1 Minggu kemudian~
Arfan sedang bersantai diruang keluarga sambil menikmati tehnya.karena hari ini adalah hari Minggu ia membuat kebijakan baru untuk meliburkan semua karyawannya di hari minggu agar memiliki waktu bersama keluarga mereka, dan tidak menyesal dikemudian hari jika mereka ditinggal seseorang yang mereka cintai untuk selamanya. Ya, Arfan banyak belajar dari pengalaman yang sudah ia dapatkan dan ia rasakan.
"Akhir-akhir ini Ivan terlihat murung sekali, dan aku melihat ia tidak begitu dekat lagi dengan Nadine. apa yang sedang terjadi?" Gumam Arfan yang melontarkan pertanyaan dalam pikirannya
Dan saat itu Nadine lewat dihadapan Arfan, dan menghentikan langkahnya.
"Nadine, aku ingin bertanya sesuatu padamu!"
"Sudah sekian lama kau tidak bertanya padaku, dari dulu aku menunggu hal ini. Apa yang ingin kau tanyakan, aku siap menjawabnya dengan sepenuh hatiku ini." menghampiri Arfan dan duduk disampingnya
"Apa hubunganmu dengan Ivan baik-baik saja, aku lihat kalian tidak dekat lagi akhir-akhir ini. Dan aku sering melihat Ivan menangis sendiri didalam kamar."
"aku kira dia ingin menyatakan cintanya padaku. Ternyata membahas anak sialan itu lagi." Ucap Nadine dalam hati yang mendengus kesal
"Em..em...ma-masalah ini ya. Aku juga tidak tahu aku juga merasakan hal itu dan sering bertanya padanya kenapa dia menjauh dari ku akhir-akhir ini. Mungkin dia sadar aku bukanlah ibu nya." Ucap Nadine
"Baiklah, kau bisa pergi. Hanya itu yang ingin aku tanyakan padamu, aku akan pergi ke rumah asisten ku. Dan jaga Ivan selama aku pergi."
Arfan beranjak dari duduknya dan pergi.
"Baiklah, Hati-hati." Nadine pun pergi ke kamarnya
Di Kamar Nadine~~
"Anak itu pasti mengatakan sesuatu pada Arfan, Aku harus memastikan jika dia tidak mengatakan apapun pada ayahnya." Nadine pun pergi ke kamar Ivan
"Anak sialan di mana kau?" Marah Nadine
"Apa yang kau lakukan di kamarku?" Tanya Ivan
"Apa yang kau katakan pada ayahmu, heh?"
"Aku tidak mengatakan apapun, memangnya apa yang ayah katakan padamu."
"Kau malah bertanya lagi, kau pasti sedang berbohong. Pasti kau mengatakan bahwa aku sudah menyakitimu kan."
"Tidak ibu, aku tidak mengatakan apapun pada ayah."
"Kau pasti bohong, aku harus memberi pelajaran untukmu. Dasar anak nakal." Nadine pun memukuli Ivan dengan sangat keras dan beberapa kali
"Ampun Bu,,, ampun. Maafkan aku, aku tidak bersalah Bu."
"Aku tidak percaya padamu, Kau bisa saja mengatakan keburukan ku kepada ayahmu itu." Nadine terus memukuli Ivan
"NADINEEEEE!!..." Suara yang sangat keras dan menggema didalam kamar Ivan
Nadine pun terkejut, ia panas dingin bercucuran keringat, dan sangat ketakutan melihat Arfan berada dihadapannya.
Flashback~~
"Ya Tuhan, aku lupa meninggalkan ponselku di kamar, terpaksa aku harus putar balik." Ponsel Arfan tertinggal dikamar nya ia pun terpaksa memutar balik mobilnya dan kembali ke mansion untuk mengambil ponselnya
Saat sampai di mansion nya Arfan mendengar suara orang marah-marah dan teriakan anak kecil yang kesakitan.
"Suara siapa itu? Seperti nya suara Nadine!kepada siapa dia marah?"
Arfan pun pergi kearah sumber suara,dan mendapatinya di kamar Ivan. Betapa terkejutnya ia melihat Nadine memukuli ansel dengan sangat kasar dan keras beberapa kali.
"NADINEEEEE!!..." Suara yang sangat keras dan menggema didalam kamar Ivan
Dengan begitu sangat marah Arfan pun menampar Nadine dengan sangat keras sehingga pipi Nadine memerah.
"Apa yang kau lakukan pada putraku?" Tanya Arfan dengan nada tinggi dan kemarahan yang memuncak dan sorot mata yang tajam mengintimidasi
"A-aku tidak melakukan apapun." Jawab Nadine dengan gugup
"Kau masih bisa berbohong, aku melihatmu memukuli putraku." Ucap Arfan yang masih menggunakan nada tinggi
"Ayah,,ibu Nadine jahat dia memukuli ku dengan sangat keras, dia sangat jahat. Selama ini dia berperilaku baik padaku hanya dihadapan ayah. Jika ayah bekerja dia terus memarahi dan menyakitiku." Tangis Ivan memeluk ayahnya erat dan gemetar
"Kenapa kau tidak pernah mengatakan perlakuan dia padamu pada ayah, Ivan?" Ucap Arfan sedikit menurunkan nada bicaranya
"Aku takut padanya, dia mengancam ku ayah." Kata Ivan yang semakin membuat Arfan marah
"Oh, Jadi selama ini kau menyiksa putraku dibelakang ku. Aku benar-benar bodoh sudah mempercayai untuk menitipkan Ivan pada wanita sepertimu. Aku pikir kau akan mengurus Ivan dengan sangat baik, tapi nyata nya sikap dan sifat yang kau tunjukkan bukan yang sebenarnya." Ucap Arfan dengan nada tinggi
"Ya, apa yang kau katakan benar Tuan Arfan yang terhormat, karena alasanku ingin menikahimu bukan untuk mengurus anak mu ini. Aku ingin menerima perjodohan ayahmu untuk mendapatkan cintamu dan hartamu bukan menjadi ibu untuk anakmu." Ucap Nadine yang mengaku
"Aku tidak habis pikir dengan ulah mu ini, bisa-bisa nya aku dibohongi dengan wajah palsumu itu. Sekarang juga angkat kaki dari rumahku. Aku Arfan akan mentalak dirimu saat ini juga."
"Apa, kau akan mentalak diriku?" Kejut Nadine
"Ya, karena keburukan mu pada putraku sudah terbongkar. Jadi, untuk apa aku tetap mempertahankan seorang wanita yang sudah menyakiti putraku."
"Jika aku ditalak Arfan aku tidak akan bisa menikmati kekayaan yang sudah aku dapatkan, maka dari itu aku akan kembali miskin. Tidak... Itu tidak akan terjadi padaku." Gumam Nadine
"Aku minta maaf padamu Arfan, aku berjanji setelah ini aku akan menjadi ibu yang baik untuk Ivan." Bersujud di kaki Arfan
Arfan menendang keras Nadine sampai tersungkur
"Aku tidak butuh minta maaf mu, apa yang kau lakukan pada putraku selama ini tidak bisa aku maafkan." Arfan pun membereskan barang-barang Nadine dan menjeratnya keluar dari rumah lalu mengusirnya pergi
"Pergi kau dan jangan pernah perlihatkan dirimu dihadapan ku lagi."
"Tolong jangan lakukan ini padaku Arfan."
"Lebih baik aku mengusir mu dari pada aku membunuh dirimu." Tegas Arfan, lalu ia pergi masuk kedalam rumah menemui Ivan
Di luar~~
"Awas saja kau Arfan, Aku akan membuatmu bertekuk lutut dihadapan ku." Ucap Nadine jahat yang sedang merencanakan sesuatu
Nadine pun pergi dan meninggalkan mansion Arfan yang megah dan mewah itu.
Di Dalam~~
"Ivan, kau tidak apa-apa, nak? mana yang sakit?" Tanya Arfan khawatir sambil melihat bekas pukulan yang begitu membiru di badan Ivan
"Aku baik-baik saja ayah, ayah tidak perlu mengkhawatirkan ku. Aku senang ayah mengusir ibu Nadine."
"Bagaimana kau bisa baik-baik saja, lihat dirimu kau dipukuli dengan begitu sangat keras.ibu kandungmu pun tidak pernah melakukan ini pada dirimu kan, tapi orang lain berani-beraninya dia memukulmu seperti ini."
"Ayah, apa ibu Nadine akan kembali aku takut dia kembali?"
"Ayah sudah mengusirnya nak, dia tidak akan pernah kembali."
"Baiklah, aku sangat senang sekali ayah mengusirnya."
"Sekarang akan ayah obati lukamu ini, ya?" Mengambil kotak obat p3k di laci meja
"Iya ayah..."
Arfan pun mengobati luka Ivan.
"Maaf kan ayah Ivan, ayah tidak bisa menjaga dirimu, melihat tubuh mungil mu ini yang terluka ayah tidak bisa menjagamu. Maafkan aku Alina aku tidak bisa menjaga putra kita." Gumam Arfan sambil mengobati luka Ivan
"Ayah kenapa ayah menangis?" Tanya Ivan
"Tidak ayah tidak menangis." Mengusap air matanya
"Ayah pasti menangis gara-gara aku, kan?maafkan aku ayah aku sudah membuat ayah menangis."
"Tidak nak, ini bukan salahmu ayah yang salah. Ayah tidak bisa menjaga dirimu dengan baik. Ayah malu pada ibumu diatas sana ibu pasti kecewa pada ayah karena tidak bisa menjaga putra kesayangannya."
"Ibu pasti bangga pada ayah, karena ayah sudah menjadi ayah yang baik selama ini. Aku juga bangga pada ayah, ayah sudah menjadi pahlawan untukku."
Arfan pun memeluk Ivan dengan sangat erat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments