Dalam mimpinya Aafreda melihat hidupnya di dunia nya yang dulu. Berkuliah, kemudian bekerja. Mencari uang secara terus menerus tanpa henti, tanpa lelah, tanpa merasakan apa itu kehidupan. Kehidupan disekitar Aafreda hanyalah untuk menghidupi kebutuhannya, ketika ia mempunyai uang banyak pasti dia akan hidup dengan nyaman dan tenang. Itulah yang sangat Aafreda impikan sejak dulu, namun semua itu hanyalah mimpi semata saja.
Aafreda segera terbangun dari tidurnya. Ia merasakan angin sejuk yang sedari tadi menyapu kulit putihnya. Tanpa Aafreda sadari Achiel memandangi dirinya dengan intens.
Aafreda merasakan Achiel segera berdiri dan berjalan menjauh dari tempat mereka terlelap sebelumnya, Aafreda tak paham apa yang dilakukan Achiel tapi itu tak masalah asalkan Achiel tak membunuh dirinya.
Aafreda tahu Achiel kini berjalan menuju tempat tinggal mereka berdua. Dalam perjalanan Aafreda melambaikan tangannya merasakan aura hutan yang sangat asri dan menyejukkan.
"Kamu menyukai hutan"
Aafreda mengambil tangannya kembali, dan mengerutkan keningnya tak mengerti dengan ucapan Achiel.
Anak ini sok tahu sekali kalau aku suka hutan, hei ini baru pertama kalinya dalam hidupku berada di hutan.
"Aku benci hutan"
Yah yah terserah denganmu, kamu suka hutan atau tidak apa urusannya denganku sialan.
"Tapi aku menyukai warna hijaunya, entah sejak kapan aku mulai menyukai warna itu"
Apakah dia sedang berpuitis, seseorang tolong katakan kepadaku bahwa anak ini tidak berpuitis. Menggelikan sekali.
Achiel kembali berjalan, Aafreda tak mengerti sikap dan sifat Achiel yang sangat berbeda ini. Di dalam novel Achiel adalah seseorang yang tak banyak berbicara apapun kepada siapapun kecuali kepada Putri ras human Cenora.
Aafreda merasakan hawa yang mulai menghangat sepertinya hari sudah menjelang sore, Achiel meletakkan Aafreda disampingnya sembari dia merangkai pedang miliknya. Dia juga membiarkan Aafreda bermain selama didekatnya.
Aafreda tahu apa yang sedang dilakukan Achiel, walaupun matanya tertutup ia dapat merasakan bayangan hitam Achiel yang sedang bergerak mengasah sebuah benda yang mirip dengan pedang. Anak ini diumur yang masih begitu muda mengasah pedang, waktu aku umur segitu yang kulakukan hanya bermain dan mengerjai bocah-bocah lainnya.
Apakah karena didunia yang penuh dengan sihir aneh ini menyebabkan ia dapat merasakan apapun dengan jelas. Aafreda tahu dirinya sebenarnya dapat melihat hanya saja ditutupi oleh kain aneh ini. Tapi walaupun ditutupi oleh kain aneh, Aafreda dapat merasakan wujud bayangan disekitarnya. Mulai dari burung yang terbang diatas langit, pepohonan yang ada disekitarnya, sebuah batu yang ada disebelah kakinya dan masih banyak lagi. Yah semua yang ia rasakan itu tak bewarna sama sekali hanya berbentuk bayangan hitam saja.
"Apakah kamu bermain baik dengan adikmu Achiel?"
Aafreda tahu siapa yang telah datang, itu adalah wanita penyelamatnya. Untunglah kini dia telah datang, Aafreda benar-benar tak tahan dengan perlakuan Achiel kepada dirinya.
Aafreda pun mengangkat tangannya ingin digendong oleh Seril. Tiba-tiba sebuah bayangan yang sangat dia hindari kini menggendong tubuhnya.
"Iya"
Hei, apakah iya saja yang bisa kamu jawab. Benar-benar seperti es saja.
"Begitu, itu bagus kalau kamu bermain menyenangkan dengan adikmu Achiel. Ibu senang akan hal itu"
"Iya"
Astaga aku ingin menjambak rambut bocah ini sekarang.
Seril tahu bahwa Achiel masih tetap sama kepada dirinya. Begitu dingin tak tersentuh, Seril pun segera beranjak dan mempersiapkan makan malam nanti.
"Ibu akan pergi memasak, kamu tolong bersihkan adikmu. Kamu juga harus mandi yah"
Aafreda terkejut dengan pernyataan Seril, kenapa Achiel selalu menempel kepada dirinya. Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah novel ini mempunyai seri pertama tentang Achiel masih kecil? Kenapa ceritanya begitu berbeda sekarang? Aafreda mencengkram erat pakaian Achiel tanpa disadarinya.
"Ayo mandi"
Ayo mandi katamu!!!Dasar bocah ini, membuatku semakin sakit kepala saja. Astaga, umurku baru setahun dan aku sudah mulai stres dengan kehidupan ku sekarang.
Achiel pun membawa Aafreda ke kamar mandi, dan kejadian pagi tadi terulang kembali.
Malam harinya, mereka bertiga makan bersama. Dengan Achiel yang kembali memberi makan Aafreda tanpa lelah. Aafreda mau tak mau harus menerimanya.
"Kalian sangat akur, ibu senang melihatnya"
"Yah"
Benar-benar jawaban anak ini membuatku semakin emosi saja.
"Ibu harap kita akan selalu seperti ini"
Aafreda yang mendengar kan ucapan dari Seril itupun merasa sedih, karena ia tahu hidup Seril dan dirinya akan berakhir ditangan Ratu BloodElf dan itu disebabkan oleh Achiel yang kini sedang menyuapkan makanan bayi kepada dirinya.
"Jangan membuat Aafreda bersedih"
"Apa?"
Seril bingung dengan perkataan yang dilontarkan oleh Achiel.
"Kamu membuat Aafreda sedih"
Hei, bagaimana kamu tahu! Yah aku sedih itu semua karena kamu yang akan membuatku terbunuh tahu!!
"Ahh..Baiklah, kita pasti akan terus bersama-sama. Ibu yakin itu"
Seril pun mengelus kepala Aafreda dengan lembut.
Yah, aku akan membuat mimpimu menjadi kenyataan wanita penyelamatku.
7 tahun kemudian
"Kakak aku tidak bisa berlari lagi, aku lelah"
Aafreda memasang wajah imutnya yang paling menggemaskan didepan Achiel yang kini telah beranjak remaja, kini dia bukanlah seorang bocah yang dingin lagi tapi seorang remaja berumur 14 tahun yang sangat dingin.
Aafreda tahu Achiel sedang berjalan mendekatinya dan berjongkok didepannya.
Haha lihat-lihat kini pemeran utama pria telah mengakui ku sebagai adik kesayangannya. Wahaha hidup ku sudah aman sekarang, hanya perlu menunggu dia menikah dengan Putri Cenora. Aku akan hidup dengan tenang setelah dia menikahi putri itu.
"Apakah kamu tidak naik?"
"Umm.. Aku naik"
Achiel kemudian segera berdiri setelah Aafreda menaiki punggung nya. Aafreda pun memeluk erat Achiel dari belakang, sejak dia berumur satu tahun hingga sekarang Achiel tak pernah sekalipun menjauh ataupun dingin kepada dirinya. Bocah ini selalu menempel dan mengawasi dirinya, entah apa penyebab semua itu tapi Aafreda tak memperdulikan nya selama Achiel tak akan berniat membunuh dirinya.
Aafreda kini tahu bagaimana cara mendapatkan hati Achiel, dia hanya perlu bertingkah imut dan manis didepan nya. Aafreda ingat di dalam novel kalau Putri Cenora adalah putri yang sangat manja, jadi pastinya dia selalu bertingkah manis didepan Achiel waktu itu. Aafreda pun mencoba melakukan hal itu sejak berumur 3 tahun, dan benar saja Achiel luluh akan semua tingkah manisnya.
Aku tahu semua kartu kelemahan mu Dark Soul muehehehe.
"Kakak apakah Aafreda berat?"
"Tidak berat"
"Kakak... Kakak bagaimana warna langit hari ini?"
"Biru seperti biasa"
"Apakah ada awan yang banyak?"
"Banyak seperti biasa"
"Kakak...Kakak apakah Aafreda dapat melihat suatu hari nanti?"
Achiel segera berhenti dijalannya, Aafreda merasa takut ketika Achiel berhenti tiba-tiba. Keheningan menyelimuti mereka. Aafreda mencoba menguatkan dirinya, jika Achiel mulai berniat membunuhnya dia akan kabur jauh dari sini.
"Kamu akan melihat suatu hari nanti Aafreda, aku berjanji kepadamu"
Aafreda cukup terkejut dengan pernyataan Achiel. Dirinya tahu bahwa Achiel bukanlah orang seperti ini, itulah yang dikatakan dalam novel. Tapi, entah kenapa sejak hidup dengannya Achiel berbeda dari yang ia bayangkan. Dia adalah seorang lelaki yang sangat pengertian dan memperhatikan dirinya, kini Aafreda dapat merasakan apa itu keluarga dan bagaimana rasanya memiliki seorang kakak lelaki yang bisa melindunginya dan menyayanginya.
"Aku akan menunggu janji kakak"
"Tentu saja kamu harus menunggu ku"
"Umm"
Mereka berdua pun kembali ke rumah yang hangat dan nyaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
senja
mereka sweet, gak tega rasanya kl lihat kedepannya tragis, wkwk
2020-09-05
2
senja
apakah mata Aafreda itu ijo?
akankah dia beneran suka atau hanya karna si Aafreda gak menjauhinya makanya si Achiel seneng?
2020-09-05
1
Violla
Mampir juga ya
2020-08-05
0