1 Minggu kemudian~~
Selama ini Alina sudah menjalankan rutinitas setiap harinya dengan pergi ke rumah sakit sebagai dokter, baru saja bekerja Alina sudah mendapat pujian karena kinerjanya yang bagus. Banyak orang dewasa atau anak-anak yang takut diperiksakan, Alina bisa membujuk mereka untuk memeriksakan segala keluhan mereka. Dari yang takut dengan suntik, cabut gigi, dan menangani pasien maupun keluarga nya yang terlarut dalam kesedihan, membuat mereka yakin, semangat, dan optimis, pasti mereka bisa sembuh. Hingga akhir-akhir ini membuat Alina sangat sibuk bahkan tidak memiliki waktu bersantai sedikit pun.
Di koridor rumah sakit, Alina dan dr. Zayn sedang berbincang.
"Alina, aku sangat puas dengan kinerja mu. Baru 1 Minggu kau bekerja sudah banyak menangani pasien. Aku dengar semua pasien senang dengan kinerja mu, selain hebat kau juga bisa membujuk anak-anak. Setahu ku anak-anak takut dan paling susah untuk dibujuk periksa gigi mereka yang berlubang dan terkadang orang dewasa sangat takut untuk disuntik, karena mereka takut lah, sakit lah berbagai macam alasan sering ku dengar dari pasien." Ucap dr. Zayn dengan penuh pujian pada Alina
"Terima kasih dr. Zayn, saya harap kedepannya anda puas dan saya bisa lebih meningkatkan kinerja saya." Jawab Alina dengan sopan dan tidak menatap wajah dr. Zayn saat berbicara sama sekalipun
"Saya harap seperti itu. Oh, iya Alina satu pesanku kau tidak perlu berbicara se-formal itu padaku, Jika boleh kau panggil saya dengan namaku saja dan tatap saya selagi kita berbicara."
"Tidak dr. Zayn seorang bawahan tidak pantas memanggil atasan dengan namanya."
"Saya tahu kau kepribadian orang yang menjunjung tinggi kesopanan. Tapi kita sudah saling kenal lama sekali, jadi jangan menganggap saya adalah atasan dan kau bawahan. Jangan mengganggap seperti itu! Kita bisa berteman, kan?"
"Tapi dr. Zayn tidak baik jika saya memanggil anda dengan nama anda sendiri! Apa kata orang nanti, saya takut orang lain berpikir buruk pada saya."
"Kau tidak perlu memikirkan hal itu Alina. Selain kau, saya meminta orang lain untuk memanggil saya dengan nama saya saja dan mereka menurutinya. Saya mohon panggil saya dengan nama saja ya."
Alina hanya mematung dia tidak bisa menjawab pertanyaan dr. Zayn, setelah berpikir panjang dan dr. Zayn terus memaksa. Dan Alina pun menyetujuinya.
"Ba-baiklah Zayn, saya akan memanggil anda dengan nama." Jawab Alina sedikit gugup
"Saya senang kau memanggilku dengan namaku sendiri. Tapi mintaku satu lagi tidak perlu se-formal itu berbicara padaku, saya ingin mendengar katamu sekali lagi." Ucap Zayn meminta Alina untuk mengulangi perkataan nya
"Baiklah Zayn, aku akan memanggilmu dengan namamu!." Jelas Alina sekali lagi dengan meyakinkan Zayn
Zayn pun sangat puas, setelah itu ia berpamitan karena ada jadwal untuk operasi pada salah satu pasien. Alina pun kembali ke ruangannya dan menerima pasien kembali yang ingin memeriksakan diri dan semacamnya.
Di Mansion Arfan~
luka Bakar Ivan akibat air panas yang disiramkan Arfan padanya, pelan-pelan mulai sembuh.
"Pak Aris bagaimana, Apa ibu mirip menjawab telepon nya?" Tanya Ivan yang mencoba menelpon Alina selama 1 Minggu ini. Tapi saking sibuknya Alina sama sekali tidak membuka handphone nya, dan tidak tahu banyak panggilan dari Pak Aris.
"Tidak tuan muda! Bapak sudah mencoba menelepon. Tuan muda tau sendiri kan nyonya Alina tidak menjawab telpon dari bapak." Jawab pak Aris dengan hati yang sedikit sedih melihat tuan muda nya yang begitu bertemu Alina tapi mereka tidak tahu kabar Alina
"Apa ibu mirip berbohong padaku?" Lirih Ivan dengan raut wajah sendu
"Yang sabar yang tuan muda."
"Pak Aris coba telpon satu kali lagi. Mungkin saja kali ini diangkat." Pinta Ivan
Mendengar keributan dibawah, Arfan yang sedang bekerja di rumah sambil menjaga Nadine yang hamil, merasa terusik. Arfan pun turun untuk melihat.
"Ada apa ini ribut-ribut?" Suara Arfan menggema sampai mengejutkan Ivan dan pak Aris
"A-a-anu tuan saya dan tuan muda...!" Jawab pak Aris terhenti karena Ivan memotong nya
"Tidak ayah, aku dan pak Aris sedang mengerjakan PR. aku meminta bantuan pak Aris untuk membantuku." Jawab Ivan lugas
"Tapi pelan kan suara kalian.aku sedang bekerja, jangan ganggu aku!" Tegas Arfan yang masih dingin
"Baik ayah!" Ivan menjawab dengan menurut
Arfan pun kembali keruangan kerjanya.
Setelah itu Ivan meminta kembali pak Aris menelpon Alina, tapi nihil sama sekali tidak ada jawaban atau pun mengangkat telpon. Ivan putus asa dia kembali menaiki tangga menuju kamarnya dengan lunglai.
"Ibu mirip kenapa kau tidak menemui ku akhir-akhir ini? sebenarnya kau di mana? aku ingin menemui mu ibu. Bukankah kita akan menjalankan misi kita menemukan masalah ayah." Ucap Ivan di dalam kamar dengan sedih dan tidak bersemangat
Waktu berjalan begitu cepat jam sudah menunjukkan pukul 23.00, Selama itu Berjam-jam Alina tidak keluar dari ruangannya untuk menerima pasien. Begitu banyak pasien yang ingin berkonsultasi hari ini padanya, dari USG, konsultasi masalah kesehatan, memeriksa pasien dari setiap bangsal, terapi, pemeriksaan, anak-anak yang ingin mencabut gigi padahal sama sekali bukan tugas dirinya tapi selagi dia bisa dokter gigi di rumah sakit itu meminta bantuan Alina untuk membujuk agar ingin dan tidak merasa ketakutan lagi. Membuat Alina sangat lelah sampai tertidur di kursi kerjanya.
Suara pintu diketuk dalam ruangan Alina.
Tok
Tok
Tok
Zayn mengetuk pintu beberapa kali,tapi karena tak ada jawaban ia langsung membuka pintu itu saja dan masuk.
"Alina??" Melihat Alina sedang tertidur pulas, Zayn menghampiri Alina
"Pasti hari ini Alina sangat lelah sampai dia tertidur, itu dapat aku rasakan karena akhir-akhir ini begitu banyak pasien yang membludak datang ke rumah sakit ini." Bicara Zayn sendiri sambil menatap wajah cantik Alina
Zayn pun mengangkat tangannya untuk menyibakkan rambut Alina yang menutupi wajahnya dan menyelipkan nya ditelinga.
Zayn pun terus memandang wajah cantik Alina yang sedang tertidur pulas itu, sampai Zayn mengagumi Alina karena ia begitu cantik.
"Alina, kau sangat cantik. Sepertinya aku menyukai dirimu. Waktu pertama aku melihatmu dihari itu aku mulai mengagumimu tapi aku mengurungkan niatku itu setelah aku mengetahui pasien anak kecil itu adalah anakmu dan yang pastinya kau sudah memiliki suami. Tapi setelah mendengar ceritaku kemarin hatiku seperti terbuka kembali. Aku akan mengejar cintamu itu." Bicara Zayn dalam hatinya
"Tidak-tidak, aku tidak boleh berbicara seperti itu. Mana mungkin dia menyukaiku, Alina sangat cantik pasti seleranya sangat tinggi." Lanjut Zayn dengan menepis perkataan nya tadi
Karena Alina yang tidak bangun-bangun dan Zayn yg terus memandangi wajah Alina, ia terpaku pada bibir Alina yang indah, kecil, berwarna merah tipis alami seperti tidak memakai lipstik. Hingga membuat Zayn bergairah dan panas walaupun di ruangan itu AC nya dingin tapi entah kenapa Zayn merasa sangat kepanasan.
"Apa yang terjadi denganku kenapa di sini sangat panas sekali padahal tadi AC nya dingin?" Kata Zayn sambil membuka jas dokternya
"Zayn, kau tidak boleh tergoda dengan Alina, Alina wanita suci kau tidak boleh menghilangkan kesucian Alina hanya dengan melihat bibirnya saja." Zayn berusaha menjaga dirinya agar tidak tergoda, tapi bibir Alina seperti menggoda Zayn
Karena Zayn yang tidak tahan dengan gairahnya. Tanpa sadar ia mendekatkan dirinya untuk mencium bibir Alina yang indah itu.
Dengan perlahan Zayn mendekati bibirnya ke bibir Alina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments