Ibu Mirip Untuk Anakku
Di Rumah sakit~~
"Ibuuu..." Tangisan seorang anak kecil di rumah sakit
"Alina, kau harus kuat. lihat Ivan dia masih membutuhkanmu, aku yakin kau kuat." Ucap Arfan suami Alina
"Aku tidak bisa menunggu waktu lama lagi. Jaga diri kalian baik-baik. Suamiku Aku mohon luangkan waktumu sedikit saja untuk Ivan, Jaga dia dan sayangi dia. kalian harus tetap bersama sampai kapanpun. suatu saat nanti akan ada seorang wanita yang akan melengkapi hidup kalian, me-menikahlah dan... lupakan a-akuu." Alina pun berbicara dengan terbata-bata karena sedang mengalami sakaratul maut
"Alina Aku berjanji akan membahagiakan Ivan dan kita bisa membesarkannya bersama-sama. Tapi untuk menikah aku tidak akan pernah, karena hanya kau yang aku cintai, kau adalah satu-satunya wanita yang bisa membuatku bahagia aku tidak bisa melupakanmu. kau pasti bisa bertahan..." Ucap Arfan sambil menggenggam tangan istrinya sangat erat dan sedikit menahan tangis
"Tidak kau harus menikah lagi. (Alina pun melirik ke arah Ivan). Ivan putraku, kau harus berjanji ya nak, kau harus menjadi anak yang baik jangan menyusahkan orang lain.ibu berpesan jika ada seorang wanita yang ingin kau jadikan ibumu, beritahu ayahmu.ayahmu pasti akan mengabulkan permintaan mu." Ujar Alina sudah tidak kuat lagi tapi ia menahannya
"Iya ibu, Aku berjanji pada ibu aku akan menjadi anak yang baik." Ucap Ivan dengan suara khas anak kecil lugu dan ia masih berusia 5 tahun
setelah memberikan pesan terakhir Alina pun menghembuskan napasnya.
Ivan pun menjerit, Kecuali Arfan yang pasrah dan pergi keluar dari ruang rawat Alina dengan menangis dan tidak sanggup melihat Istri yang ia cintai meninggalkan dirinya.
"Ibuuuuu....ibu bangun.Aku berjanji akan menghabiskan makananku.apa ibu pergi karena aku nakal bu? ibu bangun...aku berjanji Bu, asalkan ibu bangun." Suara Ivan yang sangat keras sambil menangis dan menggoyangkan tubuh Alina yang sudah tak bernyawa
Di luar~
Arfan duduk di luar ruang rawat Alina, ia sedang menangis dan mengingat kenangan bersama Alina yang begitu indah, yang membuatnya semakin tak bisa mengontrol kesedihannya.
"Kenapa tuhan...kenapa? kenapa kau mengambil nyawa istriku, Apa salahku? Alina kenapa kau pergi, Aku dan Ivan masih membutuhkan mu. Entah bagaimana kelanjutan hidup kami tanpa dirimu Alina." Ucap Arfan dengan menangis tersedu
Saat di luar Arfan pun mendengar suara tangisan dan teriakan keras Ivan dari dalam.Ia pun mencoba bangkit dan menghapus air matanya. Lalu, dengan guntai berjalan hatinya terluka ia mencoba memberikan kekuatan terbaik untuk anaknya karena selain dirinya siapa lagi yang ada untuk Ivan, itulah yang dipikirkan Arfan sehingga ia berusaha kuat di depan Anaknya.
Arfan pun masuk kembali ke dalam.
"Ivan..." Panggil Arfan
"Ayah...(Ivan pun berlari menghampiri ayahnya dan langsung memeluk) Ayah, kenapa ibu tidak bangun, apa ibu kesal padaku? bangunkan ibu ayah! Aku berjanji setelah ibu bangun aku akan menjadi anak yang baik." Ucap Ivan menangis di pelukan ayahnya
Arfan pun tidak bisa menahan tangisnya jadi ia sedikit mengeluarkan air mata.
Lalu, Arfan berlutut dan berbicara pada Ivan.
"Ivan...ibu sudah tiada, Nak.ibu tidak akan pernah kembali lagi, tuhan sudah memanggil ibu lebih dulu dibanding kita karena ia sangat menyayangi ibumu." Jelasnya
"Tapi kenapa ayah? Apa karena Tuhan hanya menyayangi ibu sehingga tuhan tidak memanggil kita." Tanya Ivan
"Sudah saat nya ibu pergi ketempat yang abadi. tandanya tuhan lebih menyayangi ibumu. tapi kau tenang saja di atas sana ibu akan hidup bahagia tanpa kita." (tapi apakah kita akan bisa hidup bahagia tanpa ibumu)." Lanjut batin Arfan
"Lalu, apa lagi yang kita tunggu ayah? panggil tuhan untuk memanggil kita juga, kenapa tuhan tidak menyayangiku sampai hanya memanggil ibu saja."
"Itu tidak bisa Ivan."
"Kenapa? bukankah ayah orang hebat, jika ayah bisa menaklukan semua orang.kenapa ayah tidak bisa memanggil tuhan?" Tanya Ivan dengan lugunya
"Ayah tidak bisa menjelaskannya padamu.suatu saat nanti kau akan mengerti kenapa ibumu pergi meninggalkan kita."
"Lalu, Setelah ini bagaimana aku bisa menemui ibu ayah?"
Hati Arfan pun terenyuh.
"Apa kau tau Ivan? Setiap orang yang telah pergi mereka akan menjadi bintang.ibumu sudah menjadi bintang Ivan, di langit sana ibu tersenyum melihat kita." Ucap Arfan
"Aku ingin keluar. Aku ingin melihat ibu." Ajak Ivan menarik Arfan walaupun ibunya di sana yang tersisa raganya saja
"Baiklah kita akan keluar."
Arfan dan Ivan pun pergi keluar, dan tak selang lama beberapa menit kemudian mereka sudah ada di luar rumah sakit.
"Ayah, di sini banyak sekali bintang.di mana bintang ibu." Tanya Ivan
"Ibumu...i-ibumu, Nah kau lihat Ivan! dari sekian banyak bintang, bintang ibumu yang paling bersinar, itu adalah ibu." Ucap Arfan yang sempat bingung. Namun, berusaha demi menenangkan hati anaknya
"Ibuuu....(Ivan pun langsung spontan berteriak). Ibu aku berjanji akan menuruti semua perkataan, dan permintaan ibu padaku.ibu tenang saja setiap malam aku akan menemui ibu di balkon rumah nanti."
Mendengar Ivan berbicara Arfan merasa bersalah dan sangat sedih.
Keesokan paginya Alina pun sudah dimakamkan, semua orang pun turut berduka cita. Setelah selesai Ivan dan Arfan kembali ke mansionnya.
Tentu saja mansion Arfan sangat mewah dan besar.selain mansion, ia memiliki apartemen dan perusahaanya yang dikenal dengan perusahaan terbaik se-Asia.
Saat sampai di Mansion, Arfan dikejutkan dengan kedatangan ibu tirinya.
"Nenekk..." Ivan pun langsung berlari menghampiri neneknya yang bernama Bu Shinta ia adalah ibu tiri Arfan
Sedangkan Arfan ia biasa saja, malah tidak suka melihat Bu Shinta ada di rumahnya. Arfan tidak menyukai ibu tirinya itu karena Bu Shinta dikenal orang jahat, ibu kandungnya meninggal pun disebabkan oleh keserakahan Bu Shinta.
"Cucuku Ivan... (Bu Shinta pun spontan memeluk Ivan)."
"Nenek...nenek datang ke sini?" Tanya Ivan
"Tentu saja, nenek mendengar ibumu meninggal. Lalu, nenek bersama pamanmu kemari. Nenek harap kau tidak sedih dengan kepergian ibumu.nenek harap ayahmu bisa menikah lagi supaya cucu nenek tidak merasa kesepian, Kan? Dan..."
Arfan yang masih mematung diri sambil melihat mereka berdua. Langsung merasa kesal karena perkataan Bu Shinta yang kurang pantas didengar saat kondisi seperti ini.
"Ivan... sebaiknya kau pergi ke kamarmu dan istrihatlah." Tegas Arfan memotong perkataan Bu Shinta detik itu
Bu Shinta pun merasa tersentak.
"Nenek... Aku akan pergi ke kamarku dulu yah. kita akan bicara lagi besok."
"Iya pergilah pasti kau merasa lelah."
Ivan pun berlari menaiki tangga menuju kamarnya.
Bu Shinta pun menatap Arfan, lalu menghampirinya.
"Em...Arfan, Ibu turut berduka cita atas meninggalnya istri mu Alina.setelah mendengar Bahwa Alina meninggal ibu dan adikmu Adam langsung kemari, dan ayahmu tidak kemari karena dia masih banyak pekerjaan." Ucap Bu Shinta berbicara gugup
"Terima Kasih atas perhatianmu, nyonya. seharusnya tidak perlu repot-repot kalian datang jauh-jauh ke mari.alangkah bagusnya kalian tidak datang kemari, karena kami bukan orang yang mengemis kasihan pada orang lain, dan apa yang kau katakan tadi pada putraku seharusnya tidak anda katakan.untuk kedepannya jaga perkataan anda baik-baik." Ucap Arfan tegas dan mengingatkan, membuat Bu Shinta merinding. Lalu, Arfan pergi menaiki tangga menuju kamarnya meninggalkan Bu Shinta.
"Dasar anak sombong. Jika dia bukan anak dari suamiku. Dari dulu saja aku habisi dia langsung bersama ibunya." Kesal Bu Shinta dengan jahat
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Ani Ani
IBU Teri tak guna
2024-05-24
0