggalkan pelanggan yang menunggu nya, ia harap pelanggannya tidak akan memarahinya.
Aafreda pun kembali ke tempat pelanggan itu menunggu, namun batang hidung pelanggan tersebut sudah tidak ada lagi. Mungkin pelanggan itu terlalu kesal dan pergi karena menunggu.
Hari mulai menjelang malam, Aafreda membersihkan beberapa roti dan kue, dia juga mengambil beberapa roti dan kue yang sudah kadaluarsa untuk dibawa pulang. Aafreda berpikir sangat disayangkan jika dibuang begitu saja, ia masih bisa memakannya dan menghemat pengeluarannya.
Teriakan terdengar dari dalam kantor manajer, Aafreda pun merasa terkejut dengan teriakan tersebut. Sang manajer membuka pintu dengan raut wajah penuh kemarahan. Di belakang manajer terlihat temannya yang sedang
menundukkan kepala dengan lesu.
“Aafreda kemari kau!!” Teriak manajer
“Iya, ada apa pak?”
“Kau membuat toko ini menjadi rugi, bagaiamana bisa kau membiarkan pelanggan mencuri roti sebanyak itu”
“Mencuri? Apa yang anda…”
“Clarissa mengatakan padaku beberapa roti telah hilang, dan kemudian aku memeriksa cctv dan benar saja pelanggan yang kau layani itu telah mencuri beberapa roti di toko ini. Bagaiamana kau tidak dapat mengetahui hal
itu?”
“Itu…Clarissa menyuruhku untuk mengambil kue yang telah dibuat didapur”
“Aku tidak bisa membiarkan hal ini, kau sudah tidak terlalu becus dengan pekerjaanmu selama ini. Sekarang pergi dari sini, dan aku tidak akan membayar gaji untuk bulan ini!!”
“Tapi…Itu bukan sepenuhnya kesalahanku pak” Lawan Aafreda
“Kau aku pecat, sudah pergi sana. Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi!”
Sang manajer pun kembali memasuki ruangannya dan menutup pintu dengan keras.
“Aafreda maafkan aku, aku tidak bermaksud”
Aafreda memandangi Clarissa dengan datar, iya tahu Clarissa sudah tidak menyukai sejak dirinya pertama kali bekerja disini. Hal itu dikarenakan ia memiliki paras yang rupawan sehingga membuta para lelaki sering berkunjung ke toko roti untuk melihatnya.
Aafreda pun mengabaikan Clarissa, dan mengambil tas miliknya. Ia pun dengan kesal keluar dari toko roti tersebut.
Kalau bukan karena aku, toko roti ini juga tidak akan laku. Aku yang selalu harus bertahan menghadapi pelanggan laki-laki sebanyak itu. Sialan.
Aafreda pun memandang langit malam yang dipenuhi dengan bintang. Ia menghela napas panjang, tidak ada yang berjalan lancar selama ia hidup. Haruskah ia pergi ke akhirat sekarang?
Aafreda pun berjalan dengan lesu di trotoar menuju rumahnya. Selama perjalanan ia berpikir bagaimana ia harus menghidupi dirinya sendiri sekarang, menafkahi kebutuhan pokok saja dirinya masih sulit. Aafreda tiba-tiba berhenti, ia mengadahkan kepalanya ke atas dan melihat butiran-butiran salju telah turun menghiasi kotanya.
“Salju pertama”
Aafreda melihat salju-salju tersebut dengan perasaan yang rumit. Kemudian ia dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba dengan kuat menabrak dirinya, orang tersebut berpakain hitam dengan topi menutupi wajahnya. Ia memegang tas kulit dengan warna begitu mencolok, sebuah teriakan pun menyusul dari arah belakang Aafreda.
“Perampok, tangkap dia”
Aafreda pun segera mengejar perampok tersebut, disaat berlari ia melepas tasnya dan melemparkannya kea rah perampok tersebut. Tas miliknya melilit kaki perampok itu, yang menyebabkan perampok itu terjatuh ke tanah dengan keras.
Aafreda pun menarik kerah belakang perampok tersebut, perampok itu memberontak dan hampir memukul Aafreda, untung saja Aafreda mempelajari cara bertarung, dia meninju bagian wajah perampok itu dan mengangkatnya kemudian melemparkan badan perampok tersebut begitu saja ke bawah. Semua orang yang berada di lokasi kejadian terkejut melihat kekuatan gadis kecil sepertinya.
“Jangan merampok apapun, kamu masih sehat masih bisa bekerja”
Perampok itu masih mengatasi kesakitan atas kekuatan Aafreda.
“astaga tas ku syukurlah, terima kasih nona”
“Sama-sama nyonya”
Akhirnya beberapa polisi pun datang dan meringkus perampok tersebut, Aafreda pun pergi meninggalkan lokasi kejadian.
Sesampainya di tempat tinggalnya Aafreda langsung menjatuhkan dirinya ke kasur miliknya, ia membalikkan tubuhnya dan memandangi atap kamar. Aafreda kemudian mengalihkan pandangannya melihat ke arah meja belajar miliknya, ia memandangi novel yang dia baca kemarin. Aafreda pun mengambil novel tersebut.
“Sepertinya kita memiliki nasib yang sama Aafreda, kita berusaha menolong seseorang tapi tidak ada seorang pun yang akan menolong kita. Menyedihkan bukan? Apakah aku harus mengikuti jalanmu yaitu mati Aafreda?”
“Apakah ketika aku mati, semua beban di pundakku ini akan menghilang?”
Aafreda pun membalik-balikkan halaman novel tersebut dengan cepat, tiba-tiba jari nya terluka oleh ujung kertas novel yang masih sedikit tajam. Tetesan darah pun jatuh menodai kata-kata yang ada didalam novel tersebut. Aafreda pun dengan kesal menutup novel tersebut dan melemparkannya ke sembarang tempat.
Aafreda mulai bangkit untuk mandi, seketika ia merasa pandangannya mulai menggelap. Napasnya mulai sesak, dan tubuhnya terasa terbakar. Aafreda berteriak kesakitan dan terjatuh ke lantai kamarnya. Ia bingung dengan apa yang terjadi, apakah kini tuhan mendengarkan doa nya untuk mati. Kini, dirinya merasakan kesakitan yang begitu dalam ketika mati.
Sial,ada apa dengan tubuhku? Kalau begini aku tarik kembali ucapan ku. Lebih baik aku hidup daripada harus merasakan kematian yang menyakitkan.
Aafreda pun akhirnya menutup matanya secara perlahan.
“Ughh…Panas. Sangat panas, rasanya tubuhku seperti terbakar”
“Cepat padamkan api itu”
“Warriors lindungi para rakyat”
“Nona, musuh sedang menyerang bagian selatan Pharos”
“Kerahkan para Death Lion untuk membantu para Troll di selatan”
“Baik nona”
Aafreda pun membuka matanya secara perlahan, namun dirinya tak dapat melihat apapun. Dengan lemah ia menyentuh matanya, dia dapat merasakan sebuah kain menutupi kedua matanya.
Aafreda merasa terkejut ketika seseorang mengangkat tubuhnya, ia mencoba melihat orang tersebut tapi tetap saja dirinya tidak dapat melihat apapun.
“tenanglah gadis kecil, aku akan menyelamatkanmu dari sini”
Aafreda merasa bingung dengan keadaan yang dialaminya sekarang, dia merasakan kesakitan di seluruh badannya. Aafreda dapat merasakan bahwa dirinya berada di sebuah pelukan yang erat. Aafreda tidak mengerti apa yang terjadi. Mungkinkah ini semua hanya mimpi?
“Sirellia, cepat pergi dari sini. Kita tidak punya waktu lagi. Para ras human sudah memasuki wilayah ini dengan cepat. Kita harus pergi ke wilayah para undead sekarang”
“Baiklah, ayo pergi”
Aafreda mendengar suara teriakan dan kebisingan di sekitarnya. Aafreda yang masih merasa lelah pun memejamkan matanya secara perlahan.
Suara seseorang memasuki pendengaran Aafreda.
“Kita menang, para Alliance telah dipukul mundur oleh Atlas. Kini kita bisa tenang Sirel”
“Syukurlah, tapi mereka pasti tidak akan menyerah setelah kalah dua kali pun”
“Yah para Aalliance benar-benar memiliki rasa tidak pantang menyerah yang luar biasa”
“Jangan memuji musuhmu Lena”
“Ahh…Aku tidak memuji mereka, oh iya siapa yang kamu bawa di pelukanmu itu”
Aafreda merasakan pelukannya telah dilepas, ia tidak dapat melihat namun dirinya dapat merasakan bentuk dua orang yang sedang memandangi dirinya.
“Ini seorang gadis dari ras kita, sangat menyedihkan kini tubuhnya penuh luka bakar dan dia juga buta. Sebaiknya kamu membuangnya, dia tidak dapat bertahan hidup di ras kita”
“Tidak!!Aku akan merawatnya”
“Sirel apa kamu yakin? Dia cacat. Elf yang cacat pasti tidak akan diterima di ras”
“Tidak masalah, dia hanya seorang gadis kecil dan masih termasuk kedalam ras kita. Aku akan melindunginya”
“Seepertinya kamu benar-benar ingin memiliki anak bukan?”
“Kamu tahu aku tidak dapat mempunyai anak, itu yang dikatakan para Mage”
“Hah…Sudahlah jangan terlalu dipikirkan sekarang kamu mempunyai seorang gadis kecil ini bukan?”
“terima kasih Lena kamu telah menyemangati ku”
Aafreda masih tidak mengerti arah dari pembicaraan mereka. Gadis kecil? Elf? Ras? Alliance? Apa maksud semua ini. Dirinya merasa familiar dengan perkataan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Violla
lanjut
2020-08-05
0
_sshinta
Mampir di ceritaku juga ya kak "BERI AKU KEBAHAGIAAN" terimakasih. Like, komen, dan vote juga ya kak
Mari saling dukung😍
2020-05-13
1
Pramita
Hai Mizuure, aku mampir nih bawa like
2020-05-13
3